Geliatkan Pasar Takjil Ramadhan, Banyuwangi Gelar Festival Ngrandu Buko

Maret 12, 2024

BANYUWANGI – jurnalpolisi.id

Bulan Ramadhan menjadi momentum untuk menggeliatkan perekonomian warga dan para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM). Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani kembali memfasilitasi pelaksanaan Pasar Takjil Ramadhan, yang tahun ini dikemas dalam “Festival Ngerandu Buko”.

Ngrandu Buko berasal dari bahasa Osing (suku asli Banyuwangi), yang artinya menunggu waktu berbuka. Pasar takjil ini digelar sebulan penuh mulai pukul 15.00 hingga 21.00 WIB.

Ribuan warga dan UMKM terlibat dalam festival yang digelar serentak di 39 titik seluruh kelurahan dan desa-desa se-Banyuwangi, 12 Maret – 9 April 2024. Total ada 1.354 UMKM yang terlibat.

“Berburu takjil ini sudah menjadi tradisi kita saat Ramadhan. Momentum ini kita tangkap untuk menumbuhkan ekonomi kerakyatan,” kata Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani, saat membuka Festival Ngerandu Buko, di Jalan Letjen Sutoyo, Kecamatan Banyuwangi, pada Selasa (12/03/2024).

Aneka kuliner dari makanan tradisional hingga makanan kekinian dijajakan di sana. Mulai dari makanan khas Banyuwangi seperti patola, pisang precet, hingga aneka minuman segar seperti es blewah dan es teler dijual di sana.

Selain aneka kuliner, sejumlah lokasi pasar takjil juga akan menyuguhkan atraksi bernuansa islami untuk menghibur para pengunjung.

“Ini upaya memberikan ruang bagi pelaku UMKM agar mereka bisa meraih rezeki di bulan Ramadhan. Kami instruksikan kepada semua camat, lurah, hingga kepala desa, untuk memfasilitasi pasar takjil di wilayah masing-masing,” ujar Bupati Ipuk.

“Tidak hanya pelaku usaha, namun banyak warga yang biasanya juga mengambil kesempatan ini untuk menambah pemasukan dengan menjual kuliner rumahan. Karena itu momen Ramadhan harus dimaksimalkan,” tambah Ipuk.

Bupati Ipuk berpesan, agar pelaksanaan pasar takjil dikoordinasikan dengan baik, sehingga tidak menimbulkan kemacetan serta penumpukan sampah.

“Setiap pedagang wajib menyediakan tempat sampah. Kami juga menghimbau agar pengunjung membawa kantong belanja sendiri untuk mengurangi sampah plastik,” harapnya.

“Makanan dan minumannya juga harus dipastikan aman dan menyehatkan. Para camat harus berkoordinasi dengan puskesmas setempat untuk melakukan pemeriksaan secara berkala,” pesannya.

Dalam festival ini, baik pedagang maupun pembeli didorong untuk melakukan transaksi secara non tunai (cashless). Seluruh UMKM telah difasilitasi QRIS untuk mendorong tumbuhnya ekonomi digital. (Boby)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *