Kemdikbudristek-Disbud Diskusi Budaya Jalur Rempah

Pekanbaru – jurnalpolisi.id

Bertempat di Grenma Caffe, Jalan Ronggowasito No.123, Gobah Pekanbaru, dilaksanakan Diskusi Budaya dengan tajuk “Jalur Perdagangan Empat Sungai” dengan narasumber Syaiful Anuar.

Tema yang diangkat dalam diskusi siang ini menarik diikuti, terkait dengan pengaruh perkembangan budaya Riau dalam aspek perkembangan perdagangan rempah-rempah, di mana Riau termasuk dalam jalur persinggahan perdagangan rempah-rempah.

Diskusi Budaya bertajuk “Jalur Perdagangan Empat Sungai” ini dilaksanakan sebagai bagian dari rangkaian kegiatan Festival Budaya Melayu Riau yang berlangsung dari tanggal 5 September hingga 7 September 2024, yang diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan Provinsi Riau.

Diskusi bertajuk Jalur Perdagangan Empat Sungai di Riau memberikan gambaran strategis tentang posisi Riau kala itu dalam mendukung jalur perdagangan rempah-rempah ke seluruh dunia.

Sebagai jalur perdagangan rempah-rempah, sungai-sungai di Riau memainkan peran penting dalam perdagangan tersebut.

Acara diskusi budaya yang ditaja oleh Dinas Kebudayaan Provinsi Riau ini dihadiri oleh tokoh-tokoh budaya Riau, pelaku budaya, dan undangan lainnya.

Acara diskusi siang ini dibuka langsung oleh Dato’ Yose Rizal, Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Riau.

Dalam paparannya, dijelaskan bahwa empat jalur sungai perdagangan rempah-rempah di Riau adalah Sungai Jantan atau yang sekarang dikenal sebagai Sungai Siak, Sungai Kampar, Sungai Rokan, dan Sungai Kuantan Indragiri, yang semuanya bermuara ke Selat Malaka sebagai jalur perdagangan rempah-rempah dunia.

Setiap jalur sungai memiliki bandar atau pelabuhan yang menjadi awal dalam mengawali jalur perdagangan.

Melalui empat jalur sungai di Riau, perdagangan rempah-rempah memberikan dampak signifikan pada peradaban budaya Riau.

Diskusi di Grenma Caffe, Jalan Ronggowasito No.123, Gobah Pekanbaru ini memberikan tambahan wawasan dan pengetahuan bagi generasi muda dan peminat budaya Melayu Riau, dalam berbagai aspek perdagangan dan peradaban budaya Riau.

Penulis: Sofyan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *