Pemerintah Kota Bukittinggi Gelar Intervensi Serentak Pencegahan Stunting

Bukittinggi– jurnalpolisi.id

Pemerintah Kota Bukittinggi Sumatera Barat, melalui Dinas Kesehatan, melaksanakan intervensi serentak dalam upaya pencegahan stunting di Posyandu Mekar, Kelurahan Guguak Bulek Campago Ipuah, pada Rabu 5 Juni 2024.

Kegiatan ini merupakan bagian dari gerakan aksi bersama yang mencakup pendataan, penimbangan, pengukuran, verifikasi, intervensi, serta edukasi kepada ibu hamil, ibu dengan balita, dan calon pengantin.

Kepala Dinas Kesehatan Bukittinggi, Linda Faroza, menyatakan bahwa program intervensi serentak ini ditargetkan mencakup 11.381 balita dan 2.437 ibu hamil di Kota Bukittinggi.

Data hasil pengukuran akan diinput sepenuhnya ke dalam aplikasi e-PPGBM (elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat) dan aplikasi e-kohort.

“Langkah ini penting untuk memastikan setiap anak dan ibu hamil mendapatkan perhatian yang diperlukan guna mencegah stunting,” ujar Linda.

Wali Kota Bukittinggi, Erman Safar, yang diwakili oleh Asisten I, Isra Yonza, mengungkapkan bahwa prevalensi stunting di Indonesia pada tahun 2022 adalah 21,64 persen berdasarkan survei SSGI, dan sedikit menurun menjadi 21,55 persen pada survei SKI tahun 2023.

Meskipun terjadi penurunan, hanya 0,1 poin saja, tanpa intervensi dini, target penurunan prevalensi stunting di bawah 14 persen dan wasting di bawah 15 persen pada tahun 2024 tidak akan tercapai.

“Intervensi serentak pencegahan stunting ini menjadi prioritas bersama. Diharapkan kunjungan ibu hamil dan balita ke posyandu akan meningkat sehingga status kesehatan, pertumbuhan, dan perkembangan mereka dapat terpantau. Dengan demikian, jika ada gangguan tumbuh kembang yang terdeteksi, intervensi yang tepat dapat dilakukan segera,” jelas Isra Yonza.

Erman Safar juga berharap kecamatan, kelurahan, dan puskesmas memastikan ketersediaan alat antropometri yang standar untuk digunakan dalam pengukuran balita di posyandu.Selain itu, diperlukan kader-kader yang terlatih dan terampil untuk mendapatkan hasil pengukuran balita dan ibu hamil yang akurat.

“Upaya ini sangat penting untuk mendukung pencegahan stunting di Kota Bukittinggi,” tutupnya.( Syafrianto )

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *