PT. SSS Terjajah oleh Mafia Tanah, Kismet Chandra Serukan Perjuangan Keadilan di Momen HUT RI ke-79
Tangerang – jurnalpolisi.id
PT Satu Stop Sukses (SSS) tengah menghadapi ujian berat dalam mempertahankan hak atas tanah yang telah lama mereka miliki.
Dalam pernyataannya, Kismet Chandra, salah satu pimpinan perusahaan, dengan tegas menggambarkan situasi yang mereka alami sebagai bentuk penjajahan modern oleh mafia tanah.
“Perjuangan keadilan yang kami alami sekarang ini bagaikan antitesis dari perjuangan para pahlawan bangsa dalam merebut kemerdekaan,” ujarnya dengan penuh kepedihan. Sabtu, (17/8/2024).
Menurut Kismet, jika dahulu semangat para pahlawan bangsa begitu impresif dalam memperjuangkan kemerdekaan dari penjajahan, kini seolah-olah para pahlawan bangsa masa kini termasuk di antaranya aparat penegak hukum (APH), aparat penegak perda (APP), hingga pejabat pemegang keputusan justru takluk di hadapan para penjajah dan penindas rakyat, yaitu mafia tanah.
Optimisme sempat muncul dengan pergantian pejabat menteri yang baru, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), yang menjabat sebagai Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN).
Kismet menilai bahwa sosok AHY adalah pahlawan sejati yang akan mampu menghadirkan keadilan dalam permasalahan yang mereka hadapi.
“Saya sempat menaruh harapan besar pada AHY setelah ia berhasil membekuk bandit tanah di Jawa Tengah beberapa waktu lalu, bahkan hingga menandatangani kesepakatan (MoU) pemberantasan mafia tanah antara Kementerian ATR/BPN dengan Polri. Ini menambah keyakinan kami sebagai pemilik Sertifikat Hak Milik (SHM) dan Sertifikat Hak Guna Bangunan (SHGB) yang telah berusia 82 tahun ini,” ungkap Kismet dengan nada harap.
Lebih lanjut, Kismet menyatakan optimisme terhadap kepemimpinan AHY yang diyakininya akan menjaga nama baik ayahnya, Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono, dengan menghadirkan keadilan tanpa tebang pilih.
“Saya yakin Agus Harimurti Yudhoyono akan membawa keadilan tanpa pandang bulu, termasuk dalam masalah lahan Hak Milik kami di Kavling Perkebunan Bencongan, Kelapa Dua, Tangerang,” tegasnya.
Kismet juga menilai duet AHY dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo sebagai kolaborasi tangguh yang mampu menghanguskan dan memberantas mafia tanah yang telah menyengsarakan rakyat serta menghambat pertumbuhan ekonomi bangsa.
“Duet AHY dan Kapolri merupakan kolaborasi yang tangguh. Mereka berdua adalah pahlawan bangsa dalam menghadapi permasalahan pertanahan di tanah leluhur ini. Saya yakin, dengan sinergi dua lembaga pemerintah ini, mereka akan lebih mampu mendeteksi praktek-praktek mafia tanah,” tambahnya.
Di penghujung kepemimpinan Presiden saat ini, Kismet berharap baik AHY maupun Kapolri dapat segera mendeteksi indikasi kuat praktek mafia tanah yang dilakukan oleh Yayan Permana, selaku ketua paguyuban, di atas lahan seluas 6,6 hektar milik PT SSS.
“Saya berharap di masa kepemimpinan Presiden ini, AHY dan Kapolri dapat segera mendeteksi adanya indikasi kuat praktek mafia tanah yang melibatkan Yayan Permana di atas lahan milik kami,” tutupnya dengan penuh harap.
Dengan pernyataan panjang lebar ini, Kismet berharap perjuangan yang mereka lalui tidak sia-sia dan dapat membawa keadilan bagi PT SSS dan masyarakat luas yang juga mengalami nasib serupa.
(Ismail Marjuki JPN)