DELAPAN BELAS SIFAT KEPEMIMPINAN JAMAN MAHA PATIH GAJAH MADA
Dokumen : KP Norman Hadinegoro.SE.MM
Jakarta – jurnalpolisi.id
Menurut Catatan Dokumen Kp Norman Hadinegoro SE.MM Bahwa ada 18 Sifat Kepemimpinan Jaman Maha Patih Gajah Mada diantaranya:
- Wijaya
Seorang pemimpin harus mempunyai jiwa yang tenang, sabar dan bijaksana serta tidak lekas panik dalam menghadapi berbagai macam persoalan, karena hanya dengan jiwa yang tenang masalah akan dapat dipecahkan. - Mantriwira
Seorang pemimpin harus berani membela dan menengakkan kebenaran dan keadilan, tanpa terpengaruh tekanan dari pihak manapun - Natangguan
Seorang pemimpin harus mendapat kepercayaan dari masyarakat dan berusaha menjaga kepercayaan yang diberikan tersebut, sebagai tanggungjawab dan kehormatan. - Satya Bakti Prabu
Seorang pemimpin harus memiliki loyalitas kepada kepentingan yang lebih tiggi dan bertindak dengan penuh kesetiaan demi nusa dan bangsa. - Wagmiwak
Seorang pemimpin harus mempunyai kemampuan mengutarakan pendapatnya, pandai berbicara dengan tutur kata yang tertib dan sopan, serta mampu menggugah semangat masyarakatnya. - Wicaksaneng Naya
Seorang pemimpin harus pandai berdiplomasi dan pandai mengatur strategi dan siasat. - Sarjawa Upasama
Seorang pemimpin harus rendah hari, tidak boleh sombong, congkak mentang-mentang menjadi pemimpin dan tidak sok berkuasa. - Dirosaha
Seorang pemimpin harus rajin dan tekun bekerja, pemimpin harus memusatkan rasa, cipta, karsa dan karyanya untuk mengabdi kepada kepentingan umum. - Tan Satresna
Seorang pemimpin tidak boleh memihak dan pilih kasih terhadap salah satu golongan atau memihak saudaranya, tetapi harus mampu mengatasai segala paham golongan. Sehingga dengan demikian akan mampu mempersatukan seluruh potensi masyarakatnya untuk menyukseskan cita-cita bersama. - Masihi Samasta Buwana
Seorang pemimpin harus mencintai alam semesta dengan melestarikan lingkungan hidup sebagai karunia dari Tuhan dan mengelola sumber daya alam dengan sebaik-baiknya demi kesejahteraan rakyat. - Sih Samasta Buwana
Seorang pemimpin harus dicintai oleh segenap lapisan masyarakat dan sebaliknya pemimpin harus mencintai rakyatnya. - Negara Gineng Pratijna
Seorang pemimpin senantiasa mengutamakan kepentingan negara dari pada kepentingan pribadi ataupun golongan, maupun keluarganya. - Dibyacita
Seorang pemimpin harus lapang dada dan bersedia menerima pendapat orang lain atau bawahannya (akomodatif dan inspiratif). - Sumantri
Seorang pemimpin harus tegas, jujur, bersih dan berwibawa. - Nayaken Musuh
Seorang pemimpin harus dapat menguasai musuh-musuhnya, baik yang datang dari dalam maupun dari luar, termasuk juga yang ada di dalam dirinya sendiri (nafsunya/sadripu). - Ambek Parama Art
Seorang pemimpin harus pandai menentukan prioritas atau mengutamakan hal-hal yang lebih penting bagi kesejahteraan dan kepentingan umum. - Waspada Purwa Arta
Seorang pemimpin harus selalu waspada dan mau melakukan mawas diri (instropkesi) untuk melakukan perbaikan. - Prasaja
Seorang pemimpin harus berpola hidup sederhana (Aparigraha), tidak berfoya-foya atau serba gemerlap.
Selain itu, Gajah Mada juga mengamalkan ajaran dari Prabu Arjuna Sasrabahu dalam pewayangan, yang merumuskan ilmu kepemimpinan yang dikenal dengan Panca Titi Darmaning
Prabu atau lima kewajiban sang pemimpin. Yaitu - Handayani Hanyakra Purana
Seorang pemimpin senantiasa memberikan dorongan, motivasi dan kesempatan bagi para generasi mudanya atau anggotanya untuk melangkah ke depan tanpa ragu-ragu. - Madya Hanyakrabawa
Seorang pemimpin di tengah-tengah masyarakatnya senantiasa berkonsolidasi memberikan bimbingan dan mengambil keputusan dengan musyawarah dan mufakat yang mengutamakan kepentingan rakyat. - Ngarsa Hanyakrabawa
Seorang pemimpin sebagai seorang yang terdepan dan terpandang senantiasa memberikan panutan-panutan yang baik sehingga dapat dijadikan suri tauladan bagi masyarakatnya. - Nir bala Wikara
Seorang pemimpin tidaklah selalu menggunakan kekuatan atau kekuasaan di dalam mengalahkan musuh-musuh atau saingan politiknya. Namun berusaha menggunakan pendekatan pikiran dan lobi, sehingga dapat menyadarkan dan disegani pesaing-pesaingnya. - Ngarsa Dana Upaya
Seorang pemimpin sebagai seorang kesatria harus senantiasa berada didepan dalam mengorbankan tenaga, waktu, materi, pikiran, bahkan jiwanya untuk kesejahteraan dan kelangsungan hidup masyarakatnya.
Terdapat pula beberapa kriteria yang harus dimiliki dalam kepemimpinan, sehingga semakin menunjang keberhasilan dari seorang pemimpin maupun mereka yang dipimpin. Diantaranya sebagai berikut: - Abikamika
Pemimpin harus tampil simpatik, berorientasi kebawah dan mengutamakan kepentingan rakyat banyak dari pada kepentingan pribadi atau golongan. - Prajna
Pemimpin harus bersikap arif dan bijaksana, menguasai agama, ilmu pengetahuan dan teknologi, serta dapat dijadikan panutan bagi rakyatnya. - Usaha
Pemimpin harus proaktif, berinisiatif, kreatif dan inovatif (pelopor pembaharuan) serta rela mengabdi tanpa pamrih untuk kesejahteraan rakyatnya. - Atma Sampal
Pemimpin harus mempunyai kepribadian: berintegritas tinggi, moral yang luhur serta obyetif dan mempunyai wawasan yang jauh ke masa depan demi kemajuan bangsanya. - Sakya Samanta
Pemimpin sebagai fungsi kontrol harus mampu mengawasi bawahan (efektif, efisien dan ekonomis) dan berani menindak secara adil bagi yang bersalah tanpa pilih kasih (tegas). - Aksudra Pari Sakta
Pemimpin harus akomodatif, mampu memadukan perbedaan dengan jalan permusyawaratan dan pandai berdiplomasi, menyerap aspirasi dari bawahan dan rakyatnya.
Memperhatikan apa yang pernah diterapkan oleh Mahapatih Gajah Mada, maka menjadi jelaslah bahwa kepemimpinan itu sangatlah penting. Namun lebih penting lagi tentang bagaimana memenuhi syarat untuk menjadi pemimpin yang baik dan menjadi seorang yang dipimpin secara benar. Gajah Mada memiliki strategi dan kemampuan yang sangat baik, sebab ia pun sadar bahwa untuk suksesnya pencapaian tujuan dari suatu perkumpulan, maka sangat tergantung dari proses kerjasama dan rasa saling membutuhkan diantara anggota dan pemimpinnya.
Jadi, untuk menjadi sebuah bangsa yang besar dan berwibawa, maka baiklah kita mengambil pelajaran dari semua yang telah dijabarkan oleh nenek moyang kita itu. Dari setiap prinsipnya, tidak satupun yang bertentangan dengan nilai-nilai kebaikan dan kebenaran. Semuanya sangat relevan dengan kehidupan kita sekarang. Bahkan patut diterapkan sebagai tolak ukur keberhasilan.