Pemerintahan Kabupaten Agam Prihatin, Kasus Kekerasan Anak dan Perempuan Tinggi

Desember 3, 2022

Agam Sumbar – jurnalpolisi.id

Pemerintah Kabupaten Agam Sumatera Barat, gelar Bimtek Manajemen Penanganan Kasus bagi Lembaga Layanan Perempuan dan Anak, di Hotel Sakura Lubuk Basung, Kamis (1/12/2022).

Bimtek ini digelar dalam menyikapi tingginya kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di daerah itu.

Kepala Dalduk KB PP dan PA Agam, Surya Wendri menyebutkan, Bimtek ini diikuti P2TP2A se-Agam, perwakilan aktivis Satgas PPA, aktivis perlindungan anak terpadu dan TKSK.

“Ada beberapa poin yang kita harapkan dalam pelaksanaan Bimtek ini,” ujarnya.

Dikatakan, Bimtek ini untuk meningkatkan pengetahuan, serta pemahaman peserta tentang manajemen penanganan kasus bagi perempuan dan anak yang alami permasalahan.

Selanjutnya, meningkatkan kemampuan para aktivis perlindungan perempuan dan anak, dalam membantu penanganan kasus yang dilaporkan.

Kemudian, meningkatkan wawasan dan pengetahuan peserta terkait regulasi dan proses hukum, sehingga mampu dampingi perempuan dan anak yang berhadapan dengan hukum.

“Dalam kegiatan ini kita datangkan narasumber dari unsur Polres Agam, PN Lubuk Basung, PA Maninjau dan psikolog dari klinik Psychomedica Bukittinggi,” katanya.

Bimtek yang digelar satu hari itu dibuka Bupati Agam diwakili Asisten I Setdakab Agam, Rahman yang memberi apresiasi kegiatan tersebut, karena kekerasan terhadap perempuan dan anak isu yang memprihatinkan diseluruh negara.

“Masyarakat Agam sudah mulai terlibat dalam perlindungan perempuan dan anak, yang dilihat melalui keberadaan peserta kegiatan ini,” sebutnya.

Peserta ini katanya, para aktivis peduli anak yang sudah lakukan pendampingan pada anak yang alami permasalahan kekerasan.

“Maka kegiatan ini diharapkan mampu jadi anak tangga, bagi suksesnya penanganan kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak,” ujarnya.

Karena menurutnya, para aktivis peduli anak ini berada di lini terdepan, sehingga perlu memahami bagaimana manajemen penanganan kasus yang tepat.

“Untuk itu pemahaman dan wawasan aktivis peduli anak perlu terus ditingkatkan,” kata Rahman.( Syafrianto )

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *