Rumah Produksi Bersama Cabai Merah di Batu-Bara Terancam Mangkrak, Petani Kecewa
Batu Bara – jurnalpolisi.id
Rumah Produksi Bersama (RPB) Cabai Merah yang dibangun pada tahun 2023 di Kabupaten Batu-Bara, Sumatra Utara, kini terancam mangkrak dan tidak memberikan manfaat bagi para petani. Para petani dari tujuh desa di Kecamatan Lima Puluh Pesisir, yakni Desa Lubuk Cuik, Gunung Bandung, Pematang Tengah, Perupuk, Gambus Laut, Titi Merah, dan sekitarnya, merasa dirugikan. Hal ini terjadi karena hasil panen cabai merah mereka tidak diserap oleh RPB yang dikelola oleh Koperasi Berkah Abadi Jaya.
Menurut Madan (43), seorang petani cabai merah asal Desa Lubuk Cuik, pada Selasa, 10 Desember 2024, rumah produksi ini tidak pernah membeli hasil panen cabai merah dari petani. Madan juga mengungkapkan bahwa saat musim panen cabai pada Oktober 2024, harga cabai merah anjlok hingga Rp 10.000–12.000 per kilogram, namun RPB maupun koperasi tersebut tidak memberikan solusi. Hal ini semakin memperburuk keadaan, di mana banyak cabai yang terbuang sia-sia tanpa bisa dipasarkan.
Pembangunan RPB yang dijanjikan akan menstabilkan harga cabai merah dan meningkatkan ekonomi masyarakat petani tampaknya tidak memenuhi harapan. Pemerintah Kabupaten Batu-Bara pada 2023 lalu telah berkomitmen bahwa RPB ini akan memberikan dampak positif bagi kesejahteraan petani, namun kenyataannya tidak demikian. Kondisi ini mendapat perhatian serius dari Ketua Pengurus Daerah Ikatan Wartawan Online (IWO) Batu-Bara, Darmansyah, yang mendesak pemerintah daerah untuk segera menindaklanjuti permasalahan ini.
Darmansyah mengatakan bahwa RPB atau gedung pasta cabai merah yang dibangun dengan anggaran negara sebesar Rp 9,6 miliar tersebut kini berpotensi menjadi sia-sia. Ia menilai pembangunan gedung RPB tersebut kurang direncanakan dengan matang, sehingga saat ini fasilitas tersebut tidak berfungsi sesuai harapan. Darmansyah mendesak pemerintah dan Kementerian Koperasi dan UMKM untuk segera mengevaluasi kinerja Koperasi Berkah Abadi Jaya yang mengelola RPB, guna memastikan apakah koperasi tersebut masih layak atau perlu ada perubahan dalam pengelolaannya.
Para petani berharap agar pemerintah segera turun tangan untuk menyelesaikan permasalahan ini agar RPB dapat berfungsi dengan baik, memberikan manfaat bagi masyarakat, dan membantu menstabilkan harga cabai merah yang sering kali fluktuatif.
Laporan: Husaini Yafizam, Kabiro Jurnal-Polisi Batu-Bara.