Kurangnya Lampu Penerangan pusat pemerintahan Aceh Timur, Kerap Jadi Tempat memadu kasih
Aceh Timur – jurnalpolisi.id Akibat minimnya pencahayaan atau penerangan lampu di beberapa objek pada pusat pemerintahan kabupaten Aceh Timur diduga kerap dimanfaatkan oleh para pasangan sejoli untuk berbuat mesum. Seperti di kawasan lapangan upacara kabupaten Aceh Timur dan tempat permainan anak-anak dan perumahan PKAT banyak pasangan sejoli yang menjadikannya tempat memadu kasih. Minimnya penerangan lampu dan pengawasan petugas kerap menjadi alasan para pasangan untuk berkencan. Bang adek yang akrab disapa pemuda setempat dan juga ketua tempat permainan anak-anak kepada media ini mengatakan bahwa ia selalu harus memasukkan pulsa lampu pada lapangan upacara. “Iya setiap malam saya ambil biaya kepada para pedagang (Rp 5000) perorang untuk mengisi token listrik dengan biaya Rp 150.000 permalam.dan itu pun kita isi usai sholat isya dan kita matikan lampu pada pukul 23:00 wib. Lanjut bang adek mengatakan cuma malam Jum’at saja kami tidak beraktivitas dan lampu penerangan tersebut tidak hidup, malah saya juga sudah menghadap kepala dinas terkait agar lampu penerangan pada lapangan upacara tersebut terus hidup namun tidak ada jawaban dari kepala dinas tersebut.ujar bang adek Dulu semasa almarhum pak razi dan pak amin untuk pemakaian token listrik ada di bantu oleh mereka (Almarhum). Namun dengan kadis yang baru ini seperti enggan membantu dan tidak memperdulikan penerangan lampu pada lapangan upacara dan kantor pemerintah aceh Timur serta di tempat yang lain. “Sering kali kami menangkap pasangan yang sedang berbuat tidak senonoh pada area pusat pemerintahan karena kurangnya Lampu Penerangan apalagi bila malam Minggu.pungkas bang adek. Selain di pusat pemerintahan kabupaten Aceh Timur, lampu penerangan pada jalur dua tempatnya di desa Titi Baroe hingga menuju hotel royal juga mati hingga sering terjadi kecelakaan dan tertabrak trotoar jalan. Sementara panglima Komeng yang juga sebagai ketua keamanan juga mengatakan hal yang sama banyak lampu penerangan jalan yang tidak aktif/mati dan kurang adanya kepedulian dari dinas terkait. Kita berharap adanya perhatian dari instansi tersebut agar pusat pemerintahan kabupaten Aceh Timur tidak di jadikan tempat yang tidak baik bagi muda-mudi,Kondisi pencahayaan yang remang-remang membuat para pasangan semakin romantis saling bercumbu-rayu. Sementara kepala dinas terkait M.Yunus melalui Kabid kebersihan pak zol saat di konfirmasi media mengatakan lapangan upacara tersebut di kelola oleh bang adek. Lanjutnya masalah untuk token listrik meteran lapangan dengan lampu sorot ada kesepakatan bersama dengan pihak pengelola. Saat kami sedang mengecek dimana yang di anggap rawan gelap tanpa ada lampu penerangan.( Bin)