Warga Binaan Lapas Banyuwangi Kerjakan Pesanan Dua Ratus Kain Batik Tulis
Banyuwangi, – jurnalpolisi.id
Warga Binaan Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Banyuwangi tengah disibukkan dengan pesanan batik dari Paguyuban Ibu-Ibu Pemasyarakatan (PIPAS) Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Jawa Timur.
PIPAS Kanwil Kemenkumham Jatim mempercayakan kepada Warga Binaan yang tergabung dalam program pembinaan membatik di Lapas Banyuwangi untuk memproduksi 200 kain batik tulis yang akan dijadikan seragam pada pertemuan rutin.
“Untuk sementara pesanan yang masuk sejumlah 200 kain batik, jumlahnya kemungkinan bertambah karena jumlah anggota PIPAS di Jatim lebih dari itu,” ujar Kepala Lapas Banyuwangi, Agus Wahono, Senin (13/11).
Motif batik yang dikerjakan disesuaikan dengan permintaan dari PIPAS, termasuk pemilihan warna yang digunakan. Pengiriman kain batik itu dilakukan secara bertahap.
“Sampai saat ini dari total pesanan sudah kami selesaikan sekitar 70 persen, sisanya masih dalam proses pengerjaan,” ungkap Agus.
Agus menyebut pembinaan batik di Lapas Banyuwangi memiliki motif tersendiri dengan memadukan motif gajah oling yang menjadi motif batik khas Banyuwangi dengan gelang sebagai simbol dari borgol yang merupakan salah satu alat pengamanan yang ada di Lapas. Motif itu dinamai Batik Gajah Oling Jeruji (Bagajo).
“Meski memiliki motif yang khas, kami juga mengerjakan pesanan batik sesuai dengan keinginan pelanggan,” imbuhnya.
Lebih lanjut Agus menerangkan bahwa pembinaan membatik di Lapas Banyuwangi telah berlangsung sejak tahun 2018. Bahkan Batik Gajah Oling Jeruji (Bagajo) telah terdaftar Hak Cipta pada pada Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual Kemenkumham.
“Pada tahun 2019, motif Bagajo telah kami daftarkan untuk pencatatan Hak Cipta pada Direktorat Jenderal Kekayaan Intelektual dan sudah resmi terdaftar sebagai Hak Cipta,” terangnya.
Saat ini Warga Binaan yang mengikuti kegiatan membatik berjumlah 23 Warga Binaan yang terdiri dari 20 Warga Binaan wanita dan 3 Warga Binaan pria.
“Warga Binaan wanita fokus pada kegiatan mencanting, sedangkan Warga Binaan pria pada desain dan mewarnai,” pungkasnya.
Pewarta : Boby Try S.H / Wirdha Aditia