Sentuhan Arsitektur Osing di Wajah Baru Stasiun Banyuwangi Kota
BANYUWANGI – jurnalpolisi.id
Kabupaten Banyuwangi telah dikenal sebagai daerah yang komitmen dan konsisten mengangkat arsitektur lokal pada tiap bangunan fasilitas publiknya. Terbaru penataan Stasiun Banyuwangi Kota juga mengusung desain arsitektur yang kental dengan sentuhan budaya Osing yang merupakan suku asli Banyuwangi.
“Selama ini Banyuwangi telah berkomitmen untuk mengusung kearifan lokal di tiap desain arsitektur bangunan publik. Seperti halnya Bandara Banyuwangi yang mengusung desain kearifan lokal dan telah meraih penghargaan arsitektur terbaik dunai,” kata Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani.
“Terima kasih kepada PT KAI yang turut mengusung budaya lokal dalam pembangunan dan penataan Stasiun Banyuwangi Kota. Semoga ini menjadi ikon baru dan bisa dinikmati oleh para penumpang dan warga Banyuwangi,” tambah Ipuk.
Wajah baru Stasiun Banyuwangi Kota tersebut diresmikan langsung Direktur Utama (Dirut) PT Kereta Api Indonesia (KAI), Didiek Hartantyo, didampingi Pj. Sekretaris Daerah Kabupaten Banyuwangi, Guntur Priambodo, Jumat (3/1/2025).
Pengembangan dan penataan Stasiun Banyuwangi Kota tersebut mengusung desain arsitektur Osing. Tak hanya fasad bangunannya, berbagai ornamen stasiun terpadat di Banyuwangi tersebut juga menonjolkan kekhasan arsitektur rumah adat Osing.
Bangunan baru tersebut mengangkat tema “Ethnic Vernakular serta Modern”. Ethnic vernakular adalah ekspresi budaya etnis yang tercermin dalam arsitektur vernakular, yang tercipta pada bentukan atap khas Banyuwangi yakni atap Rumah Adat Osing.
Sementara unsur modern dibentuk pada pemilihan material terkini seperti clay material, homogenous tile, serta unsur kearifan nusantara yang dibuat modern.
“Semoga wajah baru ini bisa mendukung peningkatan aksesibilitas di Banyuwangi. Serta mendongkrak ekonomi lokal,” ujar Didiek.
Pembangunan di Stasiun Banyuwangi Kota meliputi gedung stasiun baru, perluasan dan penataan parkir, ruang terbuka untuk umum, serta selasar untuk alur penumpang. Memberikan kenyamanan bagi disabilitas, juga dibangun beberapa fasilitas pendukung seperti toilet khusus difabel dan guide block bagi penyandang tuna netra
Didiek menjelaskan, penumpang kereta api di stasiun Banyuwangi cukup potensial. Stasiun Banyuwangi Kota juga merupakan stasiun rangking dua di wilayah Daop 9 Jember terkait jumlah penumpang.
“Untuk itulah, KAI menata stasiun ini dengan bangunan yang lebih luas dengan mengusung kearifan lokal, sehingga untuk pelayanan penumpang bisa lebih nyaman,” kata Didiek.
Didiek mengatakan selama 2024, Stasiun Banyuwangi Kota mengangkut dan menurunkan sebanyak 842.562 penumpang. Jumlah itu naik 7 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Sementara selama libur Natal dan Tahun Baru, pengguna transportasi umum itu mencapai 3 ribuan penumpang setiap harinya.
Pembangunan Stasiun Banyuwangi Kota berlangsung selama sembilan bulan pada 2024 tersebut, merupakan tahap pertama. Pada 2025, pembangunan akan dilanjutkan untuk tahap selanjutnya. Rencananya bangunan lama di stasiun akan dirombak. (Boby)