Yayasan Hary Petir Al Ittifaq Bersama Pemda KBB, Forkopimcam  Dan TP PKK Kecamatan Lembang Gelar Peresmian Dan Serah Terima Program Rutilahu Di Desa Suntenjaya

BANDUNG BARAT, jurnalpolisi.id

Akhirnya impian keluarga Nanang dan Lela Marlina, warga Kampung Batulonceng, RT 03 RW 10, Desa Suntenjaya, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat (KBB) untuk memiliki rumah layak huni telah terwujud.

Sebelumnya telah diberitakan, para pendiri/ pembina, pengurus dan anggota Yayasan Hary Petir Al Ittifaq bersama Forkopimcam Kecamatan Lembang, Tim Penggerak PKK Kecamatan Lembang, Koordinator PKH Kecamatan Lembang dan Kepala UPT KB Kecamatan Lembang memberikan Program bantuan Rumah tidak layak huni (Rutilahu) secara simbolis, sekaligus meninjau lokasi rumah milik keluarga Nanang dan Lela Marlina yang kondisinya memprihatinkan, Selasa (6/2/2024).

Tepat di akhir bulan, Yayasan Hary Petir Al Ittifaq bersama Pemerintah Daerah KBB, Forkopimcam Kecamatan Lembang dan Tim Penggerak PKK Kecamatan Lembang gelar peresmian dan serah terima Program Rutilahu, pada Kamis (29/2/2024).

Turut hadir dalam kegiatan tersebut, para pendiri/ pembina/ pengurus beserta anggota Yayasan Hary Petir Al Ittifaq, Pj Bupati Bandung Barat  Drs. Arsan Latif, M.Si., Forkopimcam Kecamamatan Lembang yang diwakili oleh Camat Lembang  Drs. Bambang Eko Setyowahjudi, Tim Penggerak PKK Kecamatan Lembang yang di pimpin oleh Hj. Maya Ekawati, Kepala Desa Suntenjaya Asep Wahyono, tokoh masyarakat dan pemuda Kampung Batulonceng, Suntenjaya, Lembang.

Dalam sambutannya, Ketua Bidang Sosial Yayasan Hary Petir Al Ittifaq  Hendaryat menyampaikan, bahwa kegiatan ini berawal dari temuan Tim Penggerak PKK Kecamatan Lembang yang kemudian ditindaklanjuti oleh Yayasan Hary Petir Al Ittifaq.

“Dimana rumah tersebut ditempati itu sejak beliau kecil, jadi mungkin usia rumahnya itu antara 40 sampai 50 tahun, untuk rumahnya panggung kemudian atap dan tiang-tiangnya juga sudah pada keropos, dikhawatirkan akan roboh dan mungkin kalau roboh bisa menimbulkan korban jiwa. Kemudian kami tindaklanjuti, alhamdulillah atas saran dari para pendiri dan pembina Yayasan Hary Petir Al Ittifaq pembangunan ini bisa kita lihat hasilnya,” ujarnya.

Adapun Program Rutilahu ini, sambung Hendaryat membeberkan dalam sambutannya, berlangsung kurang lebih sekitar 10 hari dengan total biaya sebesar Rp18.860.000,-  dengan rincian sumber biaya dari Yayasan itu sekitar Rp15.000.000,-  dari Pemerintah Desa Suntenjaya Rp1.000.000,-  dari Pendiri Yayasan itu Rp2.000.000,- kemudian dari Gerakan Peduli Masyarakat Lembang (GPML) itu Rp860.000,-.

“Mungkin ada yang tidak ternilai harganya, yaitu dari warga sekitar. Atas kerja bakti warga sekitar ini, alhamdulillah program ini terselesaikan,” ucapnya.

Lanjut di tuturkan oleh Hendaryat, pada bulan Februari 2024 ini, Yayasan Hary Petir juga telah/ sudah melaksanakan beberapa kegiatan sosial selain yang dilaksanakan di Batulonceng.

“Diantaranya, ada pembuatan kamar mandi di Desa Cikole, kemudian kita menyantuni juga lansia terlantar yaitu di dekat rumahnya pendiri sekaligus pembina Yayasan Hary Petir Al Ittifaq, Bapak Kiayi Haji Tedy Lesmana. Jadi segala keperluannya, mungkin beliau yang menutupi, padahal awalnya kita akan referal ke instansi ataupun Dinas terkait, tapi yang bersangkutan betah katanya dekat dengan Bapak Kiayi, dan hari Minggu kemarin juga kita ada pegelaran seni budaya sekaligus ada hapus tato gratis di alun-alun Lembang,” terangnya.

Kemudian dalam kesempatan itu, Hendaryat menyinggung Pemda KBB, bahwa Kecamatan Lembang ini kalau dibandingkan dengan Kecamatan-Kecamatan lain yang ada di KBB, Kecamatan Lembang ini termasuk Kecamatan yang telah berhasil memajukan para pengusaha, dan penghasil Pendapatan Asli Daerah (PAD) tertinggi untuk Pemda KBB .

“Akan tetapi ironisnya masih banyak masyarakat yang kurang mampu seperti Rutilahu ini, mungkin banyak sekali yang harus kita garap. Kemudian ada ODGJ dengan latar belakang keluarganya yang tidak mampu, banyak warga yang susah untuk sekolah. Jadi ironis sekali, mungkin ini perlu ada kebijakan-kebijakan terutama dari pihak Pemkab Bandung Barat juga mungkin dari wakil-wakil rakyatnya, bagaimana menyikapi kesenjangan sosial yang sangat tinggi, banyak pengusaha sukses, banyak perusahaan besar tapi masyarakatnya banyak yang di bawah garis, seterusnya seperti itu,” imbuhnya.

Disela-sela kegiatan tersebut, ketika dikonfirmasi oleh Jurnal Polisi News, Hj. Maya Ekawati mewakili Tim Penggerak PKK Kecamatan Lembang mengatakan, bahwa tugasnya melayani masyarakat di Kampung Batulonceng, Desa Suntenjaya ini sudah selesai.

“Alhamdulillah hari ini akan diserah terimakan langsung, diresmikan oleh Bapak Pj Bupati Bandung Barat yaitu Bapak Arsan Latif yang dimana juga ibu-ibu PKK ini akan menambahkan sebagai simbolis itu ada beras, ada sembako, ada karpet. Tapi kami juga udah sebetulnya menyiapkan ada kompor gas, ada tabung gas, dan juga memberikan perlengkapan rumah tangga untuk Ibu Lela dan Bapak Nanang,” ucapnya.

Selain kegiatan Rutilahu di Desa Suntenjaya, Haja Maya juga mengungkapkan, bahwa kegiatan tersebut tidak berhenti disini saja.

“InsyaAllah dari Desa Suntenjaya ini kita akan lanjut ke Desa Cikahuripan, tepatnya di kampung Cibodas itu atasnama Ibu sutarsih yang dimana Ibu itu tinggal dalam satu rumah itu hanya sendiri dan usianya sudah lansia. Kenapa saya katakan lansia karena usianya sudah menginjak 80 sekian, rumahnya juga bagian belakangnya itu sudah roboh dan atapnya juga sudah tidak ada, terus dapurnya juga sudah hancur, jadi menurut saya beliau itu layak mendapatkan Program Rutilahu atau rumah yang lebih layak huni,” jelasnya.

Lanjut dikatakan oleh Haja Maya, dengan kehadirannya sebagai Ketua Tim Penggerak PKK Kecamatan Lembang beserta jajarannya dapat memberikan yang terbaik bagi masyarakat.

“Semoga dengan hadirnya kami Tim Penggerak PKK Kecamatan Lembang ini, khususnya diketuai oleh saya sendiri dan rekan-rekan saya dari Pokja satu sampai dengan empat juga ada Bu Sekcam sebagai wakil ketua dari saya, berharap kami ini bermanfaat untuk masyarakat yang ada di Kecamatan Lembang. Karena kenapa saya berkata seperti itu, karena yang namanya penggerak PKK itu adalah motornya perempuan untuk menggerakkan SDM atau inovasi-inovasinya, siapa tahu dengan hadirnya kami semua ini jajaran dari Kecamatan baik dari desa atau dari Bapak Camat dan reng-rengannya menjadikan sebuah jembatan kemaslahatan untuk masyarakat,” harapnya.

Selain itu, sambutan juga disampaikan oleh Ketua Yayasan Hary Petir Al Ittifaq, W. Darwin, S.ST., MP. Di awal sambutannya, ia mengungkapkan, bahwa selain menjabat sebagai Ketua Yayasan, Darwin juga merupakan seorang PNS di lingkungan Pemkab Bandung Barat, tepatnya di Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian KBB.

“Mohon izin saya adalah Koordinator Penyuluh Pertanian di Kecamatan Lembang, namun mohon izin pada hari ini saya berdiri disini sebagai Ketua Yayasan Hary Petir Al Ittifaq, karena hati saya terpanggil,” katanya.

Selain mengurusi ribuan petani yang ada di Kecamatan Lembang, Darwin juga mengaku mengurus empat bidang yang ada di Yayasan Hary Petir Al Ittifaq.

“Kita laksanakan yang pertama adalah Bidang Pendidikan, disini kita mencoba mendidik kaum generasi muda, baik itu formal ataupun non formal, terutama non formal ini, kita melatih anak-anak kita  agar jangan sampai dimasa depan tidak punya kemampuan. Yang kedua, kita bergerak di Bidang Seni dan Budaya, terima kasih kepada Dinas Pariwisata dan Kebudayaan kemarin sudah mengizinkan kita kolaborasi dengan pihak Kecamatan, tiap hari Sabtu kita melaksanakan gelar Festival Seni Budaya, harapan kita dengan hadirnya Festival Seni Budaya setiap Sabtu, kita ingin menampilkan, bahwa Lembang itu betul-betul seperti jargon Pak Camat, Lembang itu Gerbang Mustika. InsyaAllah dengan tujuan ketika Lembang memiliki semua hal yang ditampilkan, mau jaipongan, mau pencak silat, mau angklung dan sebagainya muncul generasi yang berkeinginan ingin belajar,” jelasnya.

Selanjutnya Darwin menargetkan, jika ada rezekinya, di akhir tahun pihaknya akan mengadakan Festival Akbar. Oleh karena itu, ia memohon dukungan dari semua pihak, baik Pemerintah Kecamatan Lembang maupun Pemkab Bandung Barat.

“Target kita, kalau satu minggu lima pelaku seni tampil, kalau di kali setahun minimal 200, 300 pelaku seni budaya hadir di Lembang. Mohon dukungannya kepada semua pihak,” harapnya.

Kemudian yang ketiga, sambungnya mengatakan, kita ada juga Bidang Keagamaan.

“Tentunya untuk keseimbangan, kita InsyaAllah ada pengajian rutin, mendidik mengaji, ada Tabligh akbar dan sebagainya, kita sedang siapkan,” imbuhnya.

Lebih lanjut di paparkan oleh Darwin, yang terakhir ini adalah masuk kategori Bidang Sosial.

“Tadi sudah disebutkan oleh Ketua Bidang Sosial, bahwa banyak sekali yang kami lakukan santunan dan berbagai hal. Alhamdulillah bersyukur, meskipun kami tidak bisa memberikan yang maksimal, tapi InsyaAllah baik untuk Pak Nanang dan Ibu Lela ini tujuannya bisa meningkatkan kehidupan yang lebih layak, dan tentunya kesejahteraan yang lebih baik lagi. Itu bidang yang kami laksanakan di Yayasan ada empat bidang mudah-mudahan ke depannya bertambah untuk membantu masyarakat sebanyak-banyaknya,” terangnya.

Masih dalam sambutannya, Darwin juga menyampaikan, bahwa Yayasan tidak akan hidup ketika kita tidak punya sesuatu yang menghasilkan.

“Jadi Yayasan saat ini memiliki beberapa Firma, yang pertama adalah LBH, kebetulan ternyata banyak sekali warga masyarakat yang memang membutuhkan pertolongan, akhirnya Yayasan Hary Petir membentuklah sebuah LBH Insya Allah ini akan banyak membantu teman-teman kita yang membutuhkan. Yang kedua kita punya jasa Outsourcing, mungkin kedepan bisa dikolaborasikan ketika Perusahaan maupun Pemerintahan yang memang membutuhkan. Yang ketiga, kita punya jasa travel, itu sebagai penunjang mobilitas kami dalam lalu lintas. Dan yang terakhir, kita sudah berjalan juga untuk jasa umroh. Kita berencana semuanya ada 14 Firma kedepannya untuk menopang kegiatan daripada Yayasan Hary Petir Al Ittifaq,” bebernya.

Di akhir sambutannya, Darwin menuturkan, sebagai harapan, intinya bahwa Yayasan ini adalah ingin meningkatkan taraf hidup, dan yang tadi kalau Ketua Bidang Sosial menyebutkan, bahwa Lembang itu kalau yang kayanya tidak ketulungan, tapi ternyata yang di bawah juga masih banyak.

“Informasi yang terakhir, ini ironis bahwa Lembang konon katanya sehari itu bisa nyampai 4000 mobil masuk ke wisata Lembang, tapi hari ini database yang saya tahu, mohon maaf kalau salah 70.000 warga Lembang itu berhubungan dengan Bank Emok, artinya ada kesenjangan sosial yang begitu besar di Lembang ini, sehingga mencerminkan daya hidupnya tidak seimbang. Harapan terbesar kami melalui Yayasan ini, selain tentunya dukungan dari Pemerintah berbagai sumber, mudah-mudahan khususnya masyarakat Kecamatan Lembang umumnya KBB  secara ekonomi, secara sosial kita lebih baik lagi,” pungkasnya.

Kemudian dalam kegiatan tersebut, dilanjutkan dengan sambutan Kepala Desa Suntenjaya  Asep Wahyono. Dalam sambutannya ia mengucapkan terimakasih atas kerjasamanya dari Pemerintah Kecamatan Lembang dan Yayasan Hary Petir Al Ittifaq yang telah membantu masyarakatnya mewujudkan impian rumah layak huni.

“Pada hari ini tanggal 29 Februari, saya merasa bangga adanya bantuan secara langsung dari Yayasan Hary Petir Al Ittifaq, tentunya Ini adalah sebuah karya kerjasama yang luar biasa dengan TP PKK di Kecamatan dan langsung dibantu oleh Pak Camat beserta warga di sini bisa mewujudkan suatu rumah, biarpun kalau melihat dari RAB itu sangat kecil, tapi alhamdulillah bisa terwujud, bisa terlaksana bahkan pada hari ini bisa diresmikan. Mohon maaf, Pemerintahan Desa tidak bisa membantu secara materi, tentunya saya mungkin lebih ke do’a, semoga kebaikan yang telah diberikan untuk warga masyarakat kami, khususnya di RW 10 Bapak Nanang, mudah-mudahan menjadi sebuah amal ibadah yang dapat balasan dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala,” ujarnya.

Dalam kesempatan itu, Kepala Desa Suntenjaya yang juga merupakan pengusaha Sapi dan Domba Garut menyampaikan keluhan masyarakatnya, terutama akses jalan kepada Pj Bupati Bandung Barat Arsan Latif yang hadir dalam Program Rutilahu itu.

“Saya dengan kehadiran Bapak disini, selain daripada satu kebanggaan, tentunya juga mengharapkan sekali bantuan jalan. Pemerintahan Desa Suntenjaya diprioritaskan itu jalan, karena jalan itu ada empat pilar kegunaan satu pendidikan keagamaan kesehatan dan ekonomi, kalau masalah ekonomi alhamdulillah khusus Desa Suntenjaya apalagi Kecamatan Lembang lebih dikenal Kota sayuran, tapi alhamdulillah Suntenjaya bisa mewakili Kecamatan Lembang terutama di bidang sayur-mayur. Dan juga belum ada invest yang masuk yang membeli lahan, mudah-mudahan kita berdo’a semua Suntenjaya jangan dibeli sama investor yang tidak bertanggungjawab, saya harapkan seperti itu kenapa, supaya warga masyarakat biarpun rumahnya jelek tapi masih punya lahan, itu salah satu kebanggaan,” katanya.

Selain itu, Kepala Desa Suntenjaya yang akrab disapa Asep Cobra itu juga berharap, Arsan Latif tak berhenti menjabat sebagai Penjabat (Pj) Bupati Bandung Barat saja, beliau diharapkan menjadi Bupati Bandung Barat asli.

“Mudah-mudahan kehadiran bapak kesini banyak hikmahnya, banyak manfaatnya khususnya bagi masyarakat Suntenjaya, umumnya bagi masyarakat Bandung Barat. Dan hari ini, mungkin saya merasa bangga dengan Pak Camat, mungkin Pak Camat harus ada selalu di Kecamatan Lembang. Bapak juga selain daripada Pj  harus menjadi Bupati yang asli Pak, saya mengharapkan sekali, karena kenyataan, bukan di depan Bapak, tapi ini kenyataan. Jarang sekali Pimpinan Daerah di tengah-tengah kesibukan datang ke desa Pak. InsyaAllah Bapak harus selalu datang ke warga masyarakat, jangan ke Suntenjaya saja, tapi KBB itu cukup luas,” tandasnya.

Diakhir sambutannya, Asep Cobra kembali mengingatkan kepada Pj Bupati Bandung Barat Arsan Latif.

“Bapak barusan kelewatan jalan Kabupaten, udah diukur dua tahun Pak, dua tahun berturut-turut, tapi belum direalisasikan. Mudah-mudahan Bapak, di tahun ini walaupun tidak di beton juga, minimal mungkin pengaspalan saja, saya kasihan kepada warga masyarakat,” imbuhnya.

Tak berhenti sampai disitu, sambutan juga disampaikan langsung oleh Pj Bupati Bandung Barat Arsan Latif dengan mengaku merasa malu hadir di acara Peresmian Rutilahu tersebut.

“Hari ini saya datang untuk meresmikan Rutilahu ini, jujur saya malu, malu, tapi saya menyampaikan penghargaan setinggi-tingginya kepada Yayasan, apalagi saya punya staf disini mempunyai hati yang mulia, saya tidak menyangka juga itu. Jadi kegiatan ini memang menjadi kewajiban Pemda sebenarnya, kalau boleh saya jujur saya sering ngomel (marah) kepada staf saya yang menangani Rutilahu, saya bilang inikan kewenangan Pemda dan merupakan haknya masyarakat, jangan karena masalah administrasi kemudian masyarakat membutuhkan seakan-akan administrasi menjadi sangat penting. Saya bilang, saya perintahkan, Pak Camat mungkin membaca kemarin di WA Group itu emosi saya. Emosi saya itu adalah kok ada kepentingan masyarakat tapi alasannya administrasi, administrasi, administrasi, saya tidak paham itu, tapi ya sudah, saya atasnama Pemerintah Kabupaten Bandung Barat Pak menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya, Terimakasih sudah membantu tugas kami,” ujarnya.

Saya sekarang ini, sambung Arsan dalam sambutannya mengatakan, hari ini ingin membuka ruang kepada Yayasan Hary Petir Al Ittifaq, ayo apa yang kami bisa bantu untuk Yayasan .

“Saya balik, saat ini apa yang bisa saya bantu untuk Yayasan dari empat (bidang) kegiatan yang tadi, saya kira itu juga merupakan kegiatan Pemda, mari kita berkolaborasi, ada pendidikan, ada kesehatan, ada ekonomi, terakhir ada sosial, mari kita bersama-sama, itu semua adalah bagian dari unit kerja saya. Kesehatan ada Dinas Kesehatan, Pendidikan ada Dinas Pendidikan, Sosial ada Dinas Sosial, Seni Budaya juga ada Dinas Pariwisata dan Kebudayaan. Jadi saya merasa, kalau boleh jujur malu hati saya selaku Pj Bupati, tapi ya sudah, saya harus menerima itu,” imbuhnya.

Selanjutnya, masih dengannya menuturkan, saya sudah bilang ke Pak Camat, saya akan berusaha untuk mengetahui apa yang terjadi di masyarakat saya.

“Makanya saya memastikan dari kemarin, saya harus datang ke sini kenapa, seperti yang saya pernah sampaikan, mungkin sering dibaca, saya itu tidak mau mendengarkan dari Pak Camat, tidak mau juga mendengar dari Pak Kades, tapi saya ingin merasakan langsung, hal yang sangat miris buat saya dan ini menjadi perhatian utama dalam soal Bank Emok. Saya tanya ke Pak Camat, apa itu Bank Emok, jangan ikut-ikutan sama Pemda punya utang 166 M, tapi saya akan coba diskusikan bagaimana caranya saya menghidupkan ekonomi masyarakat. InsyaAllah hari Sabtu saya akan ketemu beberapa pengusaha, saya pingin lihat apa yang bisa kita kontribusikan buat masyarakat Bandung Barat, khususnya di Lembang ini,” jelasnya.

Oleh karena itu, lanjut dikatakan olehnya, Bandung Barat itukan sangat identik dengan Lembang, saya bilang ke Pak Camat, Pak Camat kita harus tetap menjaga dan memelihara Lembang, supaya Lembang ini tetap ada.

“Makanya tadi Pak Kades mengatakan, jangan sampai ada investor, saya akan jaga Pak, saya bilang waktu kita mulai menyusun rencana pembangunan 25 tahun ke depan, saya bilang, kami tidak alergi terhadap pembangunan, tapi jangan sampai ekonomi yang kita kedepankan, lingkungan kita hancur. Kalau kita tidak pandai-pandai menahan perkembangan ekonomi ini, maka kita tidak mengenal lagi Lembang 25 tahun kedepan, jadi saya harus mengambil langkah itu supaya Lembang ini akan ada selamanya. Jadi saya Senin depan saya rapat lagi RKPD, saya akan membatasi ijin-ijin yang memang bisa mengganggu lingkungan hidup, itu konsekuensi yang harus saya ambil demi menjaga keberadaan kelanjutan Lembang,” terangnya.

Kemudian, dalam rangka meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat di wilayah Kecamatan Lembang, Arsan Latif meminta kepada Darwin selaku Koordinator Penyuluh Pertanian di Kecamatan Lembang untuk memberikan saran dan masukan kepada Pemda KBB.

“Kemudian Pak Darwin di Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian, kan sering dengar kita rapat, saya memfokus kepada, apa sih yang harus diberikan oleh Pemda kepada masyarakat. Jadi tolong, selain mengurus Yayasan, tolong sampaikan kepada kami dalam rangka meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat, khususnya di Desa Suntenjaya ini coba sampaikan konsepnya apa, masyarakat butuh apa, sehingga dia tidak terjebak dalam Bank Emok tadi. Pimpinan yang akan bertanggungjawab kalau masyarakatnya berhubungan dengan Bank Emok, maka saya nanti akan diminta pertanggungjawaban di akhirat, ada apa? Ngapain aja? Jadi tolong, kira-kira apa yang harus diberikan oleh Pemda kepada masyarakat, sehingga itu bisa bergulir, tolong sampaikan kepada kami karena kebetulan, ketentuan itu ada, kebetulan saya membuatnya, cuman saya tidak tahu apa yang harus dilakukan, nanti akan kita diskusi, diskusi langsung saja ke saya sampaikan ide-ide Yayasan itu seperti apa biar Pemda bisa hadir,” ujarnya.

Tak hanya itu, Arsan Latif juga meminta kepada Camat Lembang Drs. Bambang Eko Setyowahjudi untuk dibuatkan waktu khusus dalam rangka diskusi antara Pemda KBB dengan Yayasan Hary Petir Al Ittifaq.

“Pak Camat kalau perlu, tolong dibuat waktu khusus, saya mau diskusi, saya tertarik dengan Yayasan ini, karena ini sebenarnya misi Pemda, tetapi Pemda tidak, atau belum melaksanakan, oleh karena itu saya minta waktu tersendiri nanti kita diskusi, bagusnya di Kantor Camat atau rumah dinasnya juga boleh, saya ingin mendapatkan informasi supaya Lembang ini tetap terjaga. Saya selalu berfikir, kenapa saya membuka ruang alun-alun Lembang, karena saya pingin Kecamatan Lembang ada tempat UMKM, tapi saya suka sedih, setiap saya lewat kok UMKM nya kosong, tolong dikembangkan itu,” tandasnya.

Selain itu, Arsan Latif menyampaikan, bahwa ia akan berkoordinasi juga dengan Kadis Pariwisata Ahmad Panji Hermawan terkait seni budaya yang ada di Lembang.

“Saya belum menemukan daya tarik seninya atau kesenian Lembang ini apabila masyarakat datang kesini, nah.. alhamdulillah kalau sudah ada, itu wajib kita ekspos, saya bahkan berfikir, ngomong sama pengusaha-pengusaha hotel, bisa tidak sih pengusaha hotel itu di adakan kegiatan seni tersendiri yang ada disana, jadi kalau pengunjung masuk itulah Bandung Barat. Kalau kita masuk ke Lembang kita belum menemukan apa-apa sama daerah yang lain, jadi fikiran saya waktu saya hadir di acara PPSI ini menjadi menarik, jadi jangan hotel itu sama dengan hotel yang ada di jakarta atau ditempat-tempat lain. Hotel yang ada di Bandung Barat harus berbeda nuansanya dari seni budaya itu yang paling penting. Bahkan ada dipikiran saya, bisa tidak sih kita buat jadwal-jadwal budaya yang menjadi bagian dimana kalau orang mau datang tidak sekedar mau datang, itu saya bilang tadi, mari kita bicara sama Kadisbudpar kita samakan persepsi. Jadi fikiran saya adalah Lembang itu jangan dijual hanya tingkat Jawa Barat, Lembang itu harus kita jual tingkat Internasional,” paparnya.

Arsan Latif mengaku lebih nyaman di Bandung Barat daripada di Bali, karena Bandung Barat khususnya Lembang memiliki potensi alam yang sangat bagus.

“Saya baru menemukan Yayasan Hary Petir Al Ittifaq memikirkan hal itu, oleh karena itu mari kita bersama-sama memikirkan, konsep Yayasan mari kita gabung dengan OPD-OPD Pemda, kita buat gerakan dimana jadwal seni yang Yayasan tadi ide kan kita padukan dengan perencana. Jadi jangan sampai budaya yang kita miliki tidak punya nilai, maka saya ingin mengembangkan nilai-nilai ini khususnya di Lembang, kalau wilayah Selatan itu lain lagi konsepnya, tapi saya mau Lembang ini tidak hanya di kenal dengan wisata holtikulturanya saja tapi harus lebih daripada itu,” ujarnya.

Diakhir sambutannya, Arsan Latif mengajak Yayasan Hary Petir Al Ittifaq untuk berkolaborasi dengan Pemda KBB demi kesejahteraan masyarakat.

“Informasikan kepada kami apa yang bisa kami lakukan, supaya potensinya Yayasan Hary Petir Al Ittifaq ini bisa dibawa ketempat lain, ini bisa ditangani oleh Pemda KBB, kolaborasi kita. Karena waktu Pj ini terbatas, sementara banyak dalam fikiran saya berubah-ubah. Mudah-mudahan dalam kurun waktu selaku Pj ini saya bisa membuat kebijakan yang nanti jadi diikuti oleh pemimpin yang berikutnya, tapi sekali lagi saya harus turun ke desa untuk bisa merasakan kebutuhannya dan saya kira saya di Desa Suntenjaya ini banyak pelajaran buat saya, ternyata masih banyak waktu untuk memperbaiki konsep. Sekarang saya mau turun ke lapangan supaya apa yang saya dapatkan, saya langsung bisa mengimplementasikan dalam kebijakan. Sekali lagi saya atas nama pribadi dan Pemda KBB menyampaikan terimakasih sekali kepada seluruh anggota Yayasan Hary Petir Al Ittifaq, mudah-mudahan ini menjadi amal ibadah untuk kita semua,” harapnya.

Sementara, ucapan terimakasih juga disampaikan oleh Nanang yang didampingi Lela Marlina kepada Yayasan Hary Petir Al Ittifaq, Forkompimcam Kecamatan Lembang, TP PKK Kecamatan Lembang dan semua yang turut serta membangun rumahnya.

“Semoga amal ibadah dan pemberianya mendapat pahala berkali lipat dari Allah SWT, dan juga kepada semua pihak yang terlibat dalam Pembangunan rumah kami. Semoga selalu diberikan Kesehatan, dimudahkan rizkinya dan tercapai semua cita-citanya,” tutupnya.**(DRIVANA).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *