Pawang Hujan Merupakan Kekayaan Budaya Nusantara

Catatan budaya : KP Norman Hadinegoro.  Jakarta – jurnalpolisi.id Ibu Rara Dewi adalah Salah satu sosok dibalik suksesnya Moto GP Mandalika. Ibu Rara Dewi orang tuanya asli Irian jaya, sekolah di Jogja  si pawang hujan sekarang menetap di Bali, ikut punya peranan penting membantu dengan spritual memindahkan awan agar curah hujan tidak turun di arena Motor GP Mandalika. Indonesia itu hebat banyak memiliki kearifan budaya lokal dan tradisi  yang beraneka ragam dan terpelihara berabat abat lamanya. Pegelaran Internasional Moto GP di Mandalika disaat Indonesia lagi musim hujan, karena Bumi Nusantara memiliki  dua musim ialah musim kemarau dan musim hujan.Dalam era digital ini, negara negara lain bisa melihat langsung Moto GP Mandalika serta  melihat keunikan sosok wanita indonesia bernama Rara Dewi, wanita hebat dapat membatu  memindahkan curah hujan ketempat lokasi lain. Pawang hujan itu sudah melekat dihati rakyat Indonesia. Jasa pawang hujan biasanya digunakan untuk kepentingan acara acara besar antara lain pernikahan, acara diruang terbuka. Dunia modern pun salut dengan kekayaan spritual Indonesia, terbukti dan berhasil penyelenggaraan Internasional Moto GP Mandalika di dunia Internasional.Dibalik kesuksesan pegelaran Moto GP Mandalika, pasti ada yang tidak suka dengan kehadiran sosok Ibu Rara pawang hujan. Yang tidak suka pasti membawa bawa keyakinan agama yang sempit bertujuan merusak keutuhan NKRI. Biarkan anjing menggong kapilah berlalu, kekayaan spritual Nusantara harus lestari sesuai dengan agama dan keyakinan masing masing. Bagi saya tidak ada yang aneh karena Allah menciptakan bumi ini untuk manusia, karena manusia ciptaan-NYA yang sempurna  diantara mahluk mahluk ciptaanNYA yang lain, Sebagai referensi kita membuka kembali kisah para Nabi Nabi yang diberikan kemampuan,dan kelebihan.*

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *