Napak Tilas Warisan Leluhur, Warga Boyolangu Gelar “Tradisi Puter Kayun” Setiap 10 Syawal

BANYUWANGI – jurnalpolisi.id

Beragam tradisi budaya Banyuwagi semarakkan momen Hari Raya Idhul Fitri, semua tak lepas dari adat istiadat masyarakat lokal yang masih terus dilestarikan. Salah satunya Ritual Tradisi “Puter Kayun” yang rutin di gelar oleh masyarakat Kelurahan Boyolangu setiap memasuki tanggal 10 Syawal.

Dalam rangkaian Ritual Tradisi Puter Kayun ini, sebelumnya pada tanggal 7 Syawal para tetua adat setempat melakukan Nyekar di petilasan Buyut Jaksa yang merupakan leluhur Kelurahan Boyolangu. Dilanjutkan pada 9 Syawal dilaksanakan tradisi pawai Kebo-Keboan yang mengelilingi perkampungan di Kelurahan Boyolangu.

Puncak acara pada tanggal 10 Syawal, yaitu Ritual Tradisi “Puter Kayun” yang merupakan Ritual napak tilas dan penepatan janji kepada para leluhur yang telah membuka akses di kawasan Banyuwangi utara. Bentuk Ritual itu dengan melakukan perjalanan dari Kelurahan Boyolangu menuju wisata Watudodol dengan mengendarai Delman (Dokar) secara bersama-sama.

Ceremonial Ritual Tradisi Puter Kayun dihadiri dan dilepas secara langsung dengan simbolis memecah kendi oleh Taufik Rohman Plt. Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyuwangi.

Dalam sambutannya, Taufik Rohman menyampaikan terimakasih kepada masyarakat Kelurahan Boyolangu yang telah melestarikan tradisi Puter Kayun hingga saat ini.

“Kita mengenang jasa para pahlawan Ki Buyut Jaksa dalam membuka jalan di area Pantai Watudodol Banyuwangi.” kata Plt Kadisbudpar Banyuwangi Taufik Rohman, pada Jum’at (19/04/2024).

Ia menegaskan komitmen Pemerintah Kabupaten Banyuwangi dalam menjaga keberagaman budaya daerah. Menurutnya, tradisi adat dan budaya merupakan prioritas pelestarian sebagai bagian integral dari warisan kekayaan budaya Banyuwangi.

“Untuk tradisi adat Banyuwangi yang digelar setelah lebaran memang banyak. Sebelumnya ada ritual adat Barong Ider Bumi dan Seblang Olehsari yang saat ini masih berlangsung,” terang Taufik.

Ditambahkan oleh warga setempat, Sugeng Hariyanto SH, MH mengatakan, Pentingnya memelihara tradisi ini di tengah arus globalisasi. Karena Tradisi Puter Kayun ini bukan sekadar warisan budaya, tetapi juga menjadi simbol kebersamaan yang menginspirasi banyak orang.

“Tradisi Puter Kayun ini akan terus kami lestarikan, ini bukan sekadar warisan budaya semata tetapi tradisi ini menjadi simbol kebersamaan warga Boyolangu,” ujar Sugeng. Sabtu (20/04/2024).

Untuk diketahui, tradisi Puter Kayun ini tidak hanya menjadi perayaan warga lokal semata, tetapi juga menjadi magnet bagi wisatawan yang ingin merasakan keberagaman budaya dan sejarah yang ada di Banyuwangi.

Dengan menjaga dan melestarikan tradisi ini, masyarakat Osing Banyuwangi tetap menghormati akar budayanya sekaligus menginspirasi generasi mendatang untuk terus memelihara dan menghargai warisan budaya yang telah ditinggalkan oleh para leluhur. (Boby&Putri)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *