Perlu Pembenahan dan Inovasi Pemerintahan Bersama Pengusaha Dalam Meningkatkan Wisata Kota Bukittinggi.
Bukittinggi Sumbar – jurnalpolisi.id
Setiap Lebaran Hari Raya Idul Fitri, Kota Bukittinggi Sumatera Barat, menjadi Kota tujuan kunjungan bagi Pemudik dan Wisatawan untuk menikmati santapan kuliner, berbelanja serta rekreasi ke tempat objek Wisata.
Kepadatan wisatawan saat Lebaran di Kota Wisata ini biasanya setelah 2 hari Idul Fitri sampai minggu terakhir liburan di beberapa ruas jalan arus Lalu lintas.
Kota diwarnai kemacetan oleh Kendaraan dari berbagai luar Kota dan Provinsi secara serentak bergantian menuju Bukittinggi untuk berwisata bersama keluarga atau dengan Rekan untuk menghabiskan masa Lebaran.
Ketua Umum Ikatan Pemuda Pariwisata Bukittinggi (IPPB) Rudi Arnel mengatakan melihat situasi keramaian Pengunjung wisata dan Pemudik secara spontan bergantian untuk menghabiskan waktu, tenaga dan uang mereka asal bisa bermain dan menikmati beraneka ragam wisata di Bukittinggi.
” Dari Observasi Wisata Tim Kreatif kita melihat selama masa lebaran dari berbagai aspek menyangkut tujuan dari kunjungan Wisatawan lokal untuk selalu memberikan Pelayanan Jasa terbaik, saling menghargai dan memuliakan tamu kita yang datang ” ujar Rudi.
Ikatan Pemuda Pariwisata Bukittinggi Juga Memberikan usul saran kepada Pemerintah dan Dinas Terkait beserta Para Pengusaha dan Pelaku Wisata perlu adanya pembenahan dan inovasi dengan sedikit sentuhan tapi efek nya dapat mengesankan bagi wisatawan yang berkunjung.
Bukittinggi menuju Wisata Religi Yang Berlandaskan Adat bersandi syarak,Syarak bersandi Kitabullah menyarankan pihak Objek Wisata menyediakan kain panjang yang di ikat kan ke pinggang untuk menutupi paha bagi wisatawan Pria dan Wanita.
Dan juga menggunakan celana atau Rok Pendek memasuki areal tersebut, karena budaya Minang selalu menjaga Adat Kesopanan begitu juga inovatif terhadap keseragaman Kostum bagi Juru Parkir
Kusir Bendi dan Petugas objek Wisata beserta Pedagang UMKM dari Persatuan masing-masing sebagai Pelayanan Jasa Wisata untuk memperindah suasana,jadi wisatawan bisa kenal dan saling mengetahui” Tandasnya.
Sementara dari hasil pantauan Tim Observasi Wisata IPPB masih banyak nya Tarif penjualan Makanan serta Aneka oleh- oleh khas non makanan dengan harga bervariasi.
Secara Umum pedagang kuliner khas oleh-oleh dan Aneka aksesoris saling koordinasi keseragaman harga dengan banderol yang memudahkan transaksi.
Karena barang dagangan yang sama,kualitas yang sama dengan harga jauh berbeda akan menjadi imeg negatif dan wisatawan enggan lagi datang untuk berbelanja” ucapnya.
Lebih Lanjut Rudi menjelaskan dalam Pembenahan Objek Wisata kita menyarankan kepada Dinas Pariwisata Penambahan tong/kotak sampah berbentuk unik sebagai daya tarik objek wisata tersebut.
Kalau bisa di pelataran Jam gadang yang sudah ada spot-spot panggung lantai di meriahi oleh potensi Komunitas dan kelompok Music serta tari- tarian yang ada di Bukittinggi seperti tangsa.
Dan di jadwal ecara bergantian untuk menampilkan aksi mereka untuk menghibur Wisatawan di pelataran Jam Gadang selama seminggu lebaran dari sore sampai malam” ujarnya Semangat.
Terhadap seringnya Kemacetan Arus Lalu Lintas dalam kota Saat Suasana Lebaran di Kota Wisata Perlu Pengawasan Dinas terkait secara inten terhadap Parkir kendaraan roda empat.
Yang terjadi di badan- badan jalan satu arah maupun dua arah sekitar menuju lokasi objek wisata serta menambahkan lagi Rambu-Rambu penunjuk jalan tujuan objek wisata di sekitarnya.( Syafrianto)