Diduga Adanya Campur Tangan Mafia Proyek Pembangunan Ruang Kelas Baru Di SDN 1 Cipendeuy, Padalarang

BANDUNG BARAT, jurnalpolisi.id

Seorang pengusaha Kota Bandung dari CV. RASATI WIRATAMA yang bergerak di bidang Kontraktor mengaku merasa dirugikan, karena pelaksanaan pembangunan ruang kelas baru dan rehabilitasi kelas di SDN 1 Cipendeuy belum dibayar. Padahal, pelaksanaan kegiatan sudah selesai pada akhir tahun 2021 lalu.

Menurut data dan informasi yang diterima oleh Tim Investigasi Jurnal Polisi News, dari perwakilan CV. RASATI WIRATAMA, Deki menjelaskan dasar awal kronologis pihaknya melakukan pekerjaan tersebut di SDN 1 Cipendeuy, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat (KBB).

“Jadi, saya dapat kerjaan disini, intinya untuk membangun sekolah ini, dengan SPK yang ditandatangani oleh Kepala Sekolah. Sampai sekarang sudah dua tahun belum ada realisasi pembayaran,” ungkapnya, Selasa (16/1/2024).

Ketika dikonfirmasi, apakah pihaknya sudah berupaya musyawarah dengan pihak Sekolah maupun Dinas Pendidikan KBB, Deki mengaku sudah.

“Bahkan saya dulu, setelah mengajukan permohonan bantuan pembayaran ke Bupati, bahkan ke Dinas Pendidikan, sampai sekarang ini tidak ada realisasi. Intinya, kesannya di pingpong lah saya, disana-disini, saya minta kesini kepada pejabat terkait atau Dinas Pendidikan terutama, saya mohon bantuannya untuk masalah pembayaran ini, karena saya merasa dirugikan, sudah dua tahun,” terangnya.

Kemudian, disinggung Tim Investigasi Jurnal Polisi News, terkait besarnya anggaran yang digunakan untuk mengerjakan proyek pembangunan ruang kelas baru dan rehabilitasi kelas di SDN 1 Cipendeuy. Deki menegaskan, total keseluruhan pembayaran sebesar Rp750.000.000,-.

Selain itu, Deki juga mengaku sudah melakukan komunikasi dengan ajudan Pj. Bupati Bandung Barat Arsan Latif, soal proyek yang telah rampung dikerjakan itu. Mirisnya, sampai dengan saat ini CV. RASATI WIRATAMA belum menerima pembayaran sedikitpun atas pekerjaan tersebut.

“Kemarin saya sudah off the record sama ajudannya, Pak Angga, saya sudah WhatsApp segala macam minta ketemu, minta penyelesaian, tapi sampai sekarang ini tidak ada tanggapan, bahkan beliau bilangnya sibuk. Tapi kalau berbicara, saya sebagai lapisan masyarakat yang minta pertolongan seharusnya bisa mungkin, disaat ada masyarakat yang komplen atau seperti apa, ya itu fungsinya pemimpin mungkin bagi saya,” imbuhnya.

Harapannya saya, sambung Deki mengatakan, minta dibayar, karena saya merasa dirugikan, sampai sekarang sudah dua tahun.

“Kalau masih sebulan dua bulan oke lah saya masih mengerti sebagai pengusaha, sebagai pemborong saya bisa menerima lah, cuman ini sudah dua tahun. Sudah langkah saya lakukan dengan baik-baik ya, minta pertolongan datang ke Disdik, dua tahun saya seperti itu,” ucapnya.

Disindir Tim Investigasi Jurnal Polisi News terkait jawaban Dinas Pendidikan KBB soal permasalahan itu, Deki mengungkapkan, bahwa pihak Dinas menyampaikan, “Tidak tahu”.

“Padahal laporan konsultan atau perencanaan dari Disdik semua ada. Saya sudah koordinasi dengan Kepala Sekolah, bahkan Bu ini seperti apa. Kalau berbicara tupoksi Kepala Sekolah, disini beliau salah lah, dia menandatangani, cuma untuk pekerjaan, untuk fisik dia tidak ada potensi, untuk SDM, harus melalui Dinas Pendidikan. Ada kontroling, cuma disaat ada kontroling, ya malah begitu dipingpong lah saya seperti itu,” bebernya.

Tak hanya itu, Deki kembali mengakui, bahwa ia juga sudah berupaya mengkonfirmasi kepada pihak Komite Sekolah. Lagi, dan lagi, pihaknya masih belum menemukan titik terang untuk mendapatkan hak nya.

“Sudah, saya beberapa kali ke Komite, bahkan tanggapannya tidak tahu, tidak mengetahui. Saya cuma tandatangan, gitu saja. Tandatangan sih ada, cuma pertanggungjawabannya kurang lah bagi saya, kalau mengetahui dasarnya ada apa, ada tandatangan beliau di saya,” pungkasnya.

Sementara, Kepala Sekolah SDN 1 Cipendeuy Siti Halimah, S.Pd, M.Pd, belum bisa ditemui. Berdasarkan informasi yang diterima Tim Investigasi Jurnal Polisi News dari Deki, Siti Halimah sedang berkegiatan rapat diluar Sekolah.

“Saya barusan telepon, beliau katanya rapat diluar, lagi sibuk. Padahal saya sudah membuat janji, pingin beliau ada, biar ada solusi lah secepatnya. Cuma tanggapannya seperti itu, beliau tidak hadir, dengan alasan rapat. Harusnya bagi saya pribadi, harusnya mementingkan (pertemuan) ini,” ujarnya.

Selanjutnya, aparat penegak hukum diharapkan turun tangan dalam permasalahan ini untuk melakukan penyelidikan, dan memanggil segera para pihak yang terlibat. Diduga, dirugikannya perusahaan kontraktor tersebut hingga ratusan juta rupiah, terindikasi adanya campur tangan MAFIA PROYEK.

RED – TIM INVESTIGASI (DRI)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *