Disubsidi Pemerintah PT Pelni Malah Kenakan Tarif Cas HP ke Penumpang
Tual -jurnalpolisi.id
Disubsidi pemerintah sejumlah kapal yang diageni PT Pelni, mengharuskan pembayaran setiap pengecasan harus membayar sejumlah uang untuk bisa melakukan Charging Hand Phone (HP) Informasi ini didapatkan oleh salah satu penumpang yang berlayar menggunakan KM Sabuk Nusantara 103, dengan tujuan pelayaran kota Tual, dari pelabuhan asal desa Molu, Kecamatan Molu – Maru Dirinya membeberkan bahwasanya jika ingin mengecas Hand Phone harus membayar Rp. 5.000 untuk sekali charger “Jika anda ingin cas HP harus membayar lima ribu rupiah untuk sekali charger, dan akan ditandai dengan nomor,”sebut penumpang kepada media ini, yang enggan namanya dipublikasikan, Juma’t (01/12/2023).
Pemerintah pun diharapkan bijak terhadap pihak – pihak yang melakukan fungsinya, saat pelayaran diatas kapal. Penyataan ini kemudian mendapatkan reaksi positif dari sang Nahkoda Kapal Capt Teuku Muslim yang sudah setahun lebih menahkodai KM Sabuk Nusantara 103.
Teuku menyebutkan kalau pembayaran sebesar Rp. 5.000 untuk pengecasan HP, adalah untuk alasan kemanan. Karna jika ditelusuri kebenaran informasi tersebut benar adanya. Diakui juga kalau subsidi pemerintah sangatlah besar.
Tak tanggung pria asal kota serambi mekah itu, kalau alasan kemanan apabila dilakukan diluar kantin, maka bisa terjadi resiko kehilangan “Ini adalah jasa, dan untuk alasan keamanan agar barang penumpang tidak hilang, atau dicuri,”kata Muslim .
Sedangkan kantin sendiri merupakan pihak swasta yang melakukan aktifitas komersil diatas kapal dengan perijinan dari PT Pelni itu sendiri Kepada media ini, sang Kapten menceritakan bahwa sejak dilakukan perbaikan kapal (Docking) memang pihak kapal sendiri tidak mengiyakan untuk pemasangan alat colokan listrik pada dinding bagian dalam kapal, karna alasan keamanan “Ini sejak keluar Docking memang sudah tidak dipasangkan lagi, karena banyak penumpang yang belum menyadari bahaya dari penggunaan beban yang melebihi kapasitas,”ucapnya.
Bahwa memang jika terjadi korsleting, tambahnya akan bisa membahayakan keselamatan penumpang diatas kapal. Karna disadari jika banyaknya pemakain listrik yang tidak dikontrol dengan baik, maka dapat menimbulkan panas dan bisa saja ada arus pendek, serta terjadi kebakaran di atas kapal .
Namun ada yang berbeda, meski demikian pelayanan tetap menjadi prioritas selama pelayaran berlangsung Tak menampik, pria kelahiran Aceh Tahun 1985 itu, kalau pelayaran yang sudah dilakukannya banyak menimbulkan kesan tersendiri kepada para penumpang yang melakukan Embarkasi dan Debarkasi dipelabuhan yang dituju.
Serta masyarakat sangat antusias terhadap pelayanan prima KM Sabuk Nusantara 103, yang tidak hentinya mengarungi lautan yang terkadang silih berganti dengan kondisi cuaca yang tidak menentu. Dan semenjak brita ini diturunkan belum ada tanggapan langsung dari PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) sebagai pihak pengelola. Karna atas persetujuanya, hingga menaikan Opsi dengan aktifitas penjualan barang di kapal Publish By (Melky_JPN)