Dua Ton Bantuan Bibit Bawang Di Pematang Kuing Panen Masalah, Kepala Desa Jangan Membisu

Batu Bara – jurnalpolisi.id

Setiap program bantuan Pemerintah pastilah penuh kajian. Yang dimulai dari perencanaan, pelaksanaan sampai penghasilan. Namun kajian itu di Desa Pematang Kuing, ada indikasi diabaikan yang terkesan masa bodoh.

“Diduga pengabaian itu, terkait dengan Dua Ton bantuan bibit bawang yang tidak sesuai antara permohonan dengan pelaksanaan.” Kata Sumber di Desa Pematang Kuing. Kamis (15/9/2022).

Sumber menuturkan, kalau bantuan bibit bawang untuk lahan Dua Hektar itu dimohonkan berdasarkan Calon Petani Calon Lokasi ( CPCL). Yang artinya petani penerimanya jelas dan lokasinya juga jelas sehingga mengalirlah bantuan tersebut.

“Namun setelah turun bantuan sangat ricuh. Mengapa? Karena saat permohonan CPCLnya jelas, tetapi saat bantuan itu turun, sangat bertolak belakang dengan pelaksanaan dilapangan.” Papar Sumber.

Menurut Sumber, kalau ada kericuhan soal bantuan bibit di Desa Pematang Kuing, itu semua karena ada dugaan tidak tepatnya sasaran bantuan bibit bawang itu.

“Alibi Yang tidak diterima akal, keterangan dari oknum di Dinas Pertanian yang mengatakan, bahwa beralihnya lokasi penanaman bibit bawang tersebut dikarenakan banjir. Anehnya kalau banjir dimana banjirnya.” Tanya Sumber.

Bahren, selaku Ketua Lembaga Masyarakat Pencari Keadilan Dan Anti Korupsi (LM-Peka) Kabupaten Batu Bara, mengatakan bahwa dalam hal ini  Kepala Desa diminta aktif jangan membisu, sebab itu semua uang negara yang disalurkan di Desa Pematang Kuing untuk masyarakatnya, Kepala Desa harus kontrol itu.

“Saya meminta agar Aparat Penegak Hukum (APH), segera mengusut bantuan Dua Ton bawang tersebut. Agar dapat kejelasan  mengapa harus dipindah ke desa lain dan lahannya menyewa lagi. Jadi saat permohonan lahan itu diduga fiktif.” Paparnya.

Menurut Bahren, “Dengan alibi banjir atau rentan banjir diduga itu alasan klasik. Kalau banjir atau rentan banjir mestinya, yang dimohonkan jangan bawang harus disesuaikan dengan kondisi yang ada. Kalau begini, ala hasil uang rakyat itu terbuang nganggur karena ada banjir.” Jelas Bahren singkat. (Jul/Yafizam).

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *