KPU KBB Sebut Di Rapat Pleno Terbuka: Partisipasi Pemilih Di KBB Masuk 10 Besar Di Jawa Barat

BANDUNG BARAT, jurnalpolisi.id

Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Bandung Barat (KBB) menyampaikan tingkat partisipasi pemilih pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2024 di Jawa Barat mencapai angka 72,18 persen.

Diketahui, dari total 35.925.960 Daftar Pemilih Tetap (DPT) di seluruh kabupaten/kota, sebanyak 22.638.168 masyarakat hadir untuk memberikan suaranya dengan tingkat partisipasi rata-rata mencapai 68,06 persen.

Adapun 10 besar daerah dengan tingkat partisipasi pemilih tertinggi, antara lain:

  1. KPU Kabupaten Pangandaran tingkat partisipasi pemilih 78,42 persen
  2. KPU Kota Tasikmalaya tingkat partisipasi 76,91 persen
  3. KPU Kabupaten Majalengka tingkat partisipasi 76,44 persen
  4. KPU Kabupaten Sumedang tingkat partisipasi 74,27 persen
  5. KPU Kabupaten Purwakarta tingkat partisipasi 74,01 persen
  6. KPU Kabupaten Bandung tingkat partisipasi 72,85 persen
  7. KPU Kabupaten Bandung Barat tingkat partisipasi 72,18 persen
  8. KPU Kota Banjar tingkat partisipasi 71,79 persen
  9. KPU Kota Cimahi tingkat partisipasi 71,71 persen
  10. KPU Kabupaten Garut tingkat partisipasi 70,84 persen

Ketua KPU Kabupaten Bandung Barat, Ripqi Ahmad Sulaeman menyebut tingkat partisipasi pemillih pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2024 mencapai angka 72,18 persen.

Berdasarkan hasil analisa yang dilakukan, KPU KBB menemukan adanya sejumlah faktor yang membuat partisipasi pemilih berkurang, yakni lantaran kondisi cuaca ekstrem yang menerjang wilayah Bandung Barat dan berkurangnya jumlah Tempat Pemungutan Suara atau TPS.

“Tingkat partisipasi masyarakat pada Pilkada di KBB ini diangka 72,18 persen dari keseluruhan Pilkada di Jawa Barat,” kata Ripqi saat ditemui, Rabu (4/12/2024).

Sementara untuk partisipasi yang paling baik di 16 kecamatan ini, yakni Kecamatan Lembang dengan tingkat partisipasi pemilih yang mencapai 79 persen.

“Kalau untuk rata-rata partisipasi pemilih yang di bawah 70 persen itu berada di wilayah selatan Bandung Barat,” ucapnya.

Menurutnya, ada beberapa faktor yang menurut pengamatannya menjadi pemicu kurangnya partisipasi pemilih. Hal tersebut kemudian harus menjadi bahan kajian dan evaluasi bagi pihaknya.

“Pertama berkaitan dengan pemetaan TPS di mana kalau dibandingkan dengan Pemilu, dalam satu TPS pemilihnya ada 300 orang,” tuturnya.

“Artinya kebutuhan TPS lebih banyak, sehingga untuk memetakan TPS di lokasi-lokasi terpencil bisa dilakukan dan lebih dekat,” sambungnya.

Sedangkan, lanjut Ripqi, pada Pilkada Serentak 2024 kali ini satu TPS maksimal pemilihya sebanyak 600 dan jumlah TPSnya pun berkurang.

“Jadi yang tadinya 1 RW ada 2 TPS menjadi 1 TPS saja. Itu karena jumlah pemilihnya kurang dari 600. Belum lagi jarak rumah penduduk ke TPS mungkin agak jauh,” paparnya.

Termasuk, sambung Ripqi, kondisi cuaca jelang pencoblosan juga turut mempengaruhi. Satu hari sebelum pemungutan suara Bandung Barat diguyur hujan.

Akibatnya, kondisi jalan menjadi becek dan licin, di tambah akses yang kurang baik juga mempengaruhi partisipasi pemilih.

“Tapi kita bangga meskipun diangka 72,18 persen, KBB masuk 10 besarr partisipasi pemilih terbaik di Jawa Barat,” tandasnya.*(Media Center KPU KBB).

DRIVANA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *