Tak Punya Lubang Anus, Tindakan Sementara Bayi Tersebut terpaksa Lewat Lubang Buatan di Perut
Juni 17, 2022
Banyuwangi – jurnalpolisi.id
Muhammad Nizam Al Hafiz, bayi yang lahir pada Minggu, 01 November 2012, divonis mengalami kelainan Atresia Ani atau memiliki kelainan tidak punya anus.
Putra pertama dari pasangan Duwi winarto dan Tirta Wulandari Ningwiyati akhirnya dibuatkan lubang buatan pada bagian perut sebelah kiri.
“Kata dokter, Nizam mengalami kelainan Atresia Ani,” tutur Wulan (27), ibu dari Nizam, kepada jurnalpolisinews , Jumat (17/06/2022).
Sejak lahir, Nizam bersama kedua orangtuanya tinggal di dusun Tlogosari, RT 002 RW 002, desa jambewangi, Kecamatan Sempu, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.
Nizam, tutur Wulan, lahir normal dibantu bidan dari puskesmas Sempu, Kabupaten Banyuwangi. Anaknya memiliki berat badan 3 kilogram dan tingginya 39 sentimeter.
Saat lahir, belum terlihat adanya kelainan pada tubuh Nizam. Kelainan pada lubang anus, diketahui pada hari Selasa paska setelah lahiran saat Duwi dan Wulan memeriksakan anaknya ke dokter Yuni spesial anak.
Atas saran dokter Yuni , Duwi dan Wulan membawa anaknya ke RSUD Genteng karena tidak ada alat lengkap ditempatnya. Di rumah sakit itu, diketahui jika Nizam mengalami kelainan atresia ani.
Wulan mengungkapkan, pihak rumah sakit menganjurkan melakukan operasi dan membuatkan lubang pada perut bagian kiri agar bisa buang air besar, yang pilihannya ada di kabupaten Jember, kabupaten Malang atau kabupaten Surabaya.
Dan akhirnya Wulan memilih di Jember, karena jarak tempuh yang dekat.
Lewat lubang di bagian perut tersebut, Nizam bisa buang besar dengan dibantu kantong kolostomi atau plastik untuk pembuangan kotoran.
Setiap hari, ungkap Wulan, diperlukan 2 kantong kolostomi. Setiap kantong kolostomi dibeli dengan harga Rp 65.000.
Pemakaian kantong kolostomi, lanjut dia, dilakukan hingga anaknya menjalani operasi pembukaan lubang anus.
Wulan mengatakan, dengan penghasilan suaminya yang pas-pasan karena sokwan guru, selama 5 bulan ke depan dia harus menyediakan kantong kolostomi, rata-rata 2 kantong sehari.
Wulan mengatakan, biaya persalinan dan operasi sampai 2 kali Nizam menggunakan BPJS Pemerintah dan untuk operasi terakhir menggunakan BPJS mandiri.
“Saya ucapkan terima kasih buat pak camat, bapak kades serta semua jajaran yang sudah mau merespon dan melihat kondisi anak kami dan terima kasih atas bantuan yang sudah diberikan, semoga balasan terbaik pula kembali buat beliau semua”, ungkap Wulan.
Team jurnapolisinews setelah ke lokasi, langsung kordinasi dengan pihak desa dan kecamatan, serta dinas sosial dan mendapat respon baik terkait tindakan penanganan lanjutan buat Nizam, untuk bantuan respon selanjutnya biaya transport operasi dan kontrol di rumah sakit dr Soebandi Jember.
“Hari ini kita sudah terjun lokasi beserta team kesehatan rumah sehat Tlogosari, dari pihak desa dan jajaran serta dari puskesmas sempu, demi tinjau langsung kondisi adek nizam, kami berusaha semaximal mungkin akan pantau terus dan bantu terkait transportasi operasi di Jember dan kedepannya. Semoga adek nizam cepat sembuh total dan normal kembali” pungkas camat Sempu Yoppy Bayu Irawan S.Sos.,M.SI
Pungkasnya,.
( Team & Boby JPN)