Polda Jateng Gelar Operasi Zebra Candi 2023. Ini Sembilan Sasaran Prioritasnya

SEMARANG -jurnalpolisi.id

Operasi Zebra Candi 2023 resmi diberlakukan. Kegiatan operasi yang berskala nasional ini berlangsung dua minggu, dimulai tanggal 4 hingga 17 September 2023 mendatang. Di Jateng kegiatan ini melibatkan sekitar 2800 personel Polri didukung sejumlah stake holder terkait

Direktur Lalu Lintas Polda Jateng, Kombes Pol Agus Suryo Nugroho saat memimpin gelar pasukan operasi Zebra Candi 2023 menuturkan, operasi ini dilaksanakan sebagai upaya untuk menurunkan angka pelanggaran serta fatalitas kecelakaan di jalan raya

“Juga untuk meningkatkan kesadaran dan disiplin masyarakat dalam berlalu lintas,” kata Dirlantas, Senin (4/9/2023)

Ditambahkannya, operasi zebra candi akan dilakukan dengan beberapa metode antara lain sosialisasi, edukasi, teguran hingga penegakan hukum terhadap pelanggar lalu lintas.

“Penegakan hukum dilakukan secara humanis, diprioritaskan dengan menggunakan ETLE. Namun demikian tilang manual tetap diberlakukan untuk pelanggaran tertentu,” ujarnya

Jajaran lalu lintas Jawa Tengah, ungkap Dirlantas, mempunyai ratusan kamera ETLE antara lain ETLE statis berjumlah 42 kamera dan ETLE handheld berjumlah 820 kamera.

“Kita juga mengoperasikan ETLE drone yang akan kita gunakan dalam operasi ini,” imbuhnya

Terkait sasaran operasi zebra candi 2023, Dirlantas menyebut ada sembilan pelanggaran prioritas, antara lain pengendara menggunakan ponsel saat berkendara, pengemudi di bawah umur, sepeda motor berboncengan lebih dari satu orang (cenglu = boceng telu / berboncengan tiga), pengendara motor tanpa helm SNI dan pengemudi mobil tidak mengenakan sabuk pengaman, pengendara dan pengemudi kendaraan dalam pengaruh alkohol, pengendara melawan arus, dan melebihi batas kecepatan.

” Termasuk juga dalam hal ini, balap liar,” tandasnya

Terkait fenomena balap liar ini, Dirlantas mengaku telah menyusun strategi untuk mengantisipasinya.

Disebutnya, jajaran polisi lalu lintas Jateng telah melakukan patroli dan penempatan petugas pada jam dan lokasi tertentu yang didasarkan pada pengamatan dan anatomi kamtibmas.

“Jika analisa anatomi kegiatan balap liar itu dilakukan malam hari, maka kita kegiatan patroli pada malam hari. Selain itu, juga dilakukan antisipasi melalui pemantauan CCTV,” pungkas Dirlantas.

( Arif JPN )

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *