Sebanyak 90 Rumah Terendam Banjir, Diduga Pembangunan RS. Urip Sumoharjo Tidak Memikirkan Dampak warga Masyarakat Setempat

Pesawaran- jurnalpolisi.id
Dampak dari Pembangunan Rumah Sakit (RS) Urip Sumoharjo di Desa Kutoarjo Kecamatan Gedong Tataan Kabupaten Pesawaran Provinsi Lampung, diduga penyebab meluapnya air hingga masuk kerumah warga setinggi lutut orang dewasa, karena kurangnya area resapan air.
Lokasi pembangunan RS. Urip Sumoharjo yang semula merupakan lahan persawahan, namun kini ditimbun, hal inilah diduga menjadi penyebab lokasi sekitar pembangunan Rumah Sakit kebanjiran hingga masuk kerumah-rumah warga, dan sedikitnya terdapat 90 rumah warga terendam banjir.
Siti, warga sekitar saat ditemui dikediamannya yang lokasinya berhadapan dengan lokasi pembangunan RS. Urip Sumoharjo menceritakan, bahwa sejak adanya pembangunan RS. Urip Sumoharjo, selama satu bulan, sudah tiga kali rumahnya kebanjiran.
“Sebelum adanya pembangunan Rumah Sakit itu (RS.Urip Sumoharjo red), gak pernah mas rumah ini kebanjiran, gak pernah. Belum ada sebulan sudah tiga kali banjir. Kayak lautan mas, ” urainya, Jumat (28/02/2025).
Siti juga mengatakan bahwa dirinya tidak pernah dapat undangan untuk mendapatkan sosialisasi tentang adanya pembangunan RS. Urip Sumoharjo di dekat rumahnya tersebut.
” Rumah saya kan ada dua mas, satu diatas dan satu ini yang nempatin anak saya. Padahal saya kan lingkungan dekat pembangunan Rumah Sakit ini, tapi saya gak pernah diundang kalau mau ada pembangunan Rumah Sakit ini mas, “imbuhnya.
Menurutnya, air dari lokasi pembangunan Rumah Sakit masuk ke selokan, namun karena gak mampu menampung air, akhirnya tumpah kejalan raya, lalu masuk kerumahnya dan kerumah warga lainnya sampai kebelakang seperti lautan.
” Pernah waktu itu bosnya Rumah sakit saya kirimin video rumah saya disaat kebanjiran, saya kirim ke WA bosnya Rumah Sakit, saya telpon gak diangkat saya WA gak dibales. Saya berharap jangan seperti ini, saya gak mau kejadian seperti ini terjadi lagi, “harap Siti wanita berjilbab ini.
Sementara itu Ketua Umum Forum Masyarakat Pesawaran Bersatu (FMPB) Mursalin, MS yang diwakili Ketua Harian Sumarah seusai meninjau lokasi banjir, tetap pada pendiriannya yakni terus memperjuangkan keluhan masyarakat kecil.
” Masyarakat kecil ini punya hak untuk hidup dan tidur dengan tenang, tanpa adanya kekhawatiran ataupun was-was terhadap lingkungan mereka, apalagi disaat curah hujan tinggi seperti saat ini. Mereka sendiri telah bercerita dan menyampaikan keluhannya kepada kami bahwa sejak adanya pembangunan RS. Urip Sumoharjo itu, lingkungan mereka jadi kebanjiran, padahal sebelumnya tidak pernah kebanjiran, “ucapnya,
Sumarah juga mengatakan bahwa diawal sebelum pembangunan, FMPB telah mengingatkan agar supaya dikaji kembali izin pembangunan RS. Urip Sumoharjo tersebut. Sebab menurutnya, lokasi tersebut merupakan lahan persawahan yang juga berfungsi sebagai resapan air.
” Ini baru tahap awal pembangunan saja sudah menyengsarakan rakyat kecil, masyarakat sekitar sudah merasakan dampak rumahnya terendam air. Apakah Pemerintah akan diam saja melihat pemandangan ini. Lihatlah keluh kesah rakyat kecil itu yang terkena dampak dari pembangunan RS. Urip Sumoharjo. Tolong dikaji kembali, ” lanjutnya.
” Untuk itu kami dari FMPB menghimbau kepada Dinas terkait jangan diam, dan agar meninjau kembali pembangunan RS. Urip Sumoharjo karena baru tahap awal ini saja, ada sekitar 90 rumah disekitar lokasi pembangunan terendam banjir setinggi lutut orang dewasa bahkan sampai ada setinggi pinggang, padahal sebelumnya tidak ada dampak banjir, “pungkasnya.
Ferikiansyah