Pelestarian Budaya Nusantara Larung Sesaji dan Fangshen di Gunung Kumbang

Surabaya – jurnalpolisi.id

Kali ini menjadi momentum Penting di Akhir Tahun 2024.
berada di Pendopo Pantai Ngliyep dan Gunung Kumbang Malang Selatan merupakan Wujud Kepedulian dan Kepekaan terhadap Alam Semesta serta Wujud Melestarikan Uri Uri Budaya Kearifan Lokal Bangsa.
Tepat Tanggal 5 Desember 2024 hari Kamis Legi di bulan Desember akhir Tahun 2024.
Kali ini Nuswantoro Nduwe Garudo bersama Pasopati Cakra Nusantara melaksanakan acara Sarasehan Budaya, Prosesi Doa, Larung Sesaji dan Prosesi Pelepasan Burung atau di kenal dengan Fangshen.

Acara semarak dan sukses di ikuti satusan yang hadir dari masyarakat umum, Paguyuban, komunitas serta perwakilan Instansi Pemerintah maupun perangkat desa.

Melalui beberapa sambutan saat pembukaan acara Mulai dari Ketua Paguyuban Nuswantoro Nduwe Garudo oleh Bunda Nyimas Dewi Nawangsari , Ketua umum Pasopati Cakra Nusantara KPAS Ki Bagus Mpu Batu, Lurah Desa bapak Misdi, Komandan Kapolsek bapak Arif,
Perwakilan Komandan Koramil bapak Dwi
, perwakilan Camat pak Miut, Radar Angkatan Udara bapak Putra, Kepala Dinas Pariwisata Malang Pak Hartono.

Tentunya yang berkesan kali ini sambutan bapak Putra dari TNI AU Radar Angkatan Udara yang memberi sambutannya tentang pentingnya Budaya dilestarikan sehingga menjadi Kekuatan Bangsa di masyarakat.
Hal ini juga tidak kala pentingnya Ketua Umum Pasopati Cakra Nusantara juga memberi Suport atau dukungan dengan Sambutan nya yang juga menyampaikan salam dari Dewan Pembina Utama Pasopati Nusantara Marda TNI (Purn) Ir. Tri Bowo Budi S. MM. M.Tr ( Han ) yang belum bisa hadir karena bersamaan Tugas Di jakarta.

Kehitmatan Suasana pun berlangsung dengan prosesi Doa Pembuka sebelum acara Labuhan Larung dan Pelepasan Burung dilangsungkan.
Setelah itu suara gamelan berbunyi disertai Reoq Singo Suryo Menggolo beraksi dengan lenggak lenggok pemain Reoq yang luar biasa memberi atraksi mengangkat perangkat Reoqnya. Sebagai simbul juga yang saat itu bertepatan Reoq di sahkan oleh UNESCO menjadi Warisan Leluhur Bangsa Indonesia.

Berbagai Macam Sesaji pun mulai dari Bubur Sengkilo, Pisang Raja, Cok bakal 33 lengkap, Kepala Kambing, Ratusan Burung Perkutut, Nasi Burung di arak menuju Gunung Kumbang untuk Prosesi Doa dan Keselarasan Alam Semesta wujud Puji Syukur dan Memohon keselamata, Kelancaran,Keberkahan serta di jauhkan dari Sengkolo atau mala Petaka.

Dari Prosesi tersebut ada kesakralan yang dilaksanakan mulai dari Pelepasan Burung Perkutut di Sepanjang Jembatan Gunung Kumbang yang baru pertama dilaksanakan dengan pelepasan yang semarak dan memusatkan hajad kepada Tuhan Maha Suci.
Acara pun berlanjut ke Gunung Kumbang Tempat Prosesi Pelabuhan Larung Sesaji yang saat itu doa dipimpin Oleh Bunda Nyimas Dewi Nawangsari dengan suasana Hitmat dan Sakral.
Prosesi Doa berakhir dilanjutkan pelemparan Sesaji di Laut Bentuk bersedekah kepada Alam semesta dan Rasa Syukur Kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Semoga Budaya Kearifan lokal selalu terjaga sehingga Budaya Bangsa Terus Berkembang dan terwarisi oleh Generasi Penerus.

Bangsa Yang Besar Merupakan Bangsa Yang Budayanya Selalu Terjaga serta Dilestarikan. Pesan Penting ini lah sehingga Pemerintah dan Masyarakat selalu peduli tentang Budaya Nusantara terus berkiprah serta Terjaga Keberadaannya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *