Upacara Mamukur Maligya Di Geria Babut Desa Nyitdah

Tabanan, jurnalpolisi.id

Senin 21 Agustus 2023 Upacara Mamukur dilaksanakan oleh umat Hindu di Bali merupakan upacara rangkaian setelah upacara pengabenan. Upacara ini bertujuan untuk mensucikan roh jiwatman/atma daripada yang telah diupacarai dengan upacara ngaben sebelumnya.

Demikian pula penjelasan yang disampaikan oleh Drs I Gede Ketut Bagus Astawa dari Geria Babut Desa Nyitdah, Kecamatan Kediri kabupaten Tabanan, saat pelaksanaan rangkaian upacara Mamukur yang berlangsung pada hari Minggu tanggal 20 sampai dengan 21 Agustus 2023. “Kami melaksanakan upacara mamukur ini setelah 42 hari atau 1 bulan 7 hari kalender Bali setelah upacara pengabenan pada tanggal 9 Juli lalu. Upacara mamukur ini diikuti oleh 105 Puspa lingga (peserta). Dengan tingkatkan Yadnya Mamukur Maligya, utamaning utama dan dipuput oleh Ida RSI bujangga Pawitra Geria Batan Poh Nyitdah”. Ujar Drs I Gede Ketut Bagus Astawa selaku pengajeg dan pengenter Karya.

Dijelaskan pula bahwa “dalam pelaksanaan karya / upacara mamukur Maligya ini, dilaksanakan beberapa kegiatan seperti mendak siwi/mencari daun beringin, ngebejiang, Ngeliwet ,purwa daksina, (ngider) Meprelina, Ngeseng Puspa dilanjutkan dengan membuang abu Puspa lingga yang telah dimasukkan kedalam bungkak kelapa (klungah) gading ke segara/laut, Senin 21/8/2023 pagi. Dan pada hari Rabu tanggal 23 Agustus 2023 akan dilaksanakan upacara nebusin di segara/laut dengan tujuan memanggil kembali roh/atau Atma yang telah disucikan untuk dibawa ketempat peyadnyan dan selanjutnya akan dilaksanakan upacara me ajar-ajar ke Pura Ulundanu Beratan – Bedugul dan Pura Bujangga Waisnanwa yang berlokasi di Desa Jatiluwih, Kecamatan Penebel Kabupaten Tabanan. Setelah selesai me ajar-ajar dilanjutkan dengan nangkilang di Pura Tri khayangan serta mepamit Merajan Geria Babut Nyitdah, Setelah me ajar-ajar, dilanjutkan upacara di rumah masing masing dengan ngelinggihang Puspa lingga di sanggah/merajan kemulan dan telah menyatu dengan para leluhur”. Jelas Drs I Gede Ketut Bagus Astawa yang juga sebagai tokoh agama ini.

“Dalam kesempatan ini kami juga menyampaikan ucapan terimakasih kepada Kerama Adat Desa Nyitdah, Kerama Adat Banjar Sengguan, seluruh Semeton maupun warga masyarakat lainnya atas dukungan dari pelaksanaan upacara ngaben, mepandes, mepetik dan mamukur yang telah berlangsung dengan lancar”. Tutup Drs I Gede Ketut Bagus Astawa (Senin 21/8/2023).

Basuni Jpn

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *