Berdayakan Pasien ODGJ, Usaha Rumahan Kue Kacang di Banyuwangi Beromzet Ratusan Juta

BANYUWANGI – jurnalpolisi.id

Meski hanya produksi rumahan, usaha kue kacang di Desa Lemahbang Dewo, Kecamatan Rogojampi, Banyuwangi beromzet hingga Rp 200 juta per bulan. Industri kue rumahan tersebut, setiap hari memproduksi ribuan kue kacang, bahkan menjadi salah satu tempat untuk memberdayakan pasien Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ).

Produksi kue kacang itu, berada di rumah Ibu Jamilah. Di rumahnya Jamilah memproduksi kue dengan dibantu 35 orang pekerja yang didominasi ibu-ibu. Jamilah juga mempekerjakan satu orang pasien ODGJ. Dia menjadi orang tua asuh satu orang ODGJ yang merupakan pasien Puskesmas Gitik.

Perannya tersebut menjadi bagian dari program Teropong Jiwa, yakni program terapi kerja bagi ODGJ. Pasien yang sudah stabil setelah pengobatan, dilatih dengan berbagai keterampilan dan berbagai aktivitas produktif.

“Sudah ikut saya tiga tahun. Alhamdulillah bisa mengerjakan mencetak kue. Tapi tidak saya haruskan ikut kerja terus seperti yang lainnya. Sesuai kemampuannya saja, yang penting bisa belajar mandiri,” ungkap Jamilah.

Pekerjaan yang dilakoni pasien tersebut, seperti menyangrai kacang, membuat adonan, mencetak kue, memanggang hingga mengemas kue ke dalam plastik.

Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani sempat mengunjungi rumah produksi kue kacang tersebut, disela kegiatan Bupati Ngantor di Desa (Bunga Desa) di Desa Lemahbang Dewo, Bupati Ipuk mengapresiasi apa yang dilakukan Jamilah.

“Salut untuk Ibu Jamilah, mau menjadi orang tua asuh pasien ODGJ. Tentu ini butuh keberanian dan kesabaran tersendiri. Semoga ini menjadi ladang ibadah, dan membuat usaha Ibu Jamilah semakin berkah dan berkembang,” kata Bupati Ipuk.

Di tempat produksi itu, Bupati Ipuk juga mencicipi kue kacang buatan Ibu Jamilah.

“Ini kue jadul yang sampai sekarang rasanya sangat enak, perpaduannya pas, gurih dan manis. Harganya juga murah,” ujarnya.

Jamilah menceritakan, usaha kue kacang miliknya telah dirintis sejak 24 tahun yang lalu. Diawal merintis, produksinya sangat terbatas dan dipasarkan sendiri. Namun sekarang Jamilah memproduksi tidak kurang 12.000 bungkus kue setiap hari, dengan harga jual Rp. 1000 per bungkusnya.

Sebelumnya, selain kue kacang dia sempat membuat berbagai kue lainnya seperti kue mlinjo dan kue wijen.

“Dari kue kue lainnya itu, ternyata yang paling laris kue kacang, baru saya mulai fokus tahun 2000 membuat kue kacang,” kata Jamilah.

Untuk pemasaran, awalnya Jamilah hanya menitipkan ke satu warung. Selanjutnya bertambah menjadi dua warung dan seterusnya sampai akhirnya sekarang ada 20 orang sales yang ikut membantu memasarkan kuenya.

“Kami juga melayani pesanan dari toko oleh oleh dan reseller yang menjualnya kembali dengan merek masing-masing. Kue ini juga sampai keluar kota seperti Surabaya, Madura, dan Bali,” jelasnya.

Boby

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *