Sebanyak 23 Korban Erupsi Gunung Marapi Berhasil di Identifikasi.

Bukittinggi – jurnalpolisi.id

Korban terakhir dari bencana Erupsi Gunung Marapi, Kabupaten Agam, Sumatera Barat atas nama Siska Afrina akhirnya ditemukan. Kamis (7/12/2023).

Dari daftar Pendaki yang melakukan pendakian pada hari Minggu (3/12/2023) di pos pendakian Batu Palano diketahui berjumlah sebanyak 75 orang total Pendaki.

Kapolda Sumatera Barat, Irjen Pol Suharyono mengatakan jika seluruh korban Erupsi Gunung Marapi sudah di evakuasi semuanya.

“Kami beserta tim akan mencocokan data seluruhnya terlebih dahulu, setelah data keseluruhan nya sudah kami cocok kan, kami akan kirim kembali tim untuk penyisiran kembali, ini kami lakukan untuk kemungkinan jika ada pendaki yang di luar 75 orang ini yang tidak mendaftar dan ikut mendaki,” ujarnya.

Kabid Dokkes Polda Sumatera Barat, Kombes Pol Lisda Cancer. Foto: Dailykepri.com/ Ari
Sementara Kabid Dokkes Polda Sumatera Barat, Kombes Pol Lisda Cancer mengatakan bahwa mereka baru saja menyelesaikan identifikasi satu jenazah lagi yang terakhir mereka terima sekitar jam 18.00 wib.

“Atas nama Siska Afriani, jadi saat ini seluruh jenazah sebanyak 23 jenazah sudah berhasi kami identifikasi,” ucapnya.

“Proses identifikasi tadi kami lakukan dengan pakai sidik jari dan juga pakai data data medis serta dari ciri ciri khas.

Ada satu jenazah atas nama Novita saat mendaki Gunung Marapi membawa anaknya atas nama Wahlul dan keduanya sudah di identifikasi.

Untuk korban lain yang dikabarkan adanya anak umur 7 tahun, itu tidak ada, dari data manivesnya tidak ada dan yang kami temukan dari jenazah juga tidak ada yang berumur 7 tahun,” terang Lisda.

Kabid Dokkes Polda Sumbar juga menerangkan, untuk korban yang dirawat saat ini ada 10 orang, dimana korban tersebut dirawat yaitu di Rumah Sakit Ahmad Mochtar Bukittinggi 3 orang, di RSUD Padang Panjang 4 orang, Rumah Sakit M Jamil 2 orang dan 1 orang lagi di RS Bhayangkara.

Jenazah Siska Afriani setelah dilakukan identifikasi. Foto: Dailykepri.com/ Ari
“Untuk selanjutnya kami dari tim DVI menunggu perintah dari pusat dulu.

Tapi jika tim gabungan masih melakukan penyisiran di Marapi, tentunya kami pasti tetap standby disini, tapi kalau memang operasi dihentikan, tentunya kami akan menyesuaikan,” lanjutnya.

Linda Cancer juga menambahkan untuk 23 jenazah ini sesuai dengan data yang mendaftar secara online, dalam proses identifikasi kami tidak ada mendapakan kesulitan, dan untuk kondisi ke semua jenazah umumnya mengalami luka bakar dengan keadaan yang utuh dan masih bisa dikenali. 

“Kita tidak melakukan autopsi terhadap jenazah, sehingga kita tidak bisa memberikan keterangan penyebab kematian para korban karena disini kami hanya melakukan proses identifikasi.

Dan untuk ke 23 jenazah korban Erupsi Gunung merapi ini, sudah dijemput dan dibawa pulang oleh keluarganya masing masing,” tutup Kombes Pol Lisda Cancer. (Syafrianto)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *