Dandim 0825 Pimpin Apel Kesiapansiagaan Tanggap Bencana Karhutla

BANYUWANGI  –  jurnalpolisi.id

Dandim 0825 Letkol Kav Eko Julianto Ramadan, M. Tr. (Han) memimpin apel gelar pasukan dalam rangka kesiap-siagaan dan simulasi latihan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan degan tema “Bersama TNI Membangun Bangsa” yang bertempat di Paltuding BKSDA Kawah Ijen Desa Tamansari Kecamatan Licin Kabupaten Banyuwangi. (06-09-2022)

kegiatan ini adalah program Staf Teritorial khususnya di bidang bakti dengan tema pembinaan masyarakat tanggap bencana yang rangkaian kegiatannya itu seperti apel gelar kesiap siagaan, latihan simulasi penanggulangan kebakaran hutan dan lahan yang mana peserta apel dan peserta simulasi terdiri dari TNI-Polri, Damkar, BPBD, BKSDA kemudian KPH Perhutani kemudian ada Cabang Dinas Kehutanan wilayah Kabupaten Banyuwangi termasuk pemangku penambang belerang yang ada di lokasi Kawah Ijen

Serma Arief Efendi Anggota Kodim 0825 menyampaikan,”kegiatan ini bertujuan untuk memberikan edukasi atau sosialisasi dan penyuluhan kepada masyarakat seperti penambang pelaku wisata dan guide atau wisatawan yang ada di lokasi Kawah Ijen lebih peduli terhadap lingkungan lebih sadar terhadap perlunya menjaga kelestarian alam,”ucapnya

 

“Mampu mengatasi apabila terjadi kebakaran skala yang kecil jadi artinya kita memberikan edukasi kepada masyarakat, kita latih mereka supaya mampu untuk penanganan kebakaran dengan skala kecil tanpa harus menunggu penanganan dari Damkar BPD, TNI dan stakeholder lainnya,”pungkasnya

Dandim 0825 menyampaikan,”Apel Kesiapansiagaan ini terdiri dari 25 Kecamatan 189 Desa dan 28 kelurahan mempunyai gunung aktif hutan dan pantai yang termasuk daerah dengan risiko rawan bencana. Pada kesempatan ini guna mengurangi resiko dan dampak kebencanaan khususnya kebakaran hutan dan lahan di wilayah Kabupaten Banyuwangi kita bersama-sama melaksanakan apel dan latihan simulasi penanggulangan kebencanaan kebakaran hutan dan lahan guna mempersiapkan dan mencegah  terjadinya kebakaran hutan,”ucapnya

“Kita sosialisasikan agar menjadi bagian dalam kehidupan masyarakat sehingga masyarakat juga memahami tanda-tanda peristiwa alam memiliki mekanisme untuk bertahan hidup dan mampu beradaptasi dengan perubahan yang terjadi bencana alam. Ini menjadi tanggung jawab semua pihak tidak hanya pemerintah peran aktif pemangku wilayah dan keterlibatan masyarakat di sekitar kawasan sangat penting, mitigasi warga terhadap bencana yang baik akan mengurangi potensi jatuhnya korban untuk itu diperlukan simulasi setiap keadaan,”ujarnya

(Rosi Pendim0825/Boby JPN)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *