Keluarga Pasien Ucapkan Permohonan Maaf Soal Statmentnya Diberita, Begini Hak Jawab Rina Dan Pihak RSIA Kartini Padalarang

BANDUNG BARAT, jurnalpolisi.id

Icang Kustiawan, suami pasien persalinan atasnama Meliana, warga Kampung Gandrung, RT 05 RW 10, Desa Jambudipa, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat (KBB) ucapkan permohonan maaf kepada pihak Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Kartini Padalarang.

Selain itu, Icang juga menyampaikan permohonan maaf kepada relawan kesehatan dan supir ambulans Desa Jambudipa yang telah membantu isterinya melakukan persalinan.

Hal itu disampaikan langsung oleh Icang Kustiawan usai melakukan musyawarah di salah satu ruangan RSIA Kartini Padalarang, pada Selasa (30/1/2024) malam.

“Dari awal pertama masuk itu soalnya saya tidak tahu, bahwa itu bukan biaya buat administrasi, tapi itu untuk membayar tunggakan BPJS, karena ketidaktahuan saya. Dari hasil pertemuan ini saya meminta maaf kepada pihak rumah sakit RSIA Kartini sama Bu Rina dan Bah Ule karena ketidaktahuan saya,” ucapnya.

Karena ketidaktahuannya, Icang juga meluruskan soal pembayaran denda yang diungkapkan olehnya dalam pemberitaan sebelumnya yang telah tayang, pada Senin (29/1/2024).

“Terkait denda bukan untuk pembayaran rumah sakit, tapi denda buat BPJS yang belum terbayarkan. Karena ibunya itu yang bilang (tak ada denda), jadi saya tidak tahu kalau BPJS itu pernah nunggak,” imbuhnya.

Ketika dikonfirmasi oleh Tim Investigasi Jurnal Polisi News, selain pembayaran denda yang telah diluruskan, Icang juga masih menyatakan keberatannya soal permintaan uang sebesar Rp1,5 juta oleh Rina dan Idar untuk kepengurusan surat-surat ke Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) KBB, sekaligus pembuatan BPJS anaknya yang baru lahir.

“Keberatan sih iya, soalnya tidak punya uang, tapi buat surat-surat pasti ngusahain. Permintaan uang yang pertama itu Rp700 ribu, yang kedua itu Rp800 ribu,” bebernya.

Kemudian, Icang juga memperinci uang yang telah diserahkan kepada pihak relawan yakni, Rina dan Idar untuk mengurus surat-surat tersebut.

Icang mengaku, uang pertama itu sebesar Rp700 ribu untuk pembuatan Kartu Keluarga dan Akte lahir. Uang kedua yang diminta sebesar Rp800 ribu itu untuk tarik data alamat isterinya yang masih berdomisili di Garut dan pengurusan BPJS anaknya yang baru lahir.

Sementara, relawan kesehatan bernama Rina yang tercatut namanya di pemberitaan sebelumnya yang telah tayang, dalam kesempatan itu membenarkan, bahwa ia bersama Bah Ule yang membawa ke RSIA Kartini Padalarang.

“Pasien ini memang saya yang bawa, memang saya itu meminta uang Rp700 ribu buat pembiayaan surat-surat semuanya. Tapi itu udah ada izin dari pihak pasien tersebut dan sudah menyepakati apa permintaan itu, itupun saya tidak memaksa dia, dan kalau kata saya begini, dia itu kalau mau pemberkasan semuanya tidak pakai uang, nah itu harus sendiri saja, tidak apa-apa, ini juga kalau misalkan kurang dan lebihnya nanti saya konfirmasi lagi saya kasih lagi sama mereka begitu,” terangnya.

Nah, sambung Rina memaparkan soal uang yang diminta kedua kalinya untuk tarik data di Disdukcapil KBB atasnama Meliana yang masih berdomisili di Garut.

“Terus pembiayaan yang Rp800 ribu itu untuk tarik data, memang di sananya tidak pakai uang, tapi namanya juga pakai jasa orang lain, berarti kan harus ada imbalannya begitu. Itu bukan buat saya semena-mana, itu pun sudah disepakati sama keluarga pasien, saya tidak pernah memaksa, saya tidak pernah meminta,” pungkasnya.

Selain itu, relawan kesehatan yang mempunyai nama lengkap Rina Wartini itu juga mengaku, bahwa ia tak pernah meminta uang kepada pasien yang pernah dibawa olehnya.

“Dan satu lagi catatan, saya tidak pernah meminta uang sepersen pun kepada semua pasien-pasien saya. Saya ikhlas membantu kalau ada rezeki dari keluarga pasien Rp50 ribu atau Rp100 ribu misalkan, itu sudah rezeki saya. Saya tidak pernah meminta tidak pernah mematok,” katanya.

Oleh karena itu, dalam klarifikasinya, Rina mempersilahkan bagi siapa saja untuk mencari tahu kebenarannya, misalkan dari media atau siapa saja yang bertanya-tanya tentang namanya dan Bah Ule.

“Disini saya merasa dirugikan banget karena semua group sudah menjapri saya, semua group relawan dan semua group ambulans, semua group Rumah Sakit, bahkan sudah memposting berita ini, dan semua sudah menanyakannya kembali ke saya dan saya itu mudah-mudahan klarifikasi pemberitaan ini ke teman-teman saya. Nah ada juga ini yang bilang, oh Rina ini penipu, bahkan dia itu mencela saya, memaki saya dengan ucapan penipu ini, dengan penipu surat-surat, pemberkasan,” tandasnya.

Sedangkan, Sambung Rina menuturkan, saya tidak pernah menipu orang satu kali pun.

“Pasien-pasien saya tidak pernah saya tipu, saya tidak pernah meng-uang-kan. Nah, ini sekarang saya berbicara, saya mau nama saya dibersihkan kembali sama Bah Ule, karena saya ini relawan tidak digaji sepeserpun dari elemen manapun, dari yang manapun tidak ada gaji, sopir ambulans pun tidak ada gajinya, ini jelas-jelas saya relawan, tidak ada jaminan apa-apa,” tegasnya.

Relawan yang akrab disapa Rina BBC ini kembali menegaskan agar nama baiknya, Bah Ule dan RSIA Kartini Padalarang minta dibersihkan kembali.

“Pokoknya, nama saya, sama Bah Ule, sama Rumah Sakit ini yang jelas-jelas sudah membantu kepada masyarakat, bahkan di rumah sakit ini ada USG gratis setiap hari Jumat Jam 13.00 WIB, ini tidak ada di rumah sakit lain, hanya di RSIA Kartini, bahkan dulu di Rumah Sakit Kartini ini melahirkan juga gratis. Melahirkan caesar semua gratis, itu baru sekarang ini ya, itupun kalau benar-benar pasien tidak mampu bisa di gratiskan juga, asal benar-benar pasien tidak mampu, ada sktm, sktm menyatakan bahwa si pasien benar-benar tidak mampu bisa digratiskan juga,” bebernya.

Ditempat yang sama, perwakilan dari RSIA Kartini Padalarang yakni, Indra Setiawan yang hadir dalam musyawarah itu, pihaknya mengaku kaget, soal berita yang telah tayang di media jurnalpolisi.id dengan tagline, “Kisah Warga Cisarua KBB Harus Pinjam Uang Untuk Tebus Anaknya Di RSIA Kartini Padalarang”.

“Sempat kaget juga saya melihat pemberitaan seperti ini, karena rumah sakit kita sudah berjalan kurang lebih 5 tahun sampai saat ini, itu dari rumah sakit menjadi RSIA. Dari pertama klinik, kita rumah sakit satu-satunya yang sangat membantu masyarakat sekitar khususnya yang ada di daerah Padalarang,” ujarnya.

Dalam kesempatan hak jawab ini, Indra menyampaikan, RSIA Kartini Padalarang lebih mengutamakan penanganan pasien terlebih dahulu daripada meminta pembayaran terhadap pasien.

“Itu tidak harus membayar terlebih dahulu, jadi kita memprioritaskan untuk menangani pasien terlebih dahulu. Banyak warga-warga sekitar yang sebenarnya, “tidak mampu, kita bantu” walaupun si pasien tidak ada jaminan, bisa (mengarahkan Tim Investigasi Jurnal Polisi News) konfirmasi ke tetangga, sanak saudara yang ada khususnya di daerah Padalarang, apalagi kita punya tim Sirine, dari perpaduan kita, yang kita bina di antara relawan dan kader-kader kita, jadi untuk berita yang ini sangat saya tidak suka banget sebenarnya, karena jauh dari apa yang sudah pernah kita lakukan membantu masyarakat sejauh ini,” jelasnya.

Terkait pemberitaan yang dianggap sepihak sebelumnya, Indra berharap nama baik RSIA Kartini Padalarang agar dibersihkan.

“Saya kepingin nama baik RSIA Kartini sama tim relawan dari, khususnya tim relawan yang sering ngebantu masyarakat, nama Bu Rina, Abah Bule itu dibersihkan kembali. Karena berkat usaha-usaha beliau juga mereka membantu masyarakat, khususnya yang berada di wilayahnya itu, karena banyak bukan di daerah Cisarua Jambudipa, disini, seluruh KBB, Gunung Halu, Batujajar, Cililin, khususnya KBB,” tuturnya.

Diakhir hak jawabnya, Indra memberikan saran dan masukannya kepada jurnalpolisi.id melalui Tim Investigasi.

“Mungkin nantinya kalau untuk pemberitaan selanjutnya bisa menghubungi ke Humas dulu, atau ke bagian marketing dulu, biar mensinkronkan. Ini tuh pemberitaannya yang mau di up itu sesuai atau tidak,” tutup Indra yang juga merupakan seorang Marketing di RSIA Kartini Padalarang.

Selanjutnya, Darmiana atau Idar yang mengurus surat-surat pasien persalinan atasnama keluarga Meliana, yang ikut hadir dalam musyawarah di RSIA Kartini Padalarang tidak sempat dikonfirmasi oleh Tim Investigasi Jurnal Polisi News terkait pengurusan Kartu Keluarga, KTP, Akte lahir dan BPJS anak.

Padahal di pemberitaan sebelumnya, Idar mengatakan, bahwa ia siap mengembalikan uang tersebut. Hingga ampai dengan saat ini, uang itu belum dikembalikan, dan kepengurusan Kartu Keluarga, KTP, Akte lahir dan BPJS anak tetap dilanjutkan.

RED – INVESTIGASI
DRIVANA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *