Tragis! Anakan Harimau Sumatra Ditemukan Mati Terjebak Jerat di Madina

MANDAILING NATAL – jurnalpolisi.id

Seekor harimau sumatra ditemukan mati terjerat di perkebunan warga di Desa Hutarimbaru, Kecamatan Kotanopan, Mandailing Natal (Madina), Selasa (10/9/2024). Harimau yang diperkirakan masih anakan tersebut ditemukan terjebak di jerat yang diduga sengaja dipasang untuk menangkap binatang liar, seperti babi hutan.

Kepala Polisi Sektor Kotanopan, Ajun Komisaris Polisi Parsaulian Ritonga, menyampaikan bahwa informasi awal diperoleh dari seorang warga bernama Faisal Tambunan (25). Faisal pergi ke kebun milik keluarganya sekitar pukul 10.00 WIB untuk mengecek jerat yang dipasang oleh ayahnya, Irfan Tambunan, yang berprofesi sebagai penjerat babi. Saat tiba di lokasi, Faisal menemukan seekor harimau sudah dalam keadaan mati terkena jerat tersebut.

“Jadi yang pertama kali menemukan adalah anak dari pemilik jerat. Saat ditemukan, menurut Faisal, harimau itu sudah mati,” jelas Kapolsek Parsaulian pada Rabu (11/9/2024).

Setelah penemuan tersebut, Faisal langsung melaporkan kejadian ini kepada ayahnya dan kemudian diteruskan kepada pemerintah desa serta pihak berwenang. Pada Rabu pagi, warga bersama-sama mengevakuasi bangkai harimau dan membawanya ke sebuah madrasah di desa setempat, sambil menunggu kedatangan petugas dari Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Mandailing Natal.

“Harimau itu baru dievakuasi pada Rabu pagi dan dibawa ke madrasah. Kami menunggu pihak BKSDA datang untuk menangani bangkai harimau,” tambah Parsaulian.

Setelah tiba di lokasi, pihak BKSDA langsung mengambil alih bangkai harimau tersebut untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. Kepala Seksi Konservasi Wilayah V Sipirok, Refdi Azmi, mengungkapkan bahwa mereka mendapatkan informasi dari Balai Taman Nasional Batang Gadis (TNBG) tentang penemuan bangkai harimau.

“Harimau itu dievakuasi ke TNBG pada Rabu pagi. Kami segera menuju kantor TNBG di Panyabungan untuk melakukan otopsi. Untuk lokasi penguburan belum ditentukan karena kami masih menunggu arahan dari pimpinan,” kata Refdi.

Meskipun otopsi telah dilakukan, penyebab pasti kematian harimau tersebut belum dapat dipastikan. Pihak BKSDA Mandailing Natal saat ini masih melakukan penyelidikan lebih lanjut untuk mengetahui detail kejadian dan menentukan tindakan yang tepat atas insiden ini.

Pihak kepolisian juga akan bekerja sama dengan BKSDA untuk menyelidiki apakah jerat tersebut dipasang secara sengaja dengan melanggar aturan konservasi satwa liar atau tidak. Harimau sumatra sendiri merupakan spesies yang dilindungi dan terancam punah, sehingga setiap tindakan yang menyebabkan kematian harimau harus ditindaklanjuti dengan serius. ( P.Harahap)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *