Langkah Besar JNE: Dari Logistik ke Lini Kehidupan, Sosialisasi CDOB Jadi Titik Awal Revolusi Distribusi Obat di Indonesia

Jakarta – jurnalpolisi.id
Ada detik-detik yang menandai sejarah. Bukan karena kemewahan acaranya, tapi karena arah dan tekad yang dibawanya. Rabu, 23 April 2025, menjadi salah satu detik itu—saat JNE, nama besar di dunia logistik nasional, mengumumkan dengan lantang: “Kami siap menjadi bagian dari distribusi farmasi nasional.”
Dalam balutan acara “Sosialisasi Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB)” di Ballroom Kantor Pusat JNE, Tomang Raya, Jakarta Barat, JNE bukan hanya mengundang peserta. Mereka mengundang perhatian publik, regulator, hingga pelaku industri farmasi—bahwa JNE sedang melakukan transformasi yang tak main-main.
Dihadiri oleh jajaran Direksi, Kepala Divisi, pimpinan cabang dari seluruh Nusantara, hingga puluhan staf yang menyimak lewat Zoom—acara ini jadi lebih dari sekadar tatap muka: ia jadi forum pengambilan sumpah moral, bahwa JNE siap menyesuaikan diri dengan standar tertinggi distribusi obat.
“Ini bukan hanya soal bisnis. Ini soal tanggung jawab terhadap masyarakat, terhadap nyawa manusia. Distribusi farmasi bukan jalur biasa, ini jalur kritis. Dan kami, JNE, siap melaluinya dengan standar terbaik,” ujar Direktur Utama JNE, Mohamad Feriadi Soeprapto, membuka acara dengan pernyataan penuh komitmen.
Sosialisasi dibuka khidmat dengan lagu Indonesia Raya dan Mars JNE. Namun, yang membuat peserta merinding bukanlah musiknya—melainkan kesadaran bahwa mereka sedang berada dalam babak awal perubahan besar. Sebuah evolusi dari sekadar “perusahaan ekspedisi” menjadi “penjaga rantai distribusi kesehatan nasional”.
Samsul Djamaludin, Ketua Panitia sekaligus perwakilan Quality Assurance & Good Compliance (QAGC), dengan lugas menyampaikan bahwa kegiatan ini menjadi tolok ukur kesiapan internal JNE dalam menghadapi tantangan pasar farmasi yang sangat terstandar.
“CDOB bukan prosedur, tapi prinsip. Prinsip bahwa kita tidak hanya membawa barang, kita membawa harapan. Maka seluruh unit kerja JNE harus siap dengan prosedur baru, mentalitas baru, dan semangat baru,” tegasnya penuh energi.
Acara memuncak saat Wardhono Tirtosudarmo, S.Si., Apt., perwakilan resmi dari BPOM, menyampaikan pemaparan materi. Dengan pengalaman panjangnya, ia membawa pemahaman peserta naik kelas. Distribusi obat, kata Wardhono, adalah bagian dari pelayanan kesehatan, dan setiap langkahnya harus bisa dipertanggungjawabkan.
“Distribusi obat bukan logistik biasa. Ini logistik kehidupan. Ada standar suhu, pencatatan, penelusuran, pelaporan. Tidak boleh ada ruang untuk lalai. Karena yang dipertaruhkan adalah keselamatan pasien,” ujarnya mantap.
Antusiasme peserta memuncak dalam sesi tanya jawab. Salah satu pertanyaan yang memantik diskusi adalah soal langkah JNE menjadi mitra Pedagang Besar Farmasi (PBF). Wardhono menjawab:
“Yang paling kami nilai bukan hanya fasilitas, tapi integritas dan kemauan belajar. Jika JNE terus menyiapkan sistem dan orang-orang yang mengerti CDOB, saya yakin kalian bisa menjadi pionir swasta nasional di sektor ini.”
Acara ditutup dengan pemberian kenang-kenangan kepada narasumber dan sesi foto bersama. Namun, di balik formalitas itu, tersimpan semangat luar biasa: bahwa JNE sedang membangun jalan baru. Jalan yang tidak mudah, tapi penuh harapan. Jalan yang bukan hanya membawa paket—tapi membawa kehidupan.
Dan hari itu, di Tomang Raya, langkah pertama telah diambil.
Laporan: Zakaria (Bang Zeck)
(Ismail Marjuki JPN)