Diskusi Pojok KJJT di Banyuwangi: Menggali Peran Pers dalam Pemilu untuk Transparansi dan Integritas

Banyuwangi – jurnalpolisi.id

Jurnalis Jawa Timur (KJJT) wilayah Banyuwangi menggelar Diskusi Pojok KJJT dengan tema “Peran Pers Dalam Pemilu: Untuk Menjaga Transparansi, Keadilan, dan Integritas, Bukan Menjadi Humas atau Tokoh Politik” di Aula Warung NKRI Bangkesbanpol. Acara ini dihadiri oleh berbagai praktisi pers, Insan Pers, Penulis, Sastrawan dan Humas TNi Polri.(8 / 08 / 2024) – Komunitas

Setyo, perwakilan hukum Polresta Banyuwangi, menyampaikan harapannya agar Banyuwangi semakin kondusif dan mempererat kerja sama antara kepolisian dan media. “Saya berharap pertemuan semacam ini diadakan secara rutin dan berkala, agar kita bisa lebih banyak berdiskusi tentang keseharian dan tugas kepolisian,” ujar Setyo.

Maulana praktisi wartawan sekaligus penulis menyoroti pentingnya menjaga netralitas dan independensi media dalam peliputan berita pemilu. “Kecenderungan ideologi dan supervisi harus dijaga saat meliput berita pemilu. Media harus mampu mengatur suhu pemberitaan agar tidak terlalu panas atau terlalu dingin,” katanya.

Ricky Sulivan, Ketua KJJT wilayah Banyuwangi, menekankan bahwa peran media adalah untuk menyampaikan informasi yang netral dan tidak memihak. “Media tidak boleh menjadi humas parpol atau tokoh politik. Kita harus menjaga independensi dan integritas dalam penulisan berita, sehingga tidak menimbulkan konflik atau isu-isu yang tidak kondusif,” jelas Ricky.

Dalam sesi tanya jawab, beberapa wartawan menyampaikan aspirasi dan tantangan yang dihadapi di lapangan.

Boby dari media www.jurnalpolisi.id, menekankan pentingnya media dalam mengedukasi masyarakat agar dapat memahami informasi dengan baik. “Media harus bisa mendidik masyarakat untuk memahami informasi dengan akal sehat dan tidak mudah terpengaruh oleh informasi yang tidak benar,” ujar Husain.

Diskusi ini juga menyoroti pentingnya uji kompetensi bagi wartawan dan verifikasi media oleh Dewan Pers. “Wartawan harus memiliki legalitas melalui uji kompetensi agar diakui secara resmi dan dapat meliput informasi dengan baik,” tambah Buang wartawan Tropong Timur News.

Acara ini ditutup dengan pesan dari Maulana, praktisi jurnalistik, yang mengingatkan pentingnya pemilihan diksi dalam penulisan berita. “Pemilihan diksi yang tepat sangat berpengaruh dalam membentuk persepsi masyarakat. Media harus berhati-hati dalam memilih kata agar tidak menimbulkan persepsi yang salah,” pesan Maulana.

Diskusi ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan peran penting media dalam menjaga transparansi, keadilan, dan integritas dalam pemilu.

Sumber : Humas Kjjt
Pewarta : Boby

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *