Wakil Wali Kota Bukittinggi, Buka Bersama Anak Yatim, Berikan Semangat Raih Masa Depan .

Bukittinggi Sumbar-  jurnalpolisi.id

Wakil Wali Kota Bukittinggi, Sumatera Barat, H. Marfendi, Dt. Basa Balimo Buka dan istri Nurna Eva Karmila, B.Sc memenuhi undangan buka bersama anak yatim penerima bea siswa Human Initiative (HI) cabang kota setempat, kemarin.

 

Buka bersama di rumah makan sederhana itu, dihadiri 20 orang anak yatim penerima bea siswa beserta orang tua, saudara-saudaranya dan pengurus serta relawan (HI) Bukittinggi.

Dikesempatan itu, Marfendi mengucapkan terimakasih kepada HI cabang Bukittinggi telah berinisiatif mencarikan orang
tua asuh terhadap anak-anak yatim asal Bukittinggi dan sekitar.

“Semoga upaya ini Allah ridhai dan Allah beri berkah kita semua.

Kita berharap bantuan yang diberikan para donatur mampu membuat anak-anak menatap masa depan secara positif dan optimis menghadapi semua tantangan hidup,” katanya.

Wakil Walikota, akrab disapa Buya ini tidak lupa titip salam khusus dari dirinya dan istri kepada para donatur beserta orang tua asuh yang telah banyak memperhatikan anak-anak.

“Sekali lagi, semoga Allah berikan balasan berlipat ganda di dunia dan akhirat. Khusus terhadap anak-anak.

Mari doakan orang tua asuh dan donatur dimana selama ini telah membantu kita, semoga Allah mudahkan kehidupan mereka.

Allah beri rezki yang banyak, yang baik, halal dan Allah pertemukan kita di sorga Nya kelak. Amin,” ucap Buya.

Ia lanjutkan, setiap yang datang dari Allah itu pasti selalu baik, meski terkadang terasa pahit sebab Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Hanya saja, semua harus melalui proses.

“Misalnya, gelang yang ibu-ibu pakai terlihat begitu indah, akan tetapi sebelum menjadi indah, harus melalui proses pembakaran dan diketok agar pipih.

Kemudian dibentuk dan seterusnya dikikir hingga akhirnya menjadi gelang yang indah,” kata Buya mencontohkan sambil memeluk salah seorang anak kelas empat SD bernama Irsyad.

“Seusia Irsyad ini saya ditinggalkan ayah saya. Jadi, nasib kita sama nak,” sambung Buya.

Wakil Walikota mengisahkan perjalanan hidupnya seusia Irsyad sudah mulai membantu penghasilan ibunya yakni berjualan keliling.

Kala itu setiap selesai shalat zuhur di bulan Ramadhan di atas kepalanya ada ‘singgan’ (sejenis talam atau baki) berisi ‘lapek’ (makanan tradional) sebanyak 150 buah.

Ia berjalan kaki mulai dari rumah Aur Kuning (Aua Ateh) ke nagari Taluak, Padang Laweh hingga Padang Lua. Sambil berteriak, Buya menjajakan dagangannya.

“Eeee Lapeek, lapek pisang, lapek baru, lapek nagosari, Itu tetap dalam keadaan puasa hingga magrib dan berbuka kembali ke rumah.

Semua adalah proses dan saat ini Marfendi menjadi wakil wali kota Bukittinggi,” kata Buya,Ia mengingatkan para ibu-ibu, agar tetap optimis dan berfikir posistif sebab perasaan ibu-ibu akan mengalir kepada anak-anak.

“Jangan ada rasa pesimis ditularkan kepada anak-anak sebab kita tidak tahu apa yang disediakan Allah di masa depan
mereka.

Kita tahu Allah itu Maha Pengasih lagi Maha Penyayang sebagaimana firman Nya dalam Al quran ‘Ketahuilah bahwa Allah tidak akan pernah menganiaya hambaNYa’ (Al-Ayah),” jelas Buya
.
“Bu.., tolong didik anak-anak saya ini, masa depan mereka Allah titipkan di tangan ibu. Anak-anak usia 10 tahun saat ini Insya Allah 24 tahun lagi berkesempatan menjadi pejabat.

Contoh, wali kota Bukittinggi saat ini dilantik usia 34 tahun dan Bupati Dhamasraya, St. Riska dilantik usia 27 tahun.

Masa 24 tahun itu tidak lama bu.., mari kita siapkan anak-anak kita ke masa depan mereka yang lebih baik,” ujar Buya mengingatkan.

Sementara, ketua HI cabang Bukittinggi, Hendra, menyampaikan bahwa organisasi sosial HI menyalurkan beasiswa kepada anak-anak sekolah tingkat SD, SMP dan SMA.

Selain itu, juga menyalurkan kebeberapa anak penghafal Al-quran di Kota Bukittinggi dan sekitar.

“Pada 2023 ini total pemberian beasiswa ke seluruh tingkatan sekolah sebanyak 72 orang termasuk anak-anak penghafal Al quran.

Beasiswa berasal dari donatur Bukittinggi dan sekitar, diantara, donatur ada yang lansung menjadi bapak asuh para siswa.

Ada juga tidak bersedia disebutkan nama, sehingga diantara panerima beasiswa tidak tahu siapa orang tua asuh mereka,” ucap Hendra. (Syafrianto)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *