Kiai Azaim Ingatkan Warga Binaan Lapas Banyuwangi untuk Tidak Lupa Bersyukur

Banyuwangi – jurnalpolisi.id

Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Banyuwangi menggelar tabligh akbar dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional tahun 2024, Kamis (31/10).

Kegiatan yang dipusatkan di Lapangan Tenis Blok Timur Lapas itu diikuti oleh ratusan Warga Binaan muslim, baik pria maupun wanita.

Tabligh akbar tersebut menghadirkan Pengasuh Pondok Pesantren Salafiyah Syafi’iyah Sukorejo Situbondo KHR. Ahmad Azaim Ibrahimy. Dalam ceramahnya, Kiai Azaim mengingatkan Warga Binaan untuk tidak lupa bersyukur.

Menurutnya, sebagai umat Islam patut untuk senantiasa bersyukur atas nikmat yang diberikan oleh Allah SWT. Selain dianugerahi nikmat iman dan islam, umat Islam juga menjadi bagian dari umat Nabi Muhammad SAW.

“Umat Nabi Muhammad dianugerahi berbagai keutamaan, diantaranya diberikan gambaran mengenai alam barzah dan hari kiamat,” ujatnya.

Selain itu, lanjut Kiai Azaim, umat Nabi Muhammad mendapatkan hasiah surotul fatihah yang tidak diberikan kepada umat lainnya.

“Sebelum umat Nabi Muhammad masuk surga, umat yang lain tidak diperkenankan untuk masuk surga,” imbuhnya.

Untuk itu, patut kiranya untuk selalu bersyukur atas apa yang dianugerahkan oleh Allah dengan meningkatkan keimanan dan ketaqwaan, serta terus memperbaiki dan introspeksi diri untuk kembali ke jalan yang benar.

Sementara itu, Kepala Lapas Banyuwangi Agus Wahono menyebut kegiatan tabligh akbar itu sengaja digelar untuk memberikan siraman rohani kepada Warga Binaan. Hal itu juga menjadi salah satu bagian dari program pembinaan berbasis pondok pesantren di Lapas Banyuwangi.

Agus berharap, melalui kegiatan itu Warga Binaan dapat menerapkan apa yang telah disampaikan oleh Kiai Azaim, minimal dengan menyesali kesalahan yang telah diperbuat dan bertekad untuk memperbaiki diri serta mengikuti kegiatan pembinaan dengan baik.

Agus menambahkan bahwa terdapat berbagai program kegiatan berbasis pondok pesantren yang bisa diikuti oleh Warga Binaan, seperti belajar membaca Al-quran, mengikuti pengajian rutin hingga belajar menjadi seorang da’i.

“Dalam menjalankan berbagai program tersebut kami menggandeng beberapa instansi maupun pondok pesantren, sehingga mampu menghasil santri yang berkualitas dan dapat membawa perubahan dalam masyarakat ketika bebas nanti,” pungkasnya.(Boby)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *