Sah “Banyumas 10.000 Lengger Bicara” Masuk Rekor Dunia di MURI

Juni 23, 2024

Banyumas – jurnalpolisi.id

Pergelaran “Banyumas 10.000 Lengger Bicara” yang digelar di Gelanggang Olahraga (GOR) Satria Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Sabtu sore 22 Juni 2024, berhasil meraih rekor dunia dan tercatat di Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai rekor ke-11.687. Piagam penghargaan rekor MURI tersebut diserahkan oleh perwakilan MURI Eros Djarot kepada Penjabat (Pj) Bupati Banyumas Hanung Cahyo Saputro pada puncak acara “Banyumas 10.000 Lengger Bicara” di GOR Satria, Purwokerto, Sabtu malam 22 Juni 2024.

Dalam sambutan pengantar, Eros Djarot mengaku jika sampai Sabtu (22/6) siang tidak yakin jumlah penari Lengger yang terlibat dalam kegiatan tersebut mencapai 10.000 orang. Namun setelah melakukan penghitungan jumlah penarinya mencapai 10.245 orang.

“Setelah kami pertimbangkan bersama teman-teman, kami mohon maaf belum bisa memberikan penghargaan pada malam hari ini, rekor MURI, belum bisa,” katanya yang membuat Pj Bupati dan penonton penasaran.

Menurutnya pihaknya tidak mudah memberikan penghargaan untuk “Banyumas 10.000 Lengger Bicara” karena tidak mungkin masuk rekor MURI.

“Rekor yang pantas untuk “Banyumas 10.000 Lengger Bicara” yang diprakarsai Yayasan Rumah Lengger atas rekor Pegelaran Tari Lengger Oleh Penari Terbanyak adalah rekor dunia,” katanya yang mendapat sambutan meriah dari penonton termasuk tamu VVIP seperti Pj Bupati, Andi Noya dan lainya.

Seperti diberitakan sebelumnya puluhan sanggar tari, ribuan pelajar, mahasiswa, ASN, TNI/Polri, anggota berbagai organisasi, dan masyarakat terlibat dalam pergelaran “Banyumas 10.000 Lengger Bicara” di Gelanggang Olahraga Satria, Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Sabtu (22/6/2024) sore.

Pj Bupati Banyumas Hanung Cahyo Saputro mengaku bersyukur karena penyelenggaraan “Banyumas 10.000 Lengger Bicara” dapat berjalan sukses dengan melibatkan seluruh lapisan masyarakat.

“Mudah-mudah event-event selanjutnya dapat diselenggarakan dengan pola yang sama dan kualitas yang sama. Alhamdulillah hari ini berjalan dengan baik, Insyaa Allah ke depan lebih baik,” katanya menegaskan.

Menurut dia, pergelaran tersebut juga sebagai upaya untuk meregenerasi seni budaya lengger kepada generasi muda Banyumas.

“Jika tidak ada regenerasi, seni lengger akan hilang karena tergerus oleh budaya lainnya,” katanya

Ia menambahkan ke depannya lengger termasuk seni budaya lainnya direncanakan akan masuk sebagai muatan lokal dalam kurikulum pendidikan

( Arif JPN )
.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *