Askep Perkebunan Sawit PELITA Interpensi Karena Diberitakan
Labuhanbatu Selatan, jurnalpolisi.id
Berawal dilansir dari informasi masyarakat, Kebun sawit pelita diduga berubah nama menjadi kebun pesantren AR-RASYID Pinang awan seluas lebih kurang 250 hektar, beralamat di Dusun Simpang Halaman, Desa Aek batu, Kecamatan Torgamba, Kabupaten Labuhanbatu Selatan, Provinsi sumatera utara.
Pantauan awak media , terbentang luas ditanami tanaman Kelapa Sawit ditambah rumah bentuk barak sebagian bahannya terbuat dari kayu beratap seng, kemudian disebut salah satu unit bangunan itulah Kantor Perkebunan Arrasyid tanpa papan plank Perkebunan Arrasyid.
Pada hari selasa (1/8/2023) tim awak media mencoba mengkonfirmasi Abdul Gojali Nasution (Askep perkebunan), Untuk mengetahui legalitas perkebunan yang dimaksud tersebut diatas, melalui telepon via WhatsApp Askep Perkebunan tersebut menjelaskan kepada awak media,
“Surat yang ditujukan dari LSM TAWON sudah sampai ke tangan saya, kemudian hasil video yang bapak ambil dilapangan sudah saya saksikan, terus sumber yang bapak tayangkan vidio itu dapat darimana.??
kalau sumber dari LSM TAWON tetapi objek sumber itu kita, bapak tau tidak aturannya kalau bapak mencari data seharusnya bapak harus objektif mana sumbernya, bapak harus konfirmasi dengan yang berwewenang tentang sumber itu, menurut etika jurnalistik apakah itu sudah benar menurut bapak,?? ” jawabnya, dengan nada bertanya.
” Lanjutnya, urusan surat LSM TAWON nanti itu urusan saya dengan LSM TAWON untuk memberikan jawaban seperti apa menurut kita baik”, jelas Abdul gojali nasution.
Belum lama ini telah diberitakan, dan dikabarkan Ketua umum M. Darma Nababan didampingi oleh sekretaris jenderal DPP – LSM TAWON (Lembaga Swadaya Masyarakat Taat Wong Nusantara) Ramses sihombing langsung turun kelokasi perkebunan pada hari Rabu (26/7/2023).
M. Darma Nababan mengatakan, “kita sudah investigasi dan konfirmasi, diduga sebelumnya perkebunan tersebut dari areal hutan menjadi tanaman kelapa sawit dan dikuasai/usahai hampir 40 tahun lamanya, ” sebut Ketua LSM TAWON tersebut kepada awak media.
” DPP – LSM TAWON sebagai sosial kontrol dan pemerhati kebijakan pemerintah, BUMN, BUMD dan swasta akan menyurati secara tertulis perkebunan PELITA untuk meminta jawaban klarifikasi juga menembuskan ke instansi terkait dengan Aparat Penegak Hukum (APH) di negara kita ini, tentang IUP (Izin Usaha Perkebunan dan atau HGU (Hak Guna Usaha) perkebunan,” tambah M. Darma Nababan menjelaskan kepada awak media.
Dilokasi mengaku sebagai asisten perkebunan AR-RASYID yaitu Rusmaidi umur (48) tahun, saat dikonfirmasi wartawan menjelaskan, “Dulu perkebunan ini disebut kebun PELITA, sekarang berubah menjadi perkebunan pesantren AR-RASYID pinang awan. Diperkebunan ini ada pimpinan saya askep namanya Abdul Gojali Nasution, dia sebagai askep pak,” kata Rusmaidi.
Tambahnya, ” kalau perkebunan ini pemiliknya ada 4 orang, termasuk bapak Andri Nasution warga medan. Kemudian karyawan atau pekerja tetap disini sebanyak 8 orang ditambah BHL (Buruh Harian Lepas) sekitar 25 orang. Kalau rumah karyawan ada 11 unit, produksinya lebih kurang 15 ton/hari, setau saya pajak kebun ini dibayar pak dan tentang ijin saya tidak tau karena saya baru 2 tahun bekerja di kebun ini,” jelas Rusmaidi.
Begitu juga ditempat yang sama mengaku salah satu pekerja BHL bernama Basri umur (55) tahun warga pasar 12 saat dikonfirmasi mengatakan, “kami bekerja disini pak, mengisi polybag di pembibitan, sekalian menjaga kantor ini dan kami baru 4 tahun bekerja disini, kalau tentang perkebunan ini kami tidak tau, tanyakan saja sama pak asisten nya, ” sebut Basri.
Awak media yang bekerja dilindungi UU No. 40 tahun 1999 tentang Pers dan UU No.14 tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik, mengherankan Sikap Askep Perkebunan tersebut yang menyatakan, ” bapak tau tidak aturannya kalau bapak mencari data seharusnya bapak harus objektif mana sumbernya, bapak harus konfirmasi dengan yang berwewenang tentang sumber itu, menurut etika jurnalistik apakah itu sudah benar menurut bapak,??,” seperti mencoba meintervensi atas pemberitaan sebelumnya
Sebelumnya awak media mengambil sumber dari hasil investigasi dan konfirmasi DPP LSM TAWON di Perkebunan Arrasyid atau disebut-sebut dahulu Perkebunan Pelita, dan juga bersumber dari keterangan Asisten Perkebunan Arrasyid yang bernama Rusmaidi di teras Kantor Perkebunan Arrasyid.
Sampai berita ini ditayangkan, terkait legalitas Perkebunan Arryasid atau sebelum nya bernama Pelita belum dapat diperoleh awak media kejelasannya.
Wartawaty JPN
Eka hombing