Puluhan Wartawan Kena PRENK, Tata Maulana Ajudan Wahid Memblokir WhatsApp Awak Media
PEKANBARU – jurnalpolisi.id
Acara ngopi bareng yang dihadiri ratusan insan pers bersama Bakal Calon Gubernur Riau, Abdul Wahid, dengan pendampingan Ustaz Abdul Somad (UAS), pada Jumat, 13 September 2024, di Kedai Kopi Rumpun, Jalan Soekarno Hatta, Pekanbaru, meninggalkan jejak kekecewaan bagi banyak wartawan yang hadir. Kegiatan ini yang semula diharapkan menjadi ajang silaturahmi dan pertemuan hangat antara Abdul Wahid dan insan pers, malah berujung pada kekecewaan akibat sikap salah seorang anggota tim Abdul Wahid.
Sebelumnya, terdapat undangan resmi yang diterima oleh wartawan melalui pesan WhatsApp. Undangan tersebut berbunyi sebagai berikut:
“Jangan lupa teman-teman wartawan, Bang Wahid ajak ngopi pagi bersama UAS dan Bang Wahid. Hari/Tanggal: Jumat, 13 Sept 2024, Pukul: 08.00-08.40 WIB. Tempat: Kedai Kopi Bengkalis Arengka. Pukul: 09.00-09.40 WIB. Tempat: Kedai Kopi Rumpun Dekat SKA. Atas kehadiran rekan-rekan kami ucapkan terima kasih. Salam hormat.”_
Dengan antusias, ratusan wartawan yang menerima undangan tersebut hadir di lokasi untuk meliput acara. Sebagai bagian dari tugas mereka, para wartawan melakukan liputan dan mendokumentasikan setiap kegiatan yang berlangsung, termasuk pidato dan diskusi yang diadakan di sela-sela acara ngopi bareng tersebut.
Namun, setelah acara selesai, terjadi sesuatu yang tidak diharapkan. Berdasarkan informasi yang diterima dari beberapa media, mereka diminta untuk mengirimkan tautan berita hasil liputan kepada Abdul Wahid, sebagai wujud dokumentasi kegiatan. Abdul Wahid kemudian memberikan nomor kontak seorang anggota timnya, Tata Maulana, dengan nomor telepon +62 811-528-847, untuk menindaklanjuti pengiriman tautan berita tersebut.
Setelah tautan berita dikirimkan, beberapa media menerima respons dari Tata Maulana berupa transfer sejumlah uang sebesar Rp100.000 per media sebagai bentuk apresiasi.
Namun, hal ini hanya berlaku untuk sebagian kecil media. Puluhan media lainnya tidak menerima perlakuan yang sama, meskipun mereka telah mengirimkan tautan berita yang diminta.
Hal yang lebih mengejutkan terjadi ketika beberapa wartawan mencoba menghubungi kembali Tata Maulana untuk menanyakan kelanjutan pembayaran atau sekadar klarifikasi. Alih-alih mendapatkan respons, mereka justru mendapati nomor mereka diblokir tanpa alasan yang jelas.
Perlakuan ini menimbulkan kekecewaan yang mendalam di kalangan wartawan yang hadir.
Salah seorang wartawan yang tidak ingin disebutkan namanya menyatakan bahwa tindakan ini sangat tidak profesional, apalagi dilakukan oleh tim seorang calon gubernur.
Menurutnya, masalah ini bukan sekadar soal uang, melainkan soal pelayanan dan komunikasi yang baik antara calon pemimpin dengan media.
“Kami datang ke acara tersebut atas undangan resmi. Kami diundang untuk meliput kegiatan Bang Wahid yang merupakan Bakal Calon Gubernur Riau. Kami tidak mengharapkan imbalan, tetapi kami berharap perlakuan yang adil dan profesional. Namun, kenyataannya beberapa media dilayani, sementara lainnya diabaikan bahkan diblokir. Ini bukan cara yang baik untuk memperlakukan insan pers,” ungkapnya.
Beberapa wartawan juga mengungkapkan bahwa tindakan memblokir nomor wartawan tanpa alasan jelas merupakan bentuk sikap yang tidak menghormati profesi mereka.
“Kami di sini bukan semata-mata untuk uang, tetapi kami merasa diundang untuk meliput kegiatan penting dari seseorang yang dianggap tokoh penting di Riau. Jika memang tidak ada kompensasi atau transportasi, itu bisa disampaikan dengan baik, bukan dengan cara memblokir nomor, “tambah seorang wartawan lainnya.
Akibat kejadian ini, puluhan wartawan yang merasa dirugikan menuntut klarifikasi dari pihak Abdul Wahid terkait masalah ini. Mereka berharap Abdul Wahid, sebagai calon pemimpin, dapat menegur timnya yang dianggap tidak profesional dalam menangani hubungan dengan media. Selain itu, mereka meminta agar tata kelola komunikasi dan manajemen tim kampanye diperbaiki.
“Kami tidak berharap banyak, tetapi setidaknya ada sikap yang lebih menghargai kami sebagai insan pers. Kami bekerja dengan profesional, dan hal yang kami harapkan adalah tanggapan yang baik. Jangan sampai kejadian ini menjadi preseden buruk yang mencoreng hubungan calon gubernur dengan media,” tegas salah seorang jurnalis senior yang juga hadir dalam acara tersebut.
Para wartawan juga berharap agar ke depannya tidak ada lagi tindakan yang merugikan profesi mereka, terlebih dalam konteks hubungan dengan calon-calon pemimpin daerah.
“Kami di sini bekerja untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat, dan sudah seharusnya kami mendapat perlakuan yang adil. Jangan sampai hal ini menjadi sinyal buruk bahwa wartawan bisa diperlakukan seenaknya,” tutupnya.
Kejadian ini tentu berpotensi berdampak negatif terhadap citra Abdul Wahid sebagai Bakal Calon Gubernur Riau. Dalam era di mana media memiliki peran penting dalam membentuk persepsi publik, perlakuan tidak adil terhadap insan pers bisa mempengaruhi pandangan masyarakat terhadap seorang tokoh politik.
Acara ngopi bareng yang seharusnya menjadi momen positif untuk mendekatkan diri dengan insan pers, justru berubah menjadi momen yang menyisakan kekecewaan.
“Wartawan sebagai pilar keempat demokrasi tentu berharap mendapat perlakuan yang adil dan profesional, terlebih dari calon pemimpin yang kelak akan memimpin provinsi ini,” tutupnya.
Hingga saat ini, pihak Abdul Wahid belum memberikan klarifikasi resmi terkait tindakan yang dilakukan oleh Tata Maulana.
Begitu juga dikonfirmasi kepada Tata Maulana terkait alasan puluhan nomor wartawan diblokir, hingga berita ini di muat belum ada jawaban.
Lgi lagi, media ini telah berupaya telfon Adbudul wahid dan Tata Maulana, tidak di angkat, meski terlihat “berdering”