Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Agam Sosialisasikan Femanfaatan Museum Rumah Kelahiran Buya Hamka.
Agam Sumbar – jurnalpolisi.id
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Agam Sumatera Barat gelar Focus Group Discussion (FGD) dengan tema Manfaat Museum Rumah Kelahiran Buya Hamka.
Dalam rangka mengimplementasikan kegiatan ini dengan berjumlah peserta sebanyak 85 orang pada hari senen, (27/11/2023).
Museum Rumah Kelahiran Buya Hamka merupakan sebuah museum yang didirikan untuk memperingati tempat kelahiran Buya Hamka, salah seorang tokoh terkemuka Indonesia.
Rumah kelahiran Buya Hamka tersebut terletak di Desa Sungai Batang, Nagari Maninjau, Kabupaten Agam, Sumatera Barat.
Museum ini untuk mempertahankan dan memperlihatkan keadaan asli rumah tempat Buya Hamka dilahirkan dan juga pengunjung dapat melihat bagian-bagian dalam rumah
Koleksi artefak, barang-barang pribadi, tulisan-tulisan, serta informasi yang berkaitan dengan kehidupan awal Buya Hamka dan konteks sejarah di mana beliau dibesarkan.
Selain digunakan sebagai museum, kedepannya Pemkab Agam akan meningkatkan museum menjadi sarana edukasi dan tempat pendidikan baik langsung maupun tidak langsung.
“Disamping ditata melalui seminar kajian dan penambahan koleksi akan dilakukan pemanfaatan koleksi menjadi sarana edukasi.
Banyak rekaman ceramah Buya Hamka, ke depannya juga kita fokuskan untuk penambahan audio visual pada museum.
Dalam acara tersebut Kepala Disdikbud Agam Drs Isra MPd dalam sambutannya membuka kegiatan sosialisasi untuk pemanfaatan museum, di Sungai Batang.
Metode audio visual sering digunakan dalam museum untuk meningkatkan pengalaman pengunjung dan mengkomunikasikan informasi secara lebih menarik.
Beberapa metode tersebut antara lain video presentasi, audio guide, proyeksi interaktif, pameran virtual, media digital, pemutaran film, hingga penerapan AI.
“Metode-metode ini bertujuan untuk memberikan pengalaman yang lebih mendalam, menarik, dan terhubung secara emosional kepada pengunjung, untuk membantu mereka memahami dan mengapresiasi informasi budaya yang dipamerkan dalam museum,”katanya.
Oleh karena itu kita undang Guru Seni Budaya pada kesempatan kali ini. nantinya lomba akan diadakan dengan jumlah peserta 5 orang dan dibutuhkan kreasi dalam penulisan naskahnya,” katanya.
Kepala Bidang Kebudayaan Disdikbud Agam, Jufri, MPd mengatakan, saat ini pihaknya optimis dalam pemanfaatan kawasan depan museum yang akan menjadi pusat kuliner serta wisata.
“Kita sudah rintis, saat ini untuk penambahan lahan parkir sehingga mobil pariwisata besar bisa mengakses. Kemudian juga terdapat tangga kebawah Danau Maninjau yang kedepannya akan dibangun pusat kuliner dan pariwisata,” katanya.
Pejabat Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah III Sumbar Rahmadona juga menjelaskan sejumlah program pelestarian kebudayaan dilakukan di tengah masyarakat.
Baik dari sisi permainan tradisional, kuliner, rekreasi lainnya dalam menunjang eksistensi kebudayaan di tengah masyarakat.
“Selain itu, kita berharap adanya pengembangan museum Buya Hamka dalam bentuk penambahan koleksi yang terkait dengan Buya Hamka,” katanya.
FGD tersebut membahas secara dalam mengenai salah satu OPK yang merupakan bagian dari Pokok-Pokok Pikiran Kebudayaan Daerah (PPKD) yaitu Tradisi Lisan.
Diketahui bahwa Buya Hamka memiliki narasi lisan yang sangat berkaitan dengan kehidupan sehari-hari dan dituangkan dalam bentuk tulisan di setiap bukunya.
Seperti yang kita tahu beberapa waktu lalu Buya Hamka ini sudah difilmkan dan ditonton secara nasional sehingga sudah pantas menjadi kebanggaan kita bersama sebagai orang Minang”, ujarnya.
“Tugas selanjutnya kita pelihara museum yang ada di daerah Kabupaten Agam, kita lestarikan dan tingkatkan kapasitasnya Bersama-sama dengan mengisi museum itu sendiri, serta kita perbanyak kegiatan-kegiatan yang mungkin bisa dilaksanakan di museum ini” ungkapnya.
Museum merupakan media pelestarian kebudayaan di tengah masyarakat. Diketahui bahwa saat ini Museum kelahiran Buya Hamka memiliki koleksi
Dan harapannya ke depan koleksi ini dapat terus dilengkapi. Jika terdapat koleksi-koleksi lainnya hendaknya dapat dikumpulkan di museum sehingga dapat membuka cakrawala banyak orang.
Dinas Pariwisata dan Olahraga (Disparpora) Kabupaten Agam, Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kabupaten Agam, Guru Literasi.
Waktu kita wawancara dengan Kabid dia mengatakan bahwa ada beberapa museum dikatakan yaitu museum Bukittinggi, museum Bunghatta yang lainlah.
Tujuannya untuk tahun besok akan mengadakan lomba Drama pembuatan Vidio Drama agar menjadi Kareo Grafer Drama tentang musemum dan tentang Buya Hamka.
Kegiatannya dari sekolah itu sendiri dan juga bebas ada 53 SMP buat sendiri oleh anak itu sendiri, contohnya buya hamka waktu kecil kecil buatkan vidionya.
Contohnya buya hamka sebagai politikus, HMI dengan Muhammaddiyah dan buat sedang mengarang, buya hamka sebagai pahlawan Nasiona
Makanya anak anak sekarang belajar politikus dimosium dan mengetahui tentang buya hamka dan narasumber dari BPK( Balai Pelestarian Kubadayaan) dan guru guru ini membuat Film pendek atau Cerita Buya Hamka. (Syafrianto)