TMPLHK Indonesia Bahas Pengolahan Limbah Cair PKS

Tebo,jurnalpolisi.id

Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat Tim Masyarakat Pemerhati Lingkungan Hidup dan Kehutanan (TMPLHK) Indonesia Hamdi Zakaria, A.Md dalam rapat rutin mingguan memaparkan terkait limbah PKS, bertempat di aula kantornya tadi pagi, Jum’at (8/12/2023).

Menurut Hamdi, Proses produksi pengolahan tandan segar sawit menjadi minyak sawit (Crude Palm Oil) menghasilkan limbah yang cukup banyak, baik dari limbah cair maupun limbah padat.

Limbah tersebut berpotensi merusak lingkungan perairan.
Pengolahan limbah cair menggunakan 10 kolam sebagai medianya. Setiap kolam memiliki fungsi yeng berbeda-beda.

Limbah yang keluar dari Apolo Tank pertama kali dialirkan ke kolam nomor 1, di kolam ini limbah cair didinginkan kemudian dialirkan ke kolam 2, 3, 4, dan 5, secara berurutan.

Pada kolam 2, 3, 4, dan 5, limbah diproses secara anaerob untuk menurunkan kadar BOD. Setelah dari kolam 5, limbah dipompakan ke dalam kolam 6 untuk proses fakultatif yang bertujuan untuk menurunkan BOD dan COD, kata Hamdi.

Setelah itu, limbah dipompakan ke kolam 7, 8, dan 9 secara berurutan. Pada kolam 7, 8, dan 9, limbah diproses secara aerob yang bertujuan untuk mengubah limbah menjadi stabil dan tidak memberikan dampak pencemaran lingkungan.

Kemudian limbah dipompakan ke kolam 10 untuk diendapkan kotorannya sebelum dibuang ke perairan bebas.

Hasil ini akan memenuhi syarat baku mutu limbah cair yang terdapat pada Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014.
Asalkan air dari kolam 1 sampai ke kolam 10 dengan jangka waktu 180 hari.

Standar baku mutu BOD 100 miligram perliter sementara COD 350 miligram perliter nya.Jika PKS membuang limbah kemedian sungai diatas angka ini, maka berakibat fatal bagi species air, ikan ikan akan mandul bahkan berakibat musnah.

Limbah PKS tidak akan berakibat kematian bagi tanaman, terkecuali padi. Bahkan tanaman sawit dan pinang akan bertambah subur, jika terkena limbah PKS, karena unsur senyawa limbah PKS merupakan pupuk kompos,”tutup Hamdi Zakaria .(mides)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *