Kolaborasi Pecinta Alam dan Mahasiswa dalam Aksi Kemanusiaan “Pray for Sayur Matinggi”
Tapanuli Selatan, – jurnalpolisi.id
– Menghadapi dampak bencana alam yang melanda Kecamatan Sayur Matinggi, Kabupaten Tapanuli Selatan, sejumlah komunitas mahasiswa dan kelompok pecinta alam menunjukkan solidaritas luar biasa.
Melalui aksi bertajuk “Pray for Sayur Matinggi”, Ery Zulkufli Lintang menggandeng KOMPEL UMTS, MAPALA IPTS, dan MAPALA UIN untuk membantu masyarakat yang terdampak.
Aksi ini dimulai dengan penggalangan dana selama empat hari, dari 26 hingga 29 November 2024, di berbagai titik strategis di Kota Padangsidimpuan. Antusiasme masyarakat terhadap aksi ini sangat besar.
Donasi yang terkumpul digunakan untuk menyediakan kebutuhan pokok seperti peralatan bayi, perlengkapan sekolah, dan paket sembako yang kemudian diserahkan langsung kepada korban pada Ahad, 1 Desember 2024.
Penyerahan bantuan berlangsung di lokasi pengungsian, disambut haru dan rasa syukur oleh para penerima. Bantuan yang diberikan menjadi angin segar bagi masyarakat yang tengah berjuang memulihkan kehidupan pascabencana.
Saat ditemui Jurnalpolisi.id, Ery Zulkufli Lintang menjelaskan motivasinya memimpin aksi kemanusiaan ini.
“Motivasi kami adalah membantu sesama. Ketika mendengar kabar bencana, kami merasa terpanggil untuk bertindak. Kami percaya, meski kecil, langkah ini bisa membawa harapan besar bagi yang membutuhkan,” katanya.
Ery juga mengapresiasi dukungan masyarakat dalam penggalangan dana.
“Respons masyarakat sangat luar biasa. Banyak yang menyumbang dan bahkan menawarkan bantuan logistik. Ini menunjukkan bahwa solidaritas dan empati masih sangat kuat di sekitar kita,” tambahnya.
Namun, dalam wawancara tersebut, Ery juga menyoroti penyebab bencana yang sering kali dikaitkan dengan perusakan lingkungan. Ia mengecam praktik penebangan liar yang diduga menjadi salah satu pemicu kerusakan ekosistem di kawasan tersebut.
“Penebangan liar adalah tindakan yang tidak hanya merusak lingkungan tetapi juga mengancam keselamatan manusia. Kita harus sadar bahwa bencana ini bukan sekadar fenomena alam, tetapi juga akibat ulah tangan-tangan tidak bertanggung jawab. Saya berharap aparat penegak hukum bertindak tegas terhadap pelaku penebangan liar, dan masyarakat juga turut menjaga kelestarian lingkungan,” tegasnya.
Relawan dari KOMPEL UMTS, MAPALA IPTS, dan MAPALA UIN juga menyampaikan pesan serupa. Mereka berharap aksi ini mampu menjadi pemantik semangat, tidak hanya bagi korban, tetapi juga bagi masyarakat luas untuk terus berbagi dan menjaga lingkungan.
“Bantuan ini semoga menjadi penyemangat untuk bangkit. Kami juga berharap ada sinergi lebih baik antara komunitas, masyarakat, dan pemerintah agar penanganan bencana lebih cepat dan terkoordinasi,” ujar salah seorang anggota MAPALA UIN.
Kegiatan “Pray for Sayur Matinggi” menjadi bukti bahwa kolaborasi berbagai elemen masyarakat dapat menciptakan perubahan positif. Selain memberikan bantuan fisik, aksi ini mengingatkan pentingnya menjaga alam sebagai upaya pencegahan bencana di masa depan.
Dengan semangat kebersamaan, masyarakat Tapanuli Selatan diingatkan bahwa solidaritas adalah kekuatan utama dalam menghadapi bencana, dan tanggung jawab menjaga lingkungan adalah tugas bersama.
(P.Harahap)