Ingin Mengabdi, Pensiunan Kepala Sekolah Ini Siap Bertarung di Pilkades Serentak 2022.

“Seorang Pemimpin haruslah Mewakili Kepentingan Bersama, memiliki Integritas dan Kredibilitas serta mampu mengkomunikasikan secara efektif Program Pembangunan.Pun Pemimpin Sejati harus mempunyai mental yang stabil agar mampu mencintai Rakyatnya” Amanatun Utara, jurnalpolisi.id  Pemerintah Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) pada tahun 2022 ini akan menggelar pesta demokrasi di tingkat Desa, di mana kali ini akan diadakan Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) secara serentak di 137 Desa yang tersebar di 32 Kecamatan di Kabupaten Timor Tengah Selatan dan yang akan menjadi salah satu harapan masyarakat, untuk kemajuan desa. Setiap calon kades bisa melakukan promosi tentang dirinya melalui visi misi dan stop berbagai upaya yang mengarah money politic. Kepala Perwakilan Nusa Tenggara Timur jurnalpolisi.id, Albon Arodi Saba, saat ditemui mengatakan, memilih kepala desa yang ideal, bersih jujur dan amanah, akan lebih mudah terwujud bila sistem atau tata cara pemilihan juga bersih dan jujur, bebas money politic. “Semua tergantung dengan unsur-unsur yang terlibat dalam pelaksanaan pilkades, mulai dari panitia, para calon dan tim sukses masing-masing calon. Jika semua unsur tersebut dapat berjalan dengan bersih dan bebas money politic maka kemungkinan akan memperoleh kepala desa yang ideal akan lebih mudah,” ucap Albon, Kamis (14/05/2022). Menurut Albon, keberadaan tim sukses menjadi salah satu unsur penting untuk memperkenalkan kualitas para calon pilkades kepada masyarakat, termasuk memperkenalkan program visi misi kepada masyarakat. “Tim sukses tidak melakukan money politic tetapi mempromosikan calon kades kepada masyarakat melalui program visi dan misi. Hal tersebut yang dikenalkan kepada masyarakat, jadi bukan money politicnya. Sehingga masyarakat akan memilih calon kades yang berkualitas,” papar Albon. Namun ketika nanti calon kades terpilih, tidak mampu menjalankan program visi misi seperti saat kampanye, maka tim sukses harus turut bertanggungjawab, mengapa karena kades terpilih tidak sesuai seperti yang dijanjikan. “Tim sukses tugasnya juga turut mengawal pemerintahan kades terpilih, jika tidak sesuai maka ia juga ikut bertanggungjawab. Karena jika tidak yang akan dirugikan adalah masyarakat dan desa tersebut. Terlebih saat ini anggaran untuk desa sangat besar melalui dana desa,” jelas Albon. Lanjut Allbon, untuk mewujudkan pemerintah desa yang bersih, perlu didukung dengan regulasi pilkades yang kuat, sehingga akan menguatkan sistem pelaksanaan Pilkades. “Regulasi harus jelas dan memihak kepada masyarakat. Seperti pelaku money politic saat pilkades harus mendapatkan sanksi.Dengan demikian pilkades yang menghasilkan pemimpin desa, bisa diharapkan menjadi ujung tombak pembangunan negara ini,” tandas Albon. Pilkades tidak ada bedanya dengan pesta demokrasi secara umum yang terjadi di Indonesia.Terdapat dua hal yang telah menjadi budaya negatif dalam pilkades yaitu keberadaan pendukung dan money politic. Sebelum masyarakat jamak mengenal istilah money politic seperti sekarang ini (dalam pemilu). Praktik semacam itu telah menjadi rahasia umum terjadi dalam pilkades “Pendukung yang bermain, menjadi semacam aktor yang sebenarnya dibalik kemenangan dari proses demokrasi tradisional itu. Problemnya UU Pemilu kita tidak menjangkau sampai kesana untuk money politic, atau regulasinya berbeda, karena menggunakan perbub,” terang Albon. Terkait dengan budaya pendukung dan money politic, menurut Albon menjadi salah satu kendala untuk memilih kades yang berkualitas. “Pendukung  tidak bisa juga disebut dengan tim sukses, karena pendukung terkadang berdiri di dua kaki. Menghilangkan budaya negatif itu, menurut saya tidak mudah, sebab dari dulu budaya money politic dan pendukung sudah menjadi bagian dari proses itu, jadi sulit menjamin terpilih kades yang berkualitas dan bersih. Belum lagi dikaitkan dengan potensi dana desa, itu lebih ngeri dan rawan. Justru dana desa dijadikan motivasi untuk berkuasa, jadi sangat pragmatis, meskipun tidak semua bisa digeneralisir,” tandas Albon Paulus Nahak adalah pensiunan guru memutuskan untuk maju sebagai calon Kepala Desa Sono, Kecamatan Amanatun Utara, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS). “Saya maju dalam Pilkades Sono atas permintaan warga dan murni ingin mengabdi kepada masyarakat,” kata Paulus. Visi dan Misi yang diusung oleh Paulus Nahak yaitu untuk Terbangunnya Tata Kelola Pemerintahan Desa yang baik dan bersih guna mewujudkan Desa Sono yang mandiri dan sejahtera serta bermartabat. Yaitu mewujudkan Pemerintahan Desa Sono yang maju, inovatif, transparan, dan melayani melalui pemanfaatan sistem informasi desa. Meningkatkan sarana dan prasarana umum Desa Sono menjadi permukiman yang aman, bersih, hijau, indah, dan asri. Kemudian mewujudkan masyarakat Desa Sono yang cerdas, sehat, rukun, kreatif, dan sejahtera. Paulus Nahak, Pria kelahiran Sono 2 Mei 1961, kepada jurnalpolisi.id mengatakan bahwa dirinya telah siap berkompetisi dalam pemilihan kepala desa Sono Kecamatan Amanatun Utara, Kabupaten TTS bulan Juni mendatang. Paulus Nahak yang biasa disapa Bap Nahak ini berkomitmen akan mengikuti pelaksanaan pilkades secara damai dan mematuhi semua peraturan yang berlaku. Visi yang melandasi keinginan bap Nahak menjadi kepala desa adalah ” Bersama-sama meningkatkan pembangunan desa dengan cara melibatkan peran aktif masyarakat, untuk kemajuan dan perubahan desa Sono menjadi lebih baik”. Optimis menang, itu semboyan bap Nahak calon kades Sono dalam berkompetisi menjadi orang nomor satu didesanya. Misinya dalam mengikuti pilkades yaitu :- Menyelenggarakan Pemerintahan Desa yang bersih, demokratis dan terbebas dari KKN serta bentuk-bentuk penyelewengan lainnya.- Mengembangkan Perekonomian Masyarakat melalui Pemanfaatan Potensi Desa.- Meningkatkan Mutu Kesejahteraan Masyarakat untuk mencapai taraf kehidupan yang lebih baik dan berpendidikan.- Menjaga amanah dalam mengatur tata kelola pemerintahan dan pembangunan bersama masyarakat sebagai upaya mewujudkan pemberdayaan masyarakat dan percepatan pembangunan yang merata serta mengedepankan kepentingan masyarakat banyak dengan cara musyawarah mufakat dan gotong royong.- Mewujudkan tranparansi anggaran kebijakan dalam kebijakan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan desa serta mewujudkan pemerintah desa Sono yang Berintegritas dengan peningkatan pelayanan publik dan memberikan keterbukaan informasi.- Mewujudkan kesejahteraan masyarakat dengan cara mendorong Pemerintah Daerah dengan memperhatikan kelompok tani serta menghidupkan kelompok tani yang ada didesa Sono.- Memberikan keamanan dan kenyaman bagi pihak investor yang akan berinvestasi didesa Sono dan mendorong pengusaha yang sudah ada agar lebih berkembang agar tercipta lapangan pekerjaan bagi masyarakat.– Bekerjasama dengan semua unsur kelembagaan desa, lembaga keagamaan, lembaga sosial politik supaya dapat memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat yang meliputi ekonomi, sosial, politik, budaya, olahraga, ketertiban dan keamanan masyarakat Desa Sono.- Selalu transparan/ terbuka dalam penggunaan Dana ADD, DD dan dana lainnya yang masuk ke Desa Sono.– Selalu mengedepankan musyawarah dalam mengambil keputusan Desa. “Tujuan saya mengikuti Pilkades adalah ingin membantu masyarakat kecil, serta ingin memudahkan pelayanan khususnya di Desa Sono.” kata bap Nahak Calon Kades saat di konfirmasi jurnal polisi.id, Kamis,(14/05) dikediamannya.(Preskila Napa) 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *