Dalam Rangka Kegiatan Maulid Nabi Muhammad SAW. 1446 H Di Maro Sebo Ilir Dihadiri Bupati Batanghari

Batanghari – jurnalpolisi.id

16 September 2024 10.02 WIBKegiatan maulid nabi Muhammad saw 12 rabiul awal tahun 2024 berlangsung di masjid as syuhada 1446 Hijriyah. Acaranya dimulai pada jam 10.52 wib. Merayakan Maulid Nabi Muhammad Saw di Masjid syuhada Desa Terusan Kecamatan Maro sebo Ilir kabupaten Batanghari Jambi.

Hadir dalam kegiatan maulid Nabi Muhammad Saw di Kelurahan Terusan Bupati Muhamad Fadhil Arief S.E., Sekretaris Daerah M.Azan S.H., Ketua lembaga adat Patahudin Abdi, Camat Tarmizi, Kapolsek Saryono, Babinsa Koramil Muara Bulian dan Seluruh Forkopimda Kabupaten Batanghari.

Pembaca Al-Qur’an adinda kita Azka dan sari tilawah adinda Novita

“Sambutan langsung dari panitia pelaksana kegiatan maulid nabi Muhammad Saw oleh Ketua Panpel Mukhlisin. Berpantun dua nan seiring”Buah duku buah kedondong mari bersatu lawan Kotak kosong 27 November 2024 pada pilkada serentak yang akan datang.

“Tokoh Margo Maro Sebo Ilir Erpan S.E., M.E., sejarah singkat terusan adalah sebuah kearifan lokal budaya adat-istiadat di di Margo maro sebo Ilir. Dimana beliau di lahirkan sebagai Putra terbaik Terusan.”,Ungkapnya”.

“Ketua lembaga adat Batanghari Patahudin abdi berpesan agar selalu menjalin kerjasama dengan bersilahturahmi serta komunikasi yang baik. “Ikok duduk lah bertekuk lutut, ikok tegak lah bersengol bahu duduk kato sepakat bermusyawarah azaz terwujud meraih tujuan.”,Terangnya”.

“Bupati MFA berharap kepada seluruh masyarakat kabupaten Batanghari memohon doa dan restu untuk memimpin Batang hari. Mengeraskan pembagunan infrastruktur jalan nasional, jalan lingkungan,prasarana pendidikan, prasarana kesehatan. Agar tidak ada lagi anak-anak yang tidak putus sekolah dan masyarakat umum Batanghari yang tidak dapat pelayanan kesehatan.”,Tegasnya”.

“Semoga Allah SWT meridhoi langkah Fadhil & Bachtiar menjadi Bupati dan wakil Bupati Batanghari di periode 2024-2029 pada pemilihan kepala daerah 27 November 2024 akan datang.”, Tuturnya “.

Maulid Nabi Muhammad SAW merupakan peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW, yang jatuh setiap tanggal 12 Rabiul Awal dalam kalender Hijriyah.

Tradisi ini telah menjadi salah satu momen penting bagi umat Islam di berbagai belahan dunia untuk mengenang kehidupan dan ajaran Nabi Muhammad SAW.

Maulid dalam bahasa Arab berarti kelahiran. Tradisi perayaan Maulid Nabi muncul di kalangan umat Islam setelah Nabi Muhammad SAW wafat.

Peringatan ini tidak hanya sekadar memperingati hari lahir, tetapi juga momentum untuk mengingat kembali perjalanan hidup, perjuangan, dan akhlak Rasulullah sebagai panutan bagi umat Islam.

Perayaan ini memperkuat persaudaraan muslim dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Pada 2024, Maulid Nabi jatuh pada Senin, 16 September, dan umat muslim di seluruh dunia mulai bersiap menyambutnya. Mari mengenal lebih jauh tentang pengertian dan sejarah Maulid Nabi dalam Islam.

Secara pengertian, kata “Maulid” dalam bahasa Arab berasal dari “Milad” yang berarti hari lahir, sementara “Nabi” merujuk pada Nabi Muhammad SAW.

Maulid Nabi merupakan peringatan kelahiran Nabi Muhammad SAW, yang terjadi pada 12 Rabiul Awal tahun 571 Masehi, dikenal sebagai tahun gajah.

Bagi umat Islam, peringatan Maulid Nabi merupakan wujud penghormatan atas kebesaran dan keteladanan Nabi Muhammad SAW, yang dilakukan melalui berbagai kegiatan keagamaan.

Di Indonesia, Maulid Nabi umumnya diperingati dengan acara seperti pembacaan manaqib Nabi, pengajian, dan shalawat yang ditujukan kepada Nabi Muhammad SAW.

Sejarah Maulid Nabi

Sejarah Maulid Nabi dimulai setelah wafatnya Nabi Muhammad. Peringatan Maulid Nabi pertama kali diadakan oleh Dinasti Fatimiyah di Mesir pada abad ke-10. Tujuan awalnya adalah sebagai ungkapan rasa syukur dan penghormatan terhadap kelahiran Nabi.

Terdapat berbagai pendapat mengenai peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Sebagian berpendapat bahwa tradisi ini sudah ada sejak tahun kedua hijriah, sementara yang lain meyakini bahwa peringatan tersebut telah ada sejak masa Nabi Muhammad SAW.

Dalam buku Sejarah Maulid Nabi karya Ahmad Tsauri, dijelaskan bahwa perayaan Maulid Nabi SAW telah dilakukan oleh umat muslim sejak tahun kedua Hijriah. Disebutkan bahwa hal tersebut dicatat dalam kitab Wafa’ul Wafa bi Akhbar Darul Mustafa karya Nuruddin.

Pendapat lain menyebutkan bahwa Sultan Salahuddin Al-Ayyubi adalah tokoh pertama yang mengadakan perayaan Maulid Nabi.

Pada masa itu, Perang Salib tengah berlangsung, di mana pasukan Eropa merebut Yerusalem dan mengubah Masjid Al-Aqsa menjadi gereja. Umat Islam saat itu terpecah dan mulai kehilangan semangat untuk berjihad membela agama dalam Perang Salib.

Menurut Salahuddin, semangat juang umat Islam yang mulai padam harus dibangkitkan kembali, salah satunya dengan memperkuat kecintaan kepada Nabi melalui perayaan Maulid Nabi. Tradisi ini pun dimulai pada bulan Rabiul Awal dan berlanjut hingga kini.

Di Indonesia, peringatan Maulid Nabi mulai berkembang pada masa Wali Songo sekitar tahun 1404 Masehi dan terus diperingati hingga saat ini. Seiring waktu, peringatan ini menyebar ke berbagai wilayah Islam dan diadopsi oleh banyak negara dengan tradisi dan cara perayaan yang beragam.

“Ustadz Bustomi berpesan dalam ceramahnya carilah pemimpin yang berilmu cakap di segala bidang keilmuan serta berakhlak mulia. Bisa membawa masyarakat umum menikmati keadilan dan kesejahteraan sosial. Semoga bapak Fadhil Bachtiar melanjutkan tampuk pimpinan kembali ke Kabupaten Batanghari super tangguh jilid kedua. Sehingga terselesaikan 36 program visi-misinya.(Sabli)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *