Akibat Pecat Jogotirto Dan LKD, Kinerja 100 Hari Kades Sumbersewu Di Pertanyakan Warga
Maret 8, 2024
Banyuwangi – jurnalpolisi.id
Masyarakat Banyuwangi tentu masih ingat pelantikan Kepala Desa pada 15 Desember 2023 yang lalu.ya, sebanyak 51 Kepala Desa telah di lantik oleh Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani di pendopo Sabha Swagata Blambangan.seiring berjalannya waktu, tentu kinerja para Kepala Desa yang baru ini akan selalu di sorot oleh masyarakat dalam 100 hari tugasnya sebagai pemangku Desa.tak terkecuali seperti yang terjadi di Desa Sumbersewu, aroma tumpang tindih pro dan kontra kebijakan di alami Wastono selaku Kepala Desa yang baru.
Hal ini di tengarai akibat dari pemberhentian beberapa Jogotirto (penjaga air pertanian),Dinowo (Pembantu Kepala Dusun) dan sejumlah RT/RW di Desa Sumbersewu yang di lakukan Kepala Desanya.kejadian tersebut secara cepat meluas memicu isu hangat di tengah masyarakat.
Untuk mendapatkan informasi yang akurat dan berimbang, awak media mencoba menggali dan menelusuri pihak terkait dalam permasalahan ini untuk di sajikan kembali kepada publik.
Ialah Mahfudi salah seorang Jogotirto yang di berhentikan Kepala Desa saat temui di rumahnya pada (06/03/2024) mengatakan”saya tidak tahu sama sekali karena apa saya di pecat, jadi saya bingung kesalahan saya letaknya di mana.perkiraan dalam pikiran saya mungkin di karenakan waktu Pilkades kemarin,saya tidak memilih Kepala Desa baru ini.lah tiba-tiba saja saya di kasih surat yang intinya mulai saat itu pemberhentian kinerja saya sebagai Jogotirto.akhirnya saya ngebel pak Wastono melalui telepon,saya haturkan permohonan maaf sambil menanyakan hal tersebut,sebab banyak petani masih mau sama saya.sementara jawaban dari pak Wastono kepada saya adalah sebetulnya melepas saya agak keberatan.maka mendapatkan jawaban seperti itu saya bertanya kembali.kalau pak Lurah keberatan kenapa di laksanakan?dia menjawab lagi”begini pak Mahfud itu sudah keputusan hasil rapat”. ungkapnya.
Masih kata Mahfudi”anehnya rapatnya saya tidak tahu, karena jengkel surat itu langsung saya sobek-sobek.dan perlu di ketahui,saya menjadi Jogotirto ini sudah pergantian empat Kepala Desa tidak pernah mengalami hal seperti ini.maksud saya janganlah memberi penghormatan atas kinerja saya selama ini dengan surat seperti itu saja, setidaknya saya di panggil dulu ke kantor desa atau bagaimana gitu, sehingga saya lega merasa di hargai.dan Jogotirto yang di pecat tidak saya saja, termasuk Mbah Tugi di yang Jamal, sementara saya di ganti Jayus”. singkatnya.
Di tempat terpisah, Faisol seorang Dinowo yang di pecat juga bersuara melalui sambungan telepon,dia mengatakan”saya tidak tahu masalahnya kok tiba-tiba di berhentikan oleh Kepala Desa yang baru bernama Wastono setelah beberapa hari di lantik.dan yang di berhentikan sebagai dinowo itu bukan saya saja.mungkin pemberhentian itu ada kaitannya dengan pengangkatan kami yang di lakukan pak Arisman kepala desa sumbersewu sebelumnya.dan yang membuat jengkel kami itu karena tidak tahu salahnya apa kok di berhentikan.tapi dengan kejadian ini kami pun sudah enggan seandainya di tarik kembali oleh pak Wastono,kami sudah terlanjur malu,ibarat makan nasi yang panas”. ungkapnya.
Masih di tanggal yang sama,malam hari kurang lebih pukul 21.00 WIB,awak media berhasil mendapatkan jawaban dari Wastono meskipun juga melalui sambungan WhatsApp,dia mengatakan”isu pemberhentian Jogotirto itu betul adanya dan sudah sesuai prosedural dengan di tandatangani para petani dan sudah laporan BPD sekaligus pendamping Desa. artinya kami sudah sesuai mekanisme Perbub.terkait Dinowo itu begini, karena dulu Dinowo itu kan tidak ada dalam struktur perangkat desa, melainkan adat desa.jadi yang mengangkat dan memberhentikan itu memang wewenang Kepala Desa”.
Lebih lanjut Wastono mengatakan”dan perlu di ketahui, sebelumnya 3 orang dinowo beserta 13 orang RT maupun RW di berhentikan oleh pak Arisman selaku Kepala Desa lama.kebetulan mereka merupakan orang-orang saya yang di berhentikan tanpa sebab,kurang lebih sebulan sebelum Pilkades.setelah itu terjadi pengangkatan Dinowo termasuk RT dan RW.nah,kemudian setelah saya menjadi kepala desa sumbersewu yang baru maka saya bertujuan mengembalikan marwah harga diri mereka yang di berhentikan tanpa sebab.dan itu salah satu janji saya.Saya tidak akan menggarai kalau tidak di garai lebih dulu.saya juga mengerti orang di pecat itu rasanya tidak enak”.ulasnya.
Wastono pun melanjutkan obrolannya”akan tetapi terkait pemberhentian Jogotirto itu murni karena batas usia, mereka sudah umur 63 dan 73.selain itu saya juga cek di lapangan bahwa mereka sudah tidak bisa bekerja maksimal.mohon maaf,saya dalam melangkah tidak asal-asalan,apalagi sebelum jadi Kepala Desa,saya dari TNI maka saya juga takut ada masalah di kemudian hari.saya sudah omong-omongan dengan wakil BPD atas usulan masyarakat dan petani tentang Ka sub blok atau Jogotirto hendaknya di ganti dengan tenaga yang relatif lebih kuat dan muda sehingga masih giat bekerja.dan ini sama sekali tidak ada kaitannya dengan sentimen pribadi.kalau saya sentimen karena Pilkades tempo hari maka mungkin saya sudah ada niat untuk menyingkirkan orang-orang disekitar saya di desa yang tidak memilih saya.tapi hal itu tidak sama sekali saya lakukan karena saya hanya ingin membangun Desa Sumbersewu.saya ingin membuktikan bahwa TNI tidak sejahat itu dan mampu mengayomi masyarakat.dan saya juga berencana untuk jogotirto yang sudah sepuh ini akan di berikan semacam penghargaan dari Pemerintah desa pada momen yang tepat.karena sejatinya saya ingin merangkul semua masyarakat sumbersewu.dan informasi yang saya sampaikan ini apa adanya tidak ada tedeng aling-aling”. Pungkasnya.
Permasalahan di Desa Sumbersewu pun mendapat sorotan dari Harun, anggota LSM Suara Bangsa.Pada kesempatan berbeda dia mengatakan”saya sebagai anggota LSM Suara Bangsa sangat menyayangkan dengan sepak terjang Pak Wastono sebagai Kepala Desa Sumbersewu yang banyak memecat orang-orang yang telah berjuang untuk desa.mestinya setelah memenangkan Pilkades,pak Wastono tidak membedakan satu dan lainnya hanya karena pilihan.ini kan terkesan arogan,apalagi terkait pemecatan Jogotirto itu setahu saya bukan kewenangan Kepala Desa untuk memberhentikannya, tapi kewenangan masyarakat petani,kalau petani masih senang pada Jogotirto nya maka sangat tidak layak bagi Kepala Desa memecat, apalagi di sinyalir hanya karena beda pilihan waktu Pilkades”, ringkasnya.
Menurut salah satu sumber yang tidak mau di sebutkan namanya, inisial (SM) yang mendapatkan informasi dari pesan WhatsApp orang dalam BPD dan perangkat desa yang menyebutkan bahwa Kepala Desa Sumbersewu bernama Wastono melakukan pengangkatan staf tanpa pengumuman, tanpa publikasi, tanpa pendaftaran, tanpa uji kompetensi langsung saja di angkat.tanpa musyawarah,semua apa kata Pak kades.
Jika keterangan itu benar demikian maka yang tampak dalam 100 hari kerja Kepala Desa Sumbersewu hanyalah pemecatan-pemecatan yang di duga terdapat penyimpangan prosedur,saya khawatir jika tidak memahami teknis pengangkatan dan pemberhentian Perangkat Desa dan Lembaga Kemasyarakatan Desa akan berpotensi maladministrasi penyalahgunaan wewenang sebagai Kepala Desa”,tegasnya.
Awak media berusaha menghubungi Arisman selaku mantan Kepala Desa Sumbersewu dan Kusman selaku BPD pada 6 Maret 2024, namun belum mendapatkan jawaban sampai berita ini di rilis.
(Boby/Faruk)