Begini Penjelasan Sekretaris Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Teluk Bintuni Saat Acara Hut PGRI Ke 77 Dan Hari Guru Nasional.

Bintuni – jurnalpolisi.id

Sekretaris Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan Olah Raga Drs. Daniel Dudung, MM mewakili Kepala Dinas Pendidikan Kebudayaan Pemuda dan Olah Raga (Dikbudpora) ketika di temui media ini Jumat 25/11/2022 itu.

Kata, Dudung, Dari Dinas Dikbudpora terus berupaya bagaimana meningkatkan kesejahteraan guru dan kompetensi guru namun itu semua tidak terlepas dari perolehan atau dukungan dana yang akan kita dapat dari pemerintah.

Misalnya kedepan Indonesia sudah kembali normal setelah menghadapi dampak adanya covid-19 maka otomatis perolehan dana dari Kementrian Keuangan ke Pemerintah pasti juga bertambah sehingga ke Dinas Dikpora Teluk Bintuni juga pasti besar. Ketusnya

Ia menambakan, kita dapat menjawab semua yang menjadi kebutuhan di dinas Dikbudpora baik itu untuk pelatihan-pelatihan guru, peningkatan penghasilan guru maupun untuk bangunan-bangunan atau fisik sarana dan pra sarana dan lain-lain kita dari Dinas Dikpora akan berusaha menjawabnya. Ujar Dudung

Orang No Dua yang menempati Dinas Dikbudpora Kabupaten Teluk Bintuni itu menjelaskan, dalam memajukan pendidikan di kabupatenh Teluk Bintuni Dinas Dikbudpora bersama-sama dengan mitranya seperti LNG Tangguh, LPP terus memberikan pelatihan-pelatihan peningkatan kapasitas guru.

Disamping itu Dinas Dikbudpora juga terus memperhatikan hak-hak dari guru baik itu gaji, pangkat serta guru diikutkan dalam pelatihan-pelatihan, Dan lainnya yaitu kita memberikan reword atau penghargaan kepada guru sebagai bentuk perhatian dari Dinas Dikbudpora. Imbuhnya

Lanjut Dudung, bahwa jumlah guru PNS dan P3K di kabupaten Teluk Bintuni saat ini sudah lebih dari 1.000 guru.

Ditambah guru honor yang jumlahnya kurang lebih ada 400-an guru honor sehingga total guru yang ada di Bintuni sebanyak 1.500 guru.
“Soal jumlah guru yang ada kalau kita atur baik dan penempatan guru ini merata maka kemungkinan jumlah guru yang ada saat ini sudah mencukupi.

Namun masih ada penempatan guru yang tidak merata makanya masih ada juga sekolah-sekolah yang kekurangan guru. Dan seiring dengan waktu berjalan terus maka dengan penamambahan murid di SD maka otomatis juga ada penambahan kelas.

Dengan permintaan penambahan sekolah maka perlu juga penambahan guru. Dan yang masih kurang terutama bangunan-bangunan yang dibutuhkan di sekolah sperti lab, perpustakaan, rumah guru, MCK.

Kemudian fasilitas lain seperti pagar itu belum kita penuhi. Dan bangunan-bangunan sekolah seperti TK masih ada yang pinjam fasilitas dari rumah masyarakat. sebut Daniel.

Pihaknya berharap pada HUT PGRI Ke-77 dan Hari Guru Nasional itu sesuai dengan tema yang diusung maka semoga guru terus termotivasi agar semakin profesional.
“Serta guru juga semakin berkualitas serta dapat memahami karakter murid-murid di masing-masing kelas. Sehingga proses belajar mengajar betul-betul dapat menyentuh kepada murid atau siswa.

Dimana isu pendidikan kita yang paling utama yaitu isu baca tulis hitung dan sampai hari ini masalah tersebut belum tuntas.

Murid-murid kita dari tingkat SD ke SMP dimana saat kita duduk dengan mitra pemerintah daerah seperti BP Tangguh bersama Uncen yang mendampingi guru-guru di 2 sekolah yaitu SMP Negeri Aranday Tomu di sana mereka temukan ada sekitar 16 murid yang tamat dari SD dan masuk ke SMP Negeri Aranday Tomu belum bisa baca tulis hitung dengan lancar.

Tentunya hal ini sangat disayangkan. Karena seharusnya anak-anak kita di tingkat SD soal baca tulis hitung itu harus tuntas di kelas 1 sampai kelas 3.
Kemudian saat naik ke kelas 4 itu sudah lancar. Sehingga saya menghimbau kepada guru-guru terutama kepala-kepala sekolah agar bisa memperhatikan murid-muridnya dari tingkat SD kelas 1 sampai 3 agar menuntaskan baca tulis hitung.

Supaya itu tidak menjadi beban bagi sekolah di tingkat SMP bahkan di tingkat SMA kedepan. Sehingga tidak terjadi ketimpangan antara siswa yang satu dengan siswa lainnya dimana yang satunya sudah lancar baca tulis hitung atau sudah berlari sementara yang satunya lagi belum lancar baca tulis hitung atau masih ada ditempat.

Hal ini menunjukkan ada pembelajaran yang belum tuntas di tingakat SD. Biasanya ini terjadi di sekolah dimana guru meluluskan murid ke tingkat SMP karena kuatir nantinya ada masalah dari orang tua murid atau masyarakat.

Berdasakan laporan dari sekolah maka kita akan duduk dan mendiskusikan hal tersebut di dinas Dikpora. Dan saat kami duduk diskusi di dinas saya berpesan agar sebaiknya guru-guru SD yang menjadi guru kelas 1 sampai kelas III saya minta kepada para kepala-kepala sekolah supaya guru kelas diberikan kepada guru-guru senior bukan guru yang baru tamat dari sarjana pendidikan.

Karena mereka yang baru lulus jadi sarjana pendidikan itu soal teori yang mereka kuasai sedangkan kenyataannya mereka belum berpengalaman.

Dan tugas guru bagaimana harus menuntaskan baca tulis hitung karena itu isu utama di bidang penendidikan. Tutup Dudung

(Buce JPN)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *