Pembangunan terowongan PLTA Batang Merangin Berimbas pada kebun masyarakat sekitarnya.

November 1, 2021

 Kerinci-Jurnalpolisi.id Pekerjaan Pembangunan Terowongan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Batang Merangin berkapasitas 350 Megawatt (MW) di Desa Muara Emat kecamatan Batang merangin Kabupaten Kerinci Provinsi Jambi menuai polemik baru. Dari hasil investigasi dan penelusuran dua awak media ini serta keterangan masyarakat di bedeng 12 desa muara emat menceritakan (30/10/2021) bahwa ladang kami yang dulu nya masih bisa mendapatkan air dan ada pematang disana, sekarang mengering dan tanah nya mulai tandus. Diketahui masyarakat tersebut bernama Dodi Haryanto dengan panggilan sehari hari Pak Dianda yang beralamat bedeng 12, mengatakan bahwa Pihak Perusahaan BUKAKA yang mengurus Pergantian Ganti Rugi yaitu PT.Kerinci Merangin Hidro (PT.KMH) pernah berjanji kepada saya yaitu Aslori setahun yang lalu Akan menyelesaikan Ganti Rugi Lahan perkebunan terangnya. Sampai saat ini, belum ada tanda tanda ganti rugi dari PT.KMH bebernya. Di tambah Pak Dodi, akibat dampak Pembangunan Terowongan kebun mengering dan tumbuh tumbuan mulai layu, bisa di katakan hidup segan mati dak mau, dulunya ada pematang yang selalu ada air(sungai kecil) dekat kebun   sekarang sudah mengering. Selanjutnya Pak Dianda yang panggilan sehari hari. Menjelaskan bahwa Luas tanah saya satu (1) Hektar, surat ber SKT, mengharapkan kepada PT.KMH melalui Aslori lewat media ini, agar segera ganti rugi Lahan kami di selesaikan, kami sudah cukup sabar menunggu. Kami akan mempertahankan Hak Kami, sampai ke jenjang yang lebih tinggi, bila tidak ada niat baik perusahaan. Bebernya.Di tambahnya kembali, di lokasi belakang bedeng 12 dekat terowongan ada puluhan Hektar perkebunan yang dimilik oleh 17 orang yang juga kena Dampak pembangunan Tersebut pungkasnya. Di tempat terpisah awak media ini menghubungi pihak PT.KMH melalui Aslori (1/11/2021) lewat WhatsApp mengatakan kepada awak media bahwa saya tidak pernah menjanjikan kepada pak Dodi perihal pembebasan lahan, areal bedeng 12 pernah kita lakukan survey bersama terkait laporan yang mereka sampaikan ke kami, apakah itu memang dampak dari kami atau bukan…Atau faktor yang lainnya.. karna jalur terowongan jauh di bawah, di bawah permukaan tanah… dan lebar terowongan hanya sekitar 10- 8 meter terang nya. Selanjutnya Asroli akan segera melibatkan pihak ketiga berkoordinasi dengan dinas terkait yaitu Perkebunan/Pertanian dalam hal ini yang bisa memberikan masukan serta kajian yang bisa memjadi panduan kita bersama. Pungkasnya. Setelah berita ini di publish pihak terkait dinas perkebunan / Pertanian kabupaten kerinci serta Provinsi jambi belum dapat di konfirmasi. (Mulyono) 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *