Erupsi Gunung Raung Tak Ganggu Penerbangan di Bandara Banyuwangi

Banyuwangi – jurnalpolisi.id

Erupsi Gunung Raung, Selasa (24/12/2024), tak menggangu aktivitas penerbangan di Bandara Banyuwangi. Penerbangan di bandara tersebut berlangsung normal.

GM Bandara Banyuwangi Johan Seno Acton menjelaskan, paper test telah dilakukan oleh safety team bandara begitu informasi erupsi Gunung Raung diterima. Tes tersebut untuk memantau sebaran vulkanik Gunung yang berada di wilayah Banyuwangi, Jember, dan Bondowoso itu.

“Tes ini merupakan standar prosedur apabila terjadi erupsi gunung berapi. Pengetesan dilakikan setiap jam dan hasilnya hingga saat ini negatif,” kata Johan, Selasa.

Hasil tes tersebut menunjukkan bahwa sebaran abu erupsi Gunung Raung tak sampai ke wilayah Bandara. Pun tak mengganggu lalu lintas pesawat terbang.

Meski demikian, pengelola bandara tetap akan memantau perkembangan aktivitas Gunung Raung. Pihaknya juga telah menyiapkan langkah-langkah penanganan situasi darurat.

Berdasarkan pengalaman-pengalaman sebelumnya, erupsi Gunung Raung pernah mengganggu aktivitas di bandara tersebut.

“Semoga tidak terjadi lagi. Sampai saat ini penerbangan masih berjalan normal. Kami akan terus memantau sebaran vulkaniknya,” lanjut dia.

Johan berharap, erupsi Gunung Raung tak berlansung lama. sebab, aktivitas penerbangan di Bandara Banyuwangi relatif padat selama musim libur panjang Natal dan Tahun Baru (Nataru).

Sekadar informasi, Gunung Raung mengalami erupsi pada Selasa (24/12/2024). Erupsi terjadi pukul 09:30 WIB yang menyebabkan kolom erupsi setinggi 2.000 m di atas puncak gunung.

Kolom erupsi berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah timur. Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 32 mm dan durasi ± 4 menit 42 detik.

Erupsi susulan juga terjadi sebanyak 3 kali pada pukul 10.25, 10.31, dan 10.35 WIB. Namun kolom erupsi tidak teramati karena tertutup kabut. Erupsi terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 13-23 mm, dan durasi 1 menit 54 detik sampai dengan 3 menit 25 detik.

Hingga saat ini, Gunung Raung berada pada level II atau waspada. Status tersebut berlangsung sejak Desember 2023. Masyarakat diimbau untuk tidak beraktivitas dalam radius 3 kilometer dari puncak atau bibir kawah.

Sementara itu, Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani menyatakan pemkab telah berkoordinasi intens dengan Forkopimda terkait langkah-langkah mitigasi. Mulai dari mendata sekaligus menyiapkan peralatan yang dibutuhkan bila perlu dilakukan evakuasi, hingga titik mana untuk pengungsian.

“BPBD terus berkoordinasi, termasuk menyiapkan masker yang siap dibagikan ke warga bila memang debu vulkanik mulai mengarah ke Banyuwangi. Dan infonya, semua pendaki juga sudah turun. Kami berharap skala erupsinya terus turun,” kata Ipuk. ( Boby )

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *