Dugaan Penggelapan BLT DD Di Desa Nyenang KBB, Ketua RW Buat Surat Terbuka Melalui Video Tiktok Untuk Presiden RI, Kapolri Dan Gubernur Jawa Barat, Begini Penjelasan Kades!

BANDUNG BARAT, jurnalpolisi.id
Sebuah video di aplikasi tiktok viral memperlihatkan seorang Ketua RW di wilayah Desa Nyenang, Kecamatan Cipendeuy, Kabupaten Bandung Barat (KBB) menyampaikan surat terbuka yang ditujukan kepada Presiden RI Prabowo Subianto.
Selain itu dalam kanal video tiktoknya, Ketua RW tersebut juga menyebut Kapolri, Jenderal Listyo Sigit dan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.
Kemudian, dalam videonya itu mengungkapkan, dia mengaku kesulitan mencari keadilan dalam rangka menindaklanjuti laporan dari warganya.

“Di sini saya ingin mengadukan tentang susahnya mencari keadilan, saya di sini sedang mengurus laporan dari masyarakat tentang adanya dugaan penggelapan BLT DD tahun 2024, yang di mana masyarakat melaporkan bahwa katanya dana tersebut dipotong satu bulan tepatnya pada bulan Oktober tahun kemarin 2024 senilai Rp300.000 yang seharusnya masyarakat menerima Rp600.000 mereka hanya menerima Rp300.000,” katanya dalam video yang diterima redaksi Jurnal Polisi News dari narasumber yang identitasnya tak ingin diketahui, pada Senin (10/3/2025).
Selain itu, Ketua RW tersebut juga menerangkan, bahwa dia sudah mengkonfirmasi kepada pihak Pemerintah Desa Nyenang sekaligus Badan Permusyawaratan Desa (BPD) terkait dugaan penggelapan BLT DD.
“Saya sudah konfirmasikan dan saya sudah mendapat jawaban, bahwa BLT tetap kekeuh (bersikeras) merasa hak mereka sudah diberikan semua. Kemudian saya juga sudah bermediasi dengan Kaur Keuangan juga dengan Bapak Kesranya, tapi bicara di sana dan mereka tetap bersikeras kalau mereka tidak punya hutang kepada masyarakat, tapi masyarakat bersikeras, merasa kalau pihak Desa itu masih punya hutang (BLT DD) 1 bulan kepada mereka,” jelasnya.
Karena tidak mendapatkan solusi, sambung Ketua RW tersebut memaparkan dalam video tiktoknya, dia mencoba melaporkan kejadian itu ke Polsek Cipendeuy.
Namun menurut pengakuannya dalam video tersebut, ketika hendak melakukan pelaporan di Polsek Cipendeuy, dia mendapatkan perlakuan yang tidak menyenangkan dan merasa dipermainkan.
“Saya mencoba untuk laporan ke pihak Polsek Cipeundeuy, disana saya mendapatkan perlakuan-perlakuan yang tidak menyenangkan. Disana saya merasa di permainkan. Saya dari jam 09.00, memang di sana, saya diperiksa dulu bersama bukti-bukti, dan karena memang ada secara pribadi saya juga berurusan dengan pihak Desa, karena mereka telah memfitnah saya dan mencoba menghancurkan nama baik saya di masyarakat, saat saya melakukan investigasi di masyarakat mengenai penggelapan BLT DD tersebut,” tandasnya.
Lebih lanjut Ketua RW tersebut mengatakan dalam video tiktoknya, di Kantor Polisi saya itu diperiksa jam 09.00 di ruang Kanit, semua bukti-bukti saya berikan, kemudian saya melakukan pengaduan juga perkara penggelapan BLT DD.
“Disana saya menunggu sampai jam 01.00, setelah jam 01.00 saya menunggu Kanit, saya disuruh keluar dari ruangan Kanit di sana. Kemudian saya malah mendapatkan perlakuan yang sangat tidak menyenangkan, saya dibentak-bentak, saya dibully. Awalnya oleh tiga orang anggota di sana, saya dibully, saya benar-benar dibuat malu oleh mereka oleh tiga anggota polisi ini, setiap perkataan saya jadi bully-an untuk saya,” bebernya.
Masih dalam video tiktoknya, Ketua RW tersebut menuturkan, kemudian salah satu di antara mereka ada yang berkata, bahwa mengapa ini mau laporan lagi? katanya dengan pihak Desa ini sudah beres.
“Katanya sudah bertemu dengan Dadan Pak Bhabin katanya gitu, saya di sana tetap bersikeras ingin membuat laporan dan ingin melakukan pengaduan. Saya disana sampai mau berantem, padahal saya di sana waktu sama anak saya yang duduk di kelas 1 SMA, dia trauma sampai hari ini dengan perlakuan para Polisi, dan dia sangat marah juga sampai hari ini karena bapaknya itu benar-benar dihina dicaci maki di sana, itu pengalaman yang sangat luar biasa,” imbuhnya.
“Dan hingga ada satu anggota lagi datang berteriak-teriak kepada saya, berteriak-teriak tidak jelas. Padahal disana saya ingin membuat laporan untuk meluruskan permasalahan saya dengan pihak Desa, untuk meluruskan masalah tentang dugaan penggelapan BLT DD ini,” tambahnya.
Hingga akhirnya Ketua RW tersebut mengaku dalam video tiktoknya itu, dia terpancing emosi, marah dan memutuskan untuk keluar dari Kantor Polsek Cipendeuy.
“Saya langsung pergi ke Polres, datangnya saya di Polres, saya baru mendapatkan surat laporan, diproses di sana. Kemudian ke depannya saya ingin melanjutkan untuk tindakan laporan dugaan penggelapan BLT DD, walaupun kemarin pada saat tanggal 17 itu pada saat saya di Polsek, pada saat saya berangkat ke Polres, pihak desa segera memberikannya (BLT DD) kepada masyarakat uang yang Rp300.000 itu mereka segera membagikannya ke masyarakat,” ujarnya.
“Tapi, kejahatan mereka tetaplah sebuah kejahatan, dan kami para tokoh masyarakat tidak pernah mengampuni mereka dan tidak akan pernah memberikan lagi kesempatan. Jadi disini kami hanya ingin meminta keadilan pak, kami ingin dibersihkan Pemerintah kami ingin dibersihkan, Kepolisian kami ingin dibersihkan supaya kami bisa mendapat keadilan,” pungkasnya.

Terpisah, ditemui Tim Investigasi Jurnal Polisi News di kantornya, saat dikonfirmasi Kepala Desa Nyenang Wawan Saputra menganggap, bahwa munculnya video di aplikasi tiktok disebabkan adanya miskomunikasi.
“Sebetulnya masalah BLT sudah ketahuan dari awal, ada BLT satu bulan tertunda, tadinya mau dibagikan mau mendekati bulan puasa, karena keburuan muncul di tiktok dari salah satu lembaga Desa, itu aja. Sebetulnya sekarang kan sudah dilaksanakan, semuanya juga sudah tidak ada masalah apa-apa, clear,” katanya pada Selasa (11/3/2025).
Meski BLT DD di bulan Oktober 2024 terlewat, Pemerintah Desa Nyenang tetap menyalurkan bantuan tersebut kepada 40 KPM di bulan Februari 2025. Walaupun penyaluran BLT DD yang seharusnya telah selesai dilaksanakan di akhir tahun 2024, dan sudah menjadi laporan pertanggungjawaban.
Disinggung Tim Investigasi Jurnal Polisi News, mengapa bisa terlewat, Wawan menjelaskan, ketahuannya pada saat Pemerintah Desa Nyenang melakukan pengecekan, yang ternyata terdapat sisa anggaran 12 juta.
“Waktu itu saya validasi, ternyata BLT 1 bulan belum dibagikan, makanya saya menginstruksikan supaya dibagikan, makanya dibagikan waktu itu karena muncul,” imbuhnya.
Diakui oleh Wawan selaku Kepala Desa Nyenang, keterlambatan terjadi lantaran karena kesibukan.
“Karena saya di akhir tahun, waktu itu menghadapi lomba gagah bencana dan bina wilayah karena kesibukan. Masuk akhir tahun semua fokus menyusun RKPDes, APBDes, mungkin banyak tertunda kegiatan itu, mungkin,” ucapnya.
Dalam konfirmasinya, Wawan menerangkan, bahwa penyaluran BLT DD bukan di sebabkan karena adanya video tiktok Ketua RW yang beredar di masyarakat.
“Sebetulnya bukan ramai dulu, sudah ada niatan dari Pemerintah Desa sebetulnya mau disalurkan, terlepas karena itu momennya karena ramai, maka asumsinya sudah diramaikan baru disalurkan, itu kan asumsi, mungkin sepihak. Tapi disayangkannya kan tidak ada konfirmasi, sebetulnya tidak akan ada muncul di media kalau dia memahami tupoksi dia selaku lembaga Desa, seharusnya dia itu konfirmasi dulu ke Pemerintah Desa, tidak bisa sekonyong-konyong dibuat gitu saja,” paparnya.
Disindir Tim Investigasi Jurnal Polisi News, berdasarkan video tiktok, sebelumnya Ketua RW tersebut mengaku pernah melakukan komunikasi terlebih dahulu kepada Pemerintah Desa.
“Nah justru itu, kan beliau belum pernah berkomunikasi dulu kepada Pemerintah Desa. Itu Pemerintah Desa yang mana,” tanya Wawan.
“Saya kan sudah tanya, enggak ada. Jujur beliau sudah 1 tahun lebih, satu-satunya RW yang tidak pernah komunikasi sama Kepala Desa, boleh di cek, mau WA mau apa, RW di Nyenang ada 12 RW semuanya, yang lain itu ada nge-WA, menanyakan sesuatu, minta pendapat sesuatu, ini kan tidak ada,” tambahnya.
Kemudian diungkapkan oleh Wawan, Ketua RW tersebut terpilih bukan karena adanya pemilihan, melainkan tidak ada calon dari masyarakat untuk bersaing dengannya.
“Beliau juga jadi ketua RW waktu itu memang terpaksa, karena di waktu itu disana ada banyak yang tidak mau semuanya, warga masyarakat tidak mau menjadi Ketua RW di wilayah itu,” ujarnya.
Lebih lanjut dalam konfirmasinya, Wawan mengaku sudah konfirmasi kepada Kesra dan Kaur Keuangan Desa Nyenang. Padahal sebelumnya Wawan bertanya Ketua RW tersebut berkomunikasi dengan Pemerintah Desa yang mana.
“Jawabannya, katanya beliau menanyakan, ya di sampaikan, memang tidak ada keterlambatan waktu itu, dan mau dilaksanakan. Tapi kan beliau menyatakan gini, jadi asumsi di masyarakat ini gini, dia itu mengeluarkan voice note, katanya malahan saya juga hampir marah sama Perangkat Desa, katanya uang tersebut dipinjam oleh saya, makanya saya menegur ke Perangkat Desa, kok bilang VN-nya gini, tapi VN bukan ditujukan ke saya, ditujukan ke salah satu RW, RW tersebut laporan ke saya, pak ada VN ini, disitu menyatakan hasil narasumbernya, katanya waktu acara kumpulan, jadi yang menyampaikan itu Kaur Keuangan, bahwa uang itu dipinjam, makanya saya panggil kaur keuangan, marah, terus Kaur Keuangan turun ke sana konfirmasi, tidak tahu ngomongnya apa, katanya didampingi oleh Bhabinkamtibmas, semuanya ke sana, besoknya muncul, katanya Pemerintah Desa intimidasi,” jelasnya.
Dikonfirmasi terkait keterlambatan dalam penyaluran BLT DD yang di realisasikan pada bulan Febuari 2025, Wawan mengakui bahwa itu adalah kesalahan, namun pihaknya juga berharap agar masyarakat juga memaklumi soal keterlambatan ini.
“Jadi kalau semuanya kita fokus mengutik-ngutik kesalahan, memang itu salah, tapi kan kita juga harus memaklumi. Contoh gini, kenapa hari ini saya harus menyalurkan BLT itu, kan mulai Januari sampai Desember, kalau mau dipersalahkan kata saya juga, bulan ini juga kan belum ada, termasuk saya selaku Kepala Desa dan Pengangkat Desa,” terangnya.
Kata Presiden, lebih jelas Wawan memaparkan, bahwa Perangkat Desa dan Kepala Desa harus dibayarkan setiap bulan, namun sampai hari ini pihaknya belum mendapatkan siltap sudah hampir 3 bulan bekerja
“Saya juga kan belum menerima hampir 3 bulan nih bekerja, padahal saya juga sama, Perangkat Desa kan punya anak istri, sama kebutuhannya itu. Sebetulnya kalau mau mempermasalahkan, kenapa terlambat, ya semua juga saling memaklumi, situasi Desa itu tidak sama semuanya pasti, makanya kalau lihat statement pejabat Pemerintah di pusat tidak semuanya Pemerintah Desa memahami tentang tata pengelolaan keuangan, bisa saja bukan ahli Pemerintahan, tapi dia terpilih menjadi Kepala Desa karena ketokohan kan, belum tentu pendidikannya sesuai, ini terjadi di mana-mana,” tandasnya.
Atas kejadian ini, menurut informasi yang diterima oleh Wawan, Ketua RW tersebut sudah melaporkan kejadian ini kepada aparat penegak hukum. Namun belum ada panggilan resmi dari aparat penegak hukum.
“Yang konfirmasi ada, tapi belum kata saya. Belum ada panggilan resmi (hanya konfirmasi saja),” imbuhnya.
Sepengetahuannya, Ketua RW melakukan pelaporan ke Polsek Cipendeuy soal urusan pribadi, dugaan fitnah yang dilakukan oleh Perangkat Desa Nyenang.
“Harapan saya mungkin untuk kedepannya, karena Pemerintah itu tiap tahun itu berubah, tidak bisa ya Pemerintah karena banyak masih masyarakat yang bilang membanding-bandingkan 5 tahun dipimpin oleh saya, sepertinya 5 tahun kurang, enggak bisa. Sebetulnya tiap tahun juga perubahan tetap, perubahan karena ini adalah Pemerintah pasti tiap tahun menuju perbaikan,” katanya.
“Contoh seperti gini Dana Desa sekarang, kami sudah menerima edaran Bupati, bahwa ada di situ pengalokasian anggaran 20 persen untuk ketahanan pangan, untuk bisa diarahkan untuk jalan usaha tani. Ternyata di tanggal 9, kalau tidak salah Januari entah Februari muncul Permendes nomor 2 tahun 2025, bahwa ketahanan pangan harus dialokasikan ke BUMDes, otomatis kan APBDes berubah lagi, sekarang muncul lagi Kopdes Merah Putih, lieur (bingung) Kepala Desa itu. Makanya saya daripada begini, mending Dana Desa tidak ada, silahkan saja dari Pemerintah pusat,” tutupnya.
Sementara, dihari yang sama Tim Investigasi Jurnal Polisi News berupaya mengkonfirmasi Kapolsek Cipendeuy di kantornya. Namun upaya tersebut belum membuahkan hasil, Kapolsek Cipendeuy sedang tidak ada ditempat.
RED – TIM INVESTIGASI