Danrem 031/WB adakan Rapat Koordinasi Satgas Antisipasi Darurat Pangan Provinsi Riau Bersama Sekretaris Dirjen Hortikultura Kementan RI.
Pekanbaru – jurnalpolisi.id
Komandan Korem 031/Wira Bima Brigjen TNI Dany Rakca, S.A.P,. M.Han Pimpin Rapat Koordinasi Akselerasi Program Optimalisasi Lahan Rawa dan Perluasan Areal Tanam (PAT) Pompanisasi dan Tumpang Sisip Padi Gogo Prov. Riau. Yang bertempat di Ruang Yuda Lt 2 Makorem 031/WB Kota Pekanbaru, Rabu kemarin (3/4/24)
Dalam sambutan Komandan Korem 031/WB penguatan pembangunan bidang pertanian merupakan salah satu prioritas yang akan Korem 031/Wira Bima kembangkan di Provinsi Riau. Danrem menambahkan, Sistem ketahanan pangan yang digunakan sekarang oleh bangsa Indonesia bertumpu pada kekuatan TNI sebagai komponen utama serta sumber daya nasional sebagai cadangan dan sesuai Perintah bapak Kepala Staf Angkatan Darad diturunkan kesatuan tingkat Korem, juga berdasarkan MOU antara Bapak Kasad dengan Mentri pertanian tentang upaya pendampingan dalam menyukseskan ketahanan pangan nasional.
Kami sangat menyadari, sektor pertanian memiliki peran penting dan strategis dalam pembangunan daerah dan perlu mendapat dukungan dari segenap instansi pemerintah yang terkait Tidak hanya memberikan andil terhadap ketahanan pangan, akan tetapi ikut berkontribusi besar terhadap perkembangan perekonomian secara menyeluruh.
Musim kemarau yang panjang dan kekeringan dapat menjadi kendala serius dalam menyediakan pasokan air yang cukup untuk irigasi, terutama di daerah-daerah yang bergantung pada sumber air alami seperti sungai atau danau, Sehingga pentingnya Pompanisasi yang terintegrasi dalam pembuatan embung atau danau buatan.
Menyangkut Konversi lahan pertanian menjadi lahan non-pertanian, seperti perkebunan kelapa sawit atau industri, dapat mengurangi luas lahan yang tersedia untuk pertanian dan mengurangi produktivitas pertanian dan masih perlunya edukasi masyarakat secara bertahap untuk beralih pada pertanian pangan (padi gogo dan jagung).
Lama waktu tanam Padi gogo memiliki siklus tanam yang lebih lama dibandingkan dengan varietas padi lainnya. Hal ini memerlukan waktu yang lebih lama untuk panen dan menghasilkan hasil akhir, yang dapat mengurangi fleksibilitas petani dalam memanfaatkan lahan maayarakat.
Ketersediaan air Padi gogo membutuhkan ketersediaan air yang tinggi karena umumnya ditanam di daerah dengan curah hujan rendah atau terbatasnya irigasi. Ini dapat menjadi kendala dalam daerah yang rentan kekeringan atau memiliki akses terbatas ke sumber air.
Produktivitas yang lebih rendah Secara umum, padi gogo memiliki produktivitas yang lebih rendah dibandingkan dengan varietas padi modern yang telah dimodifikasi secara genetik untuk meningkatkan hasil. Hal ini membuatnya kurang menarik bagi petani yang mencari hasil yang lebih tinggi dalam waktu yang lebih singkat.
Kegiatan Rapat di selenggarakan secara Off line dan virtual turut hadir dalam rapat Sekretaris Dirjen Hortikultura Kementan RI, Kepala Dinas Pangan Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Riau, LO Ditjen Prasarana dan Prasarana Pertanian untuk Provinsi Riau, Para Dandim jaj Korem 031/WB, Kepala Bidang Prasarana dan Sarana Pertanian Dinas PTPH Prov Riau.
Hadir secara Virtual Ketua LPPM Universitas Riau, Para Kadistan Kota/Kabupaten se Provensi Riau. (Pen031)
Editor. Roni/Tina