Begini Kata Ketua RT 04 Soal Pemdes Sukatani Dan Camat Ngamprah Yang Tak Merespon Laporan Adanya Warga Yang Sakit Dan Tinggal Di Rumah Tak Layak Huni

BANDUNG BARAT, jurnalpolisi.id

Sebelumnya telah diberitakan, seorang warga Desa Sukatani, Kecamatan Ngamprah, Kabupaten Bandung Barat (KBB) yang identitasnya enggan disebutkan menyampaikan, bahwa laporannya melalui pesan aplikasi WhatsApp tak direspon oleh Camat Ngamprah  Agnes Virganty  terkait adanya seorang warga yang sakit harus bertempat tinggal di Rumah Tidak Layak Huni.

Dalam klarifikasinya, Camat Ngamprah  Agnes Virganty malah mengarahkan Tim Investigasi Jurnal Polisi News untuk menanyakan hal tersebut kepada Ketua RT 04.

“Boleh ditanyakan, barangkali ke Pak Ketua RT kemarin hadir ke Kecamatan, setelah mendapat informasi dari Pak RT  dari Kecamatan langsung Pak Sekcam dan Pak Kasi Pemerintahan merespon, karena kemarin bersamaan dengan agenda. Dan hari ini alhamdulillah kita dapat langsung bersama-sama ke rumah lokasi pak Kurniawan, dan akan diberikan bantuan yang lebih prioritas,” katanya, Rabu (28/2/2024).

Saat dikonfirmasi oleh Tim Investigasi Jurnal Polisi News melalui pesan aplikasi WhatsAppnya, Ketua RT 04 RW 02, Kampung Curug Agung, Desa Sukatani, Kecamatan Ngamprah, KBB, Rahmat Selamet menjelaskan, setelah mengirim pesan WhatsApp kepada Camat Ngamprah dan sudah ramai di masyarakat, Kasi Pemerintahan dan Pelayanan Publik  Herdi Rustandi baru turun ke lokasi rumah Kurniawan.

“Setelah saya nge-WA, terus ditelepon, Bu Camat baru memerintahkan Pak Kasi setelah sudah ramai dipermukaan. Jadi awalnya, dia (Camat Ngamprah) Pak nanti saya kesana, nanti saya ketemu, gitu,” ujarnya, Minggu (3/3/2024).

Kemudian Rahmat membeberkan kronologis awal laporannya tak direspon oleh Camat Ngamprah. “Sebelum Pak Pj memerintahkan itu, kalau tidak salah hari ini saya hubungi Bu Camat, katanya nanti saya kesana Pak Rahmat. Hari ini tidak datang, besoknya saya nge-WA Pak Pj  pagi-pagi, langsung itu siangnya Bu Camat datang”.

“Tapi sebelumnya Bu Camat cuma memerintahkan ini saja, Pak Kasi Herdi. Cuman di foto-foto saja sama Pak Herdi. Tidak ngasih bantuan, katanya dia mau berkoordinasi dulu sama Bu Camat, katanya gitu,” ucapnya.

Disinggung Tim Investigasi Jurnal Polisi News  soal laporannya ke Pemerintah Desa Sukatani terkait adanya warga yang sakit dan tinggal dirumah tak layak huni, Rahmat menjelaskan, Agus Taryat selaku Sekretaris Desa hanya menyampaikan lewat telepon, bahwa di Desa saat ini tidak ada anggaran dan susah uang.

“Jadi laporan Pemerintahan Desa gini, Kang Rahmat sekarang bulan satu bulan dua, duit di Desa tidak ada, kata dia, ditambah Pak Kades lagi sakit. Jadi tidak ada solusi pada intinya gitu. Jadi malah saling tuding, saling tuduh. Hanya bicara saja lewat telepon Pak Sekdes, Pak Sekdes bilangnya seperti itu,” imbuhnya.

Saya pinginnya, sambung Rahmat menuturkan, saat dihubungi itu kita duduk bersama, coba solusinya seperti apa untuk menanggulangi kebocoran rumah Pak Kurniawan saat hujan turun, dan menanggulangi Pak Kurniawan yang sedang sakit.

“Saya berharap, coba kita duduk bersama, kita cari jalan solusinya harus seperti apa. Cuman dia malah berbicara masalah uang. Katanya di Desa tidak ada uang, anggaran belum pada turun,” terangnya.

Adapun bantuan dari Pemerintah Desa dan Kecamatan yang sudah diterima oleh keluarga Kurniawan di nilai masih banyak kekurangan.

“Mungkin pertama-tama saya berterima kasih atas bantuan Tim Investigasi Jurnal Polisi News. Keduanya, ini dari Pemerintahan Desa (Kadus Usman) cuma nyumbang asbes dua lembar, kaso-kaso tiga, terus papan dua lembar dan paku ukuran 10 sekilo. Dari Pemerintahan Kecamatan Ngamprah mungkin Bu Camat ngasih Rp500.000,- buat material katanya, terus ngasih makanan hampir 2 kresek lah makanan ringan dari Bu Camat,” bebernya.

Mungkin sekarang yang dibutuhkan, lanjut Rahmat mengatakan, yang lebih urgent adalah tempat tidur (kasur busa), bantal guling, selimut dan relawan yang siap menjaga Kurniawan ketika dirawat di Rumah Sakit.

“Kasihan ini tidak ada tempat tidurnya basah. Yang dibutuhkan mungkin kasur, bantal guling, terus selimut, itu yang dibutuhkan mungkin. Sekarang sementara ini yang sakit masih tergeletak di atas kasur busanya,” pungkasnya.

Dikonfirmasi soal kedatangan dari perwakilan Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Disperkim) KBB ada respon baik untuk keluarga Kurniawan, Rahmat mengungkapkan, bahwa perwakilan Disperkim KBB yang datang hanya mengambil gambar rumah saja tanpa memberitahu kapan terealisasinya Program Rutilahu yang akan diterima oleh Kurniawan.

“Jadi kemarin Bu Kabid, dia hanya datang foto-foto, difoto..difoto.. dan katanya, InsyaAllah dia sudah mengajukan katanya. Cuman tinggal nunggu hasilnya katanya gitu pak. Tapi entah bulan apa dia tidak ngasih tahu. Cuman dia memberitahukan ini sudah masuk DPA (Dokumen Pelaksanaan Anggaran),” tukasnya.

Kemudian, masih dengan Rahmat menyampaikan, selain bantuan dari Pemerintah Desa dan Kecamatan yang di nilai masih banyak kekurangan, alhamdulillahnya bantuan juga datang dari warga masyarakat sekitar.

“Ada pak, mungkin ini dari Hamba Allah yang tidak mau disebut namanya, ada masuk Rp600.000,- sama saya dibelikanlah material. Terus alhamdulillah ada lagi yang tersentuh hatinya nih, Pak Ustadz Deni yang jual pakan burung dari warga desa sukatani, dia ngasih hampir satu juta setengah dan dia ngasih untuk upah kerja tukang selama 3 hari,” ujarnya.

Tak hanya itu, tepat di sore hari yang sama, bantuan juga datang dari Karang Taruna RW 02, Desa Sukatani, Kecamatan Ngamprah, KBB untuk Kurniawan.

Atas terjadinya persoalan ini, Rahmat berharap kedepannya Pemerintah Desa Sukatani dan Pemerintah Kecamatan Ngamprah lebih cepat tanggap lagi ketika ada warga masyarakat melapor.

“Harapan saya mungkin tolonglah dari Pemerintahan yang terdekat, terutama Desa, Kecamatan kalau toh ada kejadian seperti ini, untuk menjadi evaluasi jangan sampai tutup mata, tutup telinga lah, gerak cepatlah, cepat ditanggapi. Jadi jangan sampai permasalahan ini berlarut-larut,” tutupnya.

RED – TIM INVESTIGASI
DRIVANA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *