M. Yunus Indonesia Negaraku, Kenapa Kau Lemah dalam Penegakan Keadilan

Banyuwangi – jurnalpolisi.id

M. Yunus aktivis kontroversial yang juga sering di sebut sebagai Harimau blambangan sudah dapat menghirup udara bebas, Kamis 21 September 2023 kemarin. Selama empat (4) tahun tiga (3) bulan M. Yunus menjadi narapidana di Lapas II A Banyuwangi, karena tersandung kasus pengambilan paksa jenazah Covid 19 dan penyerangan hakim di kejaksaaan negeri Banyuwangi.

Bebas,nya M. Yunus aktivis kontroversial di sambut oleh para sahabat aktivis dan juga rekan-rekan media, dan hari ini para aktivis senior dan rekan media berkumpul di bascamp Raja Sengon di Jl. Udang Barong, Kelurahan Kertosari Kecamatan Banyuwangi, Kabupaten Banyuwangi.

M. Yunus aktivis putra ulama asal dusun Tegalrejo desa Kradenan kecamatan Purwoharjo kabupaten Banyuwangi itu lebih dulu dikenal sebagai petarung jalanan yang namanya sempat mewarnai ring-ring pertarungan di ibu kota Jakarta.

Bahkan nama M.Yunus Wahyudi juga sempat berkibar di dalam sebuah acara televisi yang menampilkan pertarungan antar para jawara se-nusantara yakni acara TPI Fighting di era tahun 2000 an.

M.Yunus Wahyudi mengatakan, Perjuangan demi keadilan belum selesai, dan saya akan terus berjuang untuk Banyuwangi, untuk membrantas para tikus-tikus berdasi yang memakan uang rakyat di Banyuwangi. Indonesia adalah negara hukum yang senantiasa mengutamakan hukum sebagai landasan dalam seluruh aktivitas negara dan masyarakat. Komitmen Indonesia sebagai negara hukum pun selalu dan hanya dinyatakan secara tertulis dalam pasal 1 ayat 3 UUD 1945 hasil amandemen, “ucapnya.

M. Yunus menambahkan. Dimanapun juga, sebuah Negara menginginkan Negaranya memiliki penegak- penegak hukum dan hukum yang adil dan tegas dan bukan tebang pilih. Tidak ada sebuah sabotase, diskriminalisasi dan pengistimewaan dalam menangani setiap kasus hukum baik PIDANA maupun PERDATA “tambahnya.

Jika keadilan tidak bisa di tegakkan setegak tegaknya. Sebaiknya Themis, Dewi Keadilan meletakkan timbangan dan pedang di tangan ke tanah. Membuka ikatan pentutup kain hitam di matanya, kemudian mengikat kedua tangannya. Itu justru terlihat lebih baik. Mata yang disiram, keadilan yang terluka, “ujarnya.

Indonesia Negaraku,kenapa kamu lemah dalam menegakkan keadilan?, pungkas aktivis kontroversial Harimau blambangan.

 

Boby Jurnal Polisi News

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *