PD IAI Sumbar Launching Kampung ASK ME DAGUSIBU di Bukittinggi

Bukittinggi – jurnalpolisi.id

Pengurus Daerah Ikatan Apoteker Indonesia (PD IAI) Provinsi Sumatera Barat melaksanakan Launching Kampung Binaan Apoteker Sahabat Keluarga Melayani Edukasi dan program Dapatkan.

Gunakan, Simpan, Buang yang dikenal dengan Kampung (ASK ME DAGUSIBU) dalam rangka memperingati World Pharmacist Day di Istana Bung Hatta, Kota Bukittinggi.

Launching Kampung Binaan ASK ME DAGUSIBU terlaksana setelah masing-masing Pengurus Cabang (PC) IAI melakukan pre dan post survei dan membentuk Kampung ASK ME DAGUSIBU di setiap Kabupaten/Kota Provinsi Sumbar.

Hadir dalam acara tersebut diantaranya Gubernur Sumbar yang diwakili Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Provinsi Sumatera Barat (Kadis PMD Sumbar).

Amasrul, Wakil Walikota Bukittinggi Marfendi, Kadis Kesehatan Bukittinggi Linda Faroza, Anggota DPRD Bukittinggi Zulhamdi Chandra dan Erdison Nimli.

Selain itu hadir juga Ketua PD IAI Sumbar Dedy Almasdy, Ketua PC IAI Bukittinggi Nurasiah Wahid, Ketua Tim Survey Kampung Ask Me Dagusibu Banto Laweh Widyastuti.

Ketua Pelaksana Kegiatan Survey Pembentukan Kampung Ask Me Dagusibu Banto Laweh Santi Youlanda, dan seluruh perwakilan Pengurus Cabang IAI Se-Sumbar.

Menurut Ketua PD IAI Sumbar Dedy Almasdy, kegiatan ini sesuai dengan arahan dan program Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia (PP IAI) untuk melakukan Gerakan Keluarga Sadar Obat (GKSO).

di setiap Kabupaten/Kota di Indonesia, serta membentuk Kampung Apoteker Sahabat Keluarga Melayani Edukasi dan program Dapatkan, Gunakan, Simpan, Buang yang dikenal dengan Kampung ASK ME DAGUSIBU.

“Selain profesi apoteker menguasai pengetahuan dan pembekalan tentang obat tetapi lebih luas lagi profesi apoteker juga bisa berperan secara promotif, preventif dan kuratif,” ucapnya.

Dalam dunia kesehatan dikenal istilah promotif, preventif dan kuratif. Arti sederhana dari istilah promotif adalah peningkatan, preventif berarti pencegahan, kuratif berarti penyembuhan.

Lanjut Dedy, bagaimana apoteker bisa memaksimalkan perannya di tengah masyarakat untuk mencegah dan meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat.

Saat acara yang sama, Kepala PMD Sumbar Amasrul, mengapresiasi kegiatan yang dilakukan PD IAI Sumbar yang dilaksanakan serentak di seluruh Indonesia.

“Secara umum Kampung ASK ME DAGUSIBU berguna untuk mengetahui tingkat pemahaman masyarakat tentang cara mendapatkan, menggunakan, menyimpan serta membuang berbagai jenis obat-obatan,” kata Amasrul.

Kita berharap, tambah Amasrul, seperti yang disampaikan Ketua PD IAI Sumbar bahwa sudah ada 20 Kampung ASK ME DAGUSIBU tetapi kalau bisa Kampung ASK ME DAGUSIBU ini juga ada di 1265 Kelurahan/Desa di Provinsi Sumbar.

Selain itu, Wakil Walikota Bukittinggi Marfendi mengatakan baru tau ada Kampung Binaan Apoteker. Dirinya berpikir selama ini apoteker berada di belakang saja ternyata apoteker memiliki peran di tengah masyarakat untuk memberikan penyuluhan tentang obat.

“Sebelumnya para Apoteker Bukittinggi bersama Ibu-Ibu Kader Posyandu, Bundo Kanduang, dan Pengurus RT/RW telah membuat Kampung ASK ME DAGUSIBU di Banto laweh, Kelurahan Kayu Kubu,” kata Wakil Walikota Bukittinggi.

“Kita lihat-lah 1 tahun kedepannya apakah masyarakat Banto Laweh banyak yang paham dan sehat setelah para apoteker Bukittinggi membentuk Kampung ASK ME DAGUSIBU di Kelurahan Kayu Kubu, hahaha…,” seloroh Marfendi.

Ketua PC IAI Bukittinggi Nurasiah Wahid menambahkan acara ini adalah puncak rangkaian kegiatan Kampung ASK ME DAGUSIBU setelah sebelumnya tanggal 20 Agustus kita melakukan pre survei dan tanggal 10 September 2023 post survei pada di RW 01 Banto Laweh di Kelurahan Kayu Kubu.

“Kebetulan PC IAI Bukittinggi ditunjuk untuk melaksanakan Launching Kampung ASK ME DAGUSIBU Se-Sumbar di Gedung Triarga Bung Hatta,” ujarnya.

Dalam 2 minggu terakhir kami, lanjut Nurasiah, bahwa telah melakukan post survey atau survey evaluasi terkait hasil survey. Sehingga didapatkan hasil survei dari 120 Kepala Keluarga di Kayu Kubu, bahwa secara umum terjadi peningkatan pengetahuan, perubahan perilaku dalam  mendapatkan, menggunakan, menyimpan obat.

“Harapan kami dari apoteker bisa membentuk Kampung ASK ME DAGUSIBU baru di kelurahan lain dengan bekerja dengan Pemerintah kota Bukittinggi,” tutup Nurasiah. (Syafrianto)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *