WARGA KELUHKAN TAGIHAN GAS RUMAH TANGGA HINGGA 15 JUTA, DPC GNPK-RI PRABUMULIH DATANGI PT. AWS DAN PETRO PRABU

Prabumulih – jurnalpolisi.id

Kota Prabumulih merupakan salah satu kota yg terletak di wilayah provinsi Sumatera Selatan yg telah mengukuhkan diri sebagai kota gas (city gas) terbesar di Indonesia, dimana pembangunan infrastruktur jaringan gas (jargas) merupakan upaya pemerintah demi meningkatkan pelayanan umum dalam penyediaan energy yg “murah” dan “terjangkau” bagi masyarakat. Pemerintah meminta kepada pihak PT. Pertamina dan PT. Pertagas Niaga untuk mengoprasionalkan dan mengembangkan jaringan gas (jargas) yg ada dengan mengedepankan “kaidah keselamatan dan keteknikan”,.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 6 tahun 2019 tentang Penyediaan dan Pendistribusian dari Gas Bumi Melalui Jaringan Transmisi dan/atau Distribusi Gas Bumi untuk Rumah Tangga dan Pelanggan Kecil, disebutkan bahwa tujuan dari program pembangunan jargas tersebut yaitu untuk memberikan akses energy kepada masyarakat, memberikan dampak positif bagi masyarakat melalui “penghematan biaya bahan bakar”,.

juga untuk mewujudkan ekonomi masyarakat mandiri dan ramah lingkungan serta “mengurangi beban subsidi BBM dan/atau LPG pada sektor rumah tangga,.
Dengan adanya pembangunan Jargas di kota Prabumulih pemerintah berharap dapat membantu masyarakat lebih berhemat dalam hal pemakaian tabung gas.
Sangat disayangkan permasalah gas alam masih banyak warga sangat kecewa bahkan merasa dirugikan, salah satunya warga kelurahan Muntang Tapus Kecamatan Prabumulih Barat, Kota prabumulih Pak Ruslan, bea tagihan mencapai Rp.15 Juta tentu sangat membani keluarganya.

“Tagihan yang biasanya berkisar Rp.100.000an tapi suatu ketika mau bayar berikutnya bea tagihannya mencapai Rp.1,3 Juta, kami pernah melaporkan hal ini ke kantor Petro Prabu dan petugas dating kerumah untuk mengecek, petugas mengatakan jika ada kebocoran di jaringan gas tersebut” semenjak kejadian itu Ruslan tidak membayar tagihan bulanan, bahkan ada petugas yang menyuruh Pak Ruslan untuk pakai saja, nanti ada solusinya tentang pembayaran tersebut, berharap mendapat solusi, malah terakhir dia mendapati tagihan pemakaian gas-nya mencapai 15 juta rupiah.. ( imbuh Ruslan). Kamis 20/07/2023

Hal yang sama Bukan hanya pak Ruslan yang mengalami hal itu. Heppy Juanda warga Jalan Anggrek, Dusun Prabumulih pun mengeluhkan mahalnya tagihan gas di rumahnya.
“Tagihan gas kami melonjak sampai 4 juta perbulan, terus terang kami tidak sanggup membayarnya. Mereka (pihak jargas, red) memberikan solusi agar membayar dengan cara mencicil 50 ribu perbulan ditambah dengan pemakaian gas setiap bulannya,” ucap lelaki paruh baya ini sembari mengatakan bahwa dirinya tidak akan sanggup membayarnya.

“Biso berapo taun pak mangko abes kalu tiap bulan 50 ribu dak sanggup kami pak. Sedangkan kalau dibandingkan dengan pemakaian gas galon kami pakai cuma sekitar 3 galon perbulan,” tandasnya.

Dengan adanya keluhan masyarakat tersebut DPC GNPK-RI Prabumulih ketua DPC, Frenky Adi Guna didampingi Sekretaris Cabang Fandri Heri Kusuma, mengatakan pihaknya pernah mendatangi kantor Petro Prabu dan PT AWS untuk meminta penjelasan atas beberapa keluhan warga.

“Kami sudah mendatangi PT Petro Prabu untuk mengkonfirmasi aduan warga terkait sistem pembayaran dan juga lonjakan nominal tagihan. Namun, menurut mereka semua hal menyangkut kegiatan jargas sudah diambil alih oleh PT AWS terhitung mulai bulan Februari 2023,” ungkap Frenky.

Masih kata Frenky, Lalu kami mendatangi kantor AWS untuk mempertanyakan beberapa poin dari aduan masyarakat selain terjadinya pembengkakan tagihan.

“Selain dari masalah tagihan juga soal lambannya penanganan aduan masyarakat seperti adanya kebocoran. Saat kami sampaikan hal itu, mereka mengatakan tidak menerima aduan tersebut. Lalu pada lain kesempatan kami datang lagi dengan membawa bukti keluhan masyarakat dan mereka pun berjanji akan memperbaiki.

Namun, setelah ditunggu-tunggu, tidak ada aksi dari pihak jargas terhitung sampai lebih kurang satu bulan baru mereka memperbaiki kebocoran pipa warga yang ada di depan SMAN 1,” tambahnya lagi.

Selanjutnya Frenky menambahkan bahwa pihaknya telah berkirim surat ke PT AWS atas beberapa poin keluhan warga yang mereka dapat. Namun sampai berita ini diturunkan belum ada balasan dari pihak Jargas.

Saat kami mengkonfirmasi hal ini ke pimpinan PT AWS, Mustakim yang didampingi Willy salah satu petugas Maintenance menjelaskan, bahwa pihaknya hanya mencetak slip tagihan sedangkan yang menagih itu adalah Perusahaan Pertagas Niaga (PTGN). Jumat 21/7/2023.
“Kami tidak mungkin melakukan kegiatan penagihan kepada konsumen, kami hanya mencetak slip tagihan sedangkan untuk penagihan sendiri dilakukan oleh PT GN, SOP-nya seperti itu,” Imbuhnya

Ketika ditanya perihal lonjakan harga tagihan yang tidak normal, Mustakim menjawab bahwa yang lebih paham tentang Jargas di Prabumulih ini bukan PT AWS karena pihaknya baru bergabung terhitung mulai tanggal 19 Februari 2023.

Selanjutnya Mustakim menyerahkan kepada Willy yang pernah bekerja di Petro Prabu untuk menjelaskannya.

Willy mengatakan bahwa mereka akan berkoordinasi dengan PT GN perihal lonjakan harga tagihan yang dimaksud.

“Untuk masalah itu nanti dibicarakan dulu dengan pihak PT GN karena AWS ini hanya menjalankan jobdesk dari PT GN. Karena jika ada konsumen yang begini akan ditampung itu sudah kami bahas juga,” ujar Willy.

Selanjutnya Mustakim mengatakan akan berusaha semaksimal mungkin untuk memperbaiki sistem dan manajemen yang mungkin kurang baik kedepannya.

“Ya kami akan berusaha sebaik mungkin untuk di prabu ini, dari info pihak media dan dukungan masyarakat jika ada kebocoran yang mungkin bisa diatasi oleh AWS maka pihaknya akan menindaklanjuti secepatnya,” tandas Mustakim.
Terkait permintaan warga untuk pemutihan, pihaknya tidak berani memberi keputusan, karena PT GN lah yang berhak memutuskan hal itu.

(Hadi Yansyah)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *